Pembebasan Tax Pajak Jadi Jaminan

Hudiyono

Jika DUDI bermitra dengan SMK
Dindik Jatim, Bhirawa
Sinergitas SMK dan Industri sangat dibutuhkan dalam peningkatkan tenaga terampil dan siap pakai. Dalam hal ini pemerintah pun menunjukkan keseriusannya dalam menggarap hal itu melalui terbitnya peraturan pemerintah (PP) nomor 45 tahun 2019 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 94 tahun 2010 tentang penghitungan penghasilan kena pajak dan pelunasan pajak penghasilan dalam tahun berjalan.
Plt Kepala Dindik Jatim, Hudiyono menuturkan, kerjasama yang dibangun, tentunya akan memberikan angin segar bagi kedua pihak. Baik Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) maupun SMK.
Bagi industi yang bermitra dengan sekolah dan memberikan tempat pelatihan magang bagi siswa SMK akan diberikan pembebasan tax pajak. Sesuai ketentuan, pasal 29B PP tersebut menyebutkan bahwa wajib pajak badan dalam negeri yang menyelenggarakan kegiatan praktik kerja, pemagangan, dan/atau pembelajaran dalam rangka pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia berbasis kompetensi tertentu dapat diberikan pengurangan penghasilan bruto paling tinggi 200 persen. Pengurangan itu dihitung dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan praktik kerja, pemagangan, ataupun pembelajaran.
“Bagi industri yang memberikan tempat pelatihan magang, dan sebagainya akan ada pengurangan atau insentif pajak,”ungkap Hudiono, Minggu (28/7).
Menurutnya, sebagai peluang bagus dalam pendidikan. Bahwa biaya pendidikan tidak lagi dibebankan masyarakat saja. Melainkan pihak industri juga turut berkontribusi dalam pendidikan. Mengingat, SMK sendiri merupakan miniature industri. Di Jatim sendiri, akan ada tiga SMK yang menjadi pilot project untuk sinergi tersebut, yakni, SMKN 4 Malang, SMKN 11 Malang, dan SMKN 5 Bojonegoro.
Masing-masing dengan kompetensi keahlian di bidang ekonomi digital, animasi, rekayasa perangkat lunak, dan teknik pengeboran minyak dan gas. “Untuk tahap awal sekolah-sekolah itu, nanti akan dikembangkan lebih luas lagi,”
Dan ini, sambung dia, akan dikembangkan dalam lingkup yang lebih besar. Saat ini sudah masuk di tahap pelatihan kurikulum. Usai MoU (Memorandum of Understanding) dan pelaksanaan berjalan bagus, pihaknya akan meminta agar sasaran (SMK,red) lebih di perlebar.
“Ini semacam penguatan, karena DUDI sudah bersinergi dengan sekolah. Penguatan di sisi manajemen, pembiayaan hingga SDM (sumber daya manusia) ini akan jadi fokus kerjasama,”imbunya.
Bahkan, pemanfaatan tenaga-tenaga ahli (silver expert) yang memasuki masa pensiun akan membantu sebagai guru pendamping di SMK atau SMA sebagai konsultan atau pelatih. Sehingga diharapkan ada imbas keilmuan dan ketrampilan pada guru-guru SMK dan SMA yang dapat untuk mempercepat terwujudnya tenaga ahli menengah yang professional.
Pria yang juga Kepala Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial Pemprov Jatim itu mengatakan, sinergi tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan dan koordinasi antara kementerian koordinator bidang perekonomian dengan kepala dinas pendidikan dari sembilan provinsi pada Kamis (25/7). Yakni, sepakat untuk membuat perjanjian kerjasama atau MoU DUDI dengan SMK. Total ada 17 SMK negeri di Indonesia yang akan menjadi pilot project. “Agustus nanti, Menko Ekuin mengundang Ibu Gubernur untuk MoU,” katanya.
Untuk memperluas pilot projek tersebut, dikatakan Hudiyono jika pihaknya akan membentuk komite vokasional di tingkat provinsi. “Sudah ada janji dan realisasi. Tinggal kita tunggu surat dari Kementerian,”sambungnya.
Dinas Pendidikan Jatim, ujar dia, juga akan melibatkan SMA dengan program double track yang sudah berjalan di Jatim. [ina]

Rate this article!
Tags: