Pemerintah Kota Probolinggo bersama TNI-Polri Bahas New Normal

Draft SOP dan perwali new normal kota Probolinggo mulai dibahas.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Pemerintah Kota Probolinggo bersama jajaran TNI-Polri, Kejaksaan dan Pengadilan Negeri (PN) serta stakeholder terkait menggelar rapat membahas draft SOP (Standar Operasional Prosedur) dan draft Peraturan Wali Kota (Perwali) new normal, Jumat (3/7), di Puri Manggala Bhakti.

Dalam rapat menyusun regulasi yang dipimpin Wawali Mochammad Soufis Subri itu, Pemkot Probolinggo mengajak stakeholder yang ada di Kota Probolinggo agar bisa mewarnai dan mengawal kebijakan new normal.

“Sepenuhnya tidak serta merta menjadi domain Pemerintah Kota Probolinggo. Rapat tadi berlangsung cukup dinamis dan sangat hidup karena jajaran samping banyak memberikan masukan,” kata wawali.

Rapat awal ini disepakati akan dilanjutkan dengan rapat berikutnya yang lebih detail. Draft yang dirumuskan masih akan dipelajari untuk kemudian dikoreksi bersama. Dengan penyusunan draft regulasi new normal, pemerintah ingin menyegerakan berbagai kegiatan kesehatan, pendidikan, ekonomi dan sebagainya di tengah pandemi Covid 19.

Poin penting penyusunan draft ini akan ditindaklanjuti dengan tim asistensi yang memberikan pembinaan, pengajuan tempat-tempat yang mau mengajukan new normal hingga sanksi. Pasalnya, TNI-Polri dan kejaksaan memberikan masukan terkait kebijakan new normal di Kota Probolinggo yang lebih spesifik.
Wawali Subri menegaskan, sebelum menerapkan new normal, Pemerintah Kota Probolinggo harus menyusun regulasi mengacu pada kondisi riil di lapangan. Tahapan penyusunan ini harus dilakukan karena membutuhkan payung hukum untuk menerapkan sanksi.

“Paling tidak Kota Probolinggo sudah punya kesiapan. Parameter new normal itu Covid membaik, grafik membaik, kondisi di lapangan membaik. Harapan kami, pertengahan Juli draft perwali sudah clear semua,” tutur Subri, saat ditemui usai rapat.
Nah, ketika semua proses ini sedang dibahas oleh para pemangku kepentingan, Wawali Subri berpesan kepada masyarakat agar bersiap untuk terus mengedepankan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan Covid 19. “Yang kami siapkan tidak akan ada artinya jika masyarakat tidak aware (sadar), dalam artian disiplin,” tegasnya.
Lebih lanjut wawali Subri menuturkan, Destinasi wisata dan jasa usaha wisata di Kota Probolinggo belum sepenuhnya siap menghadapi tatanan baru atau new normal. Kondisi ini diketahui setelah tim gabungan Dispopar memverifikasi sembilan destinasi wisata. Termasuk, beberapa sampel jasa usaha wisata.
Kabid Destinasi Wisata dan Ekonomi Kreatif di Dispopar Kota Probolinggo Pramito Legowo menyebut, kesiapan destinasi wisata dan jasa usaha wisata di kota menyambut new normal sekitar 80 persen. Sementara 20 persennya belum siap. “Sebanyak 20 persen yang belum siap ini rata-rata tentang keterangan penerapan protokol kesehatan, maupun penanda tempat antrean pengunjung,” ujarnya.
Beberapa destinasi wisata, menurutnya, tingkat kesiapannya lumayan baik. Seperti BJBR sudah 90 persen, TWSL 80 persen, kolam renang TRA 75 persen. Untuk pelaku jasa usaha wisata yang selama ini tidak ditutup, tetap menerima imbauan dan masukan dari tim tentang penerapan protokol kesehatan.
“Seperti Savana Resto yang ada di Bromo Park. Sudah ada tulisan soal mengatur jarak, tapi tidak ada tanda untuk tempat mengantre. Sehingga, sempat ada penumpukan antrean. Dan pengelola belum sigap membubarkan kerumunannya,” tutur Pramito.
Untuk TWSL, tim menyarankan agar pemeriksaan suhu dilakukan di dekat tempat pembelian tiket dan saat akan masuk ke TWSL. Sebab, antrean juga terjadi saat pembelian tiket dilakukan.

“Rekomendasi ini kemudian disampaikan kepada Wali Kota untuk dibuat keputusan apakah tempat wisata akan dibuka atau tidak. Tim hanya membuat rekomendasi saja,” terangnya.

Tim gabungan yang dipimpin Dispopar, Senin 29/6 melakukan verifikasi kesiapan sembilan destinasi wisata dan jasa usaha wisata untuk penerapan protokol new normal. Sembilan destinasi wisata ini antara lain BJBR, TWSL, TRA, Museum Probolinggo, Museum dr Mohamad Saleh. Lalu, Gereja Merah, Kelenteng Tri Dharma Sumber Naga, Pantai Permata, dan Benteng, tambahnya.(Wap)

Tags: