Pemkab Probolinggo Sediakan Ojek Khusus Siswa di Pelosok

Tak ada angkutan siswa dan guru di daerah terpencil Tiris harus jalan kaki.

Program Pemkab Probolinggo Ringankan Siswa Miskin
Probolinggo, Bhirawa
Beban pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Probolinggo yang kurang mampu dan tinggal di pelosok bakal sedikit berkurang. Terutama mereka yang jarak antara rumah dengan sekolahnya jauh. Pasalnya tahun depan, Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo mengalokasikan anggaran ojek khusus bagi mereka.
Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Dewi Korina, Kamis (22/11) mengatakan, tahun depan (2019 red) pihaknya menyediakan anggaran khusus Ojek Pelajar di kawasan pelosok. Ojek Pelajar ini bertujuan membantu para siswa yang tidak mampu dan berada di kawasan pelosok.
“Tahun depan siswa yang tidak mampu akan mendapatkan bantuan Ojek Pelajar. Mereka setiap bersekolah akan diantarkan oleh ojek yang kami bayar sampai ke sekolah,” ujarnya.
Untuk periode pertama, menurut Dewi, ada sekitar 400 pelajar yang akan menggunakan jasa Ojek Pelajar. Ratusan pelajar ini dengan kategori tidak mampu dan berada di kawasan pelosok.
“Kenapa kami menyasar pelosok? karena di daerah pelosok itu banyak sekolah yang jauh, sehingga mereka untuk menuju kesekolah harus berjalan kaki. Jadi, untuk memudahkan anak-anak dan agar semangat belajarnya tidak terputus, program ini kami buat,” katanya.
Dewi mengatakan, tukang ojek yang akan mengantar para siswa ini tidak ditentukan oleh pihaknya. Namun, akan ditentukan oleh orang tua siswa itu sendiri. Hal ini sekaligus menjawab Pandangan Umum Fraksi Gerindra, langkah-langkah yang akan dilakukan dalam rangka pengurangan kemiskinan dan pengangguran pada tahun 2019 adalah program kelas layanan khusus dalam rangka mengurangi anak tidak sekolah di 5 (lima) kecamatan dengan tingkat kemiskinan tertinggi melalui kegiatan ojek siswa miskin SD dan SMP. Lebih lanjut dikatakannya, ada 585 guru di Kabupaten Probolinggo yang mengajar di daerah pelosok, tahun ini. Mereka mengajar di pegunungan seperti Kecamatan Krucil, Tiris, Sumber, Kuripan, Sukapura dan Lumbang, tidak sedikit pula dari guru-guru tersebut juga berjalan kaki menuju sekolah bersama-sama siswanya.
Dibandingkan tahun lalu, jumlah tersebut lebih banyak. Sebelumnya, Dinas Pendidikan (Dispendik) hanya mencatat 350 guru saja. Mereka mayoritas berasal dari dataran rendah Kabupaten Probolinggo dengan akses jauh lebih gampang.
Sebagai penghargaan dan apresiasi kepada mereka, Pemkab Probolinggo lewat Dispendik memberikan uang tansportasi per bulan Rp 100 ribu atau Rp 1,2 juta pertahun. Kebijakan ini sudah berlangsung hampir 4 tahun terkahir. “Kami ganti uang tranport mereka hanya Rp 100 ribu per bulan,” tandasnya.
Mereka yang mendapat transport kebanyakan berasal dari tingkatan SD hingga SMP. “Makanya sampai sekarang hanya SD hingga SMP yang dapat, itupun mereka bukan yang berdomisili di tempat yang mereka mengajar, tapi di luar tempat mereka mengajar,” lanjutnya
Dunia pendidikan Kabupaten Probolinggo masih punya seabrek pekerjaan rumah (PR). Salah satunya, soal kondisi kekurangan tenaga guru pegawai negeri sipil (PNS) yang mencapai 2.690 guru. Kondisi itu disebabkan, sejauh ini pemkab belum bisa melakukan rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) untuk mengisi kekosongan tersebut. Sementara itu, tiap tahun tercatat ada ratusan guru yang pensiun.
Data yang dicatat Dinas Pendidikan (Dispendik) setempat menyebutkan, tahun ini tercatat ada 145 guru yang pensiun. Itu, belum termasuk guru yang pensiun karena meninggal dunia. Kondisi jumlah guru PNS yang semakin krisis. Tiap tahunnya lebih dari seratus guru pensiun. Tahun ini yang pasti pensiun karena masa tugas sudah ada 145 guru, kebutuhan dan kekurangan guru terbanyak terjadi pada tingkat SD, ungkapnya.
Hingga tahun ini, tercatat jumlah guru tingkat SD di bawah Dispendik, ada 2.447 guru. Padahal, sesuai aturan standar pendidikan, dengan jumlah lembaga pendidikan tingkat SD di Kabupaten Probolinggo sebanyak 594 sekolah, idealnya dibutuhkan sebanyak 4.040 guru PNS.
“Kalau dihitung secara keseluruhan dari tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK, kami membutuhkan total sebanyak 2.690 guru. Itu, masih belum dikurangi jumlah guru yang pensiun tiap tahunnya,” tambahnya. [wap]

Tags: