Pemkab Probolinggo Terus Godok Pembukaan Wisata

Wisata G Bromo segera dibuka. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

Balita dan Lansia Dilarang Berwisata
Probolinggo, Bhirawa
Pembukaan destinasi wisata tahap awal di Kabupaten Probolinggo, terus dimatangkan. Meski belum ada kepastian kapan mulai dibuka, Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Budaya (Dispora Parbud) Kabupaten Probolinggo memastikan akan membatasi kuota pengunjung. Serta, melarang balita dan warga lanjut usia (lansia) untuk berwisata.

Kepala Dispora Parbud Kabupaten Probolinggo Sugeng Wiyanto, Senin 3/8/2020 mengatakan, rumusan aturan yang harus diterapkan kepada wisatawan sudah disusun. Aturan dibuat sebagai salah satu upaya mengantisipasi sebaran Covid-19 di klaster wisata.

“Tinggal menerapkan aturan di lapangan. Nantinya aturan ini akan diberlakukan secara tegas. Jika ada pelanggaran akan ada konsekuensi yang harus ditanggung,” jelasnya.

Terkait kapan rencana dibukanya destinasi wisata tahap awal, pihaknya belum memastikan. Alasannya, perkembangan pandemi korona masih naik turun dan belum menunjukkan perkembangan signifikan.

“Rencana memang bulan ini akan dibuka, namun kami masih berkoordinasi dengan Satgas. Jika Satgas sudah mengatakan boleh, kami tinggal melaksanakan,” ujarnya.

Ia menegaskan, empat destinasi wisata meliputi Puncak Seruni Point; Air Terjun Madakaripura; Pantai Bentar; dan Bermi Eco Park Bermi, sudah siap dikunjungi wisatawan pada pembukaan tahap awal. Penyesuaian terus dilakukan. Selain pengunjung wajib mematuhi protokol kesehatan, pihaknya juga membatasi pengunjung. Baik dari segi jumlah maupun usia.

“Masing-masing destinasi wisata memiliki kuota pengunjung. Ke depan saat sudah dibuka kuota pengunjung hanya 30 persen. Selain itu, balita dan lansia sementara kami larang untuk berwisata, sebab sangat rentan terpapar Covid-19,” ujar Sugeng.

Penutupan tempat wisata di Kabupaten Probolinggo selama dua bulan lebih telah mengurangi pendapatan asli daerah (PAD) bukan pajak. Sekitar Rp 400 juta potensi PAD bukan pajak raib. Meski demikian, belum bisa dipastikan kapan tempat wisata di Kabupaten Probolinggo akan dibuka. Keputusan pembukaan merupakan wewenang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo.

“Keputusan membuka tempat wisata itu kewenangan Gugus Tugas. Kami tidak ada wewenang untuk itu. Jadi, sampai sekarang kami masih belum mengetahui kapan akan dibuka,” terang Sugeng Wiyanto.

Penutupan destinasi wisata sendiri dilakukan mulai akhir Maret. Hingga kini, tempat wisata masih ditutup. Karena itu, potensi PAD dari tempat wisata pun hilang. Sugeng menjelaskan, PAD dari sektor wisata setiap bulan berkisar Rp228 juta.

Selama dua bulan, diperkirakan PAD yang dihasilkan sekitar Rp456.000.000. “Rata-rata pendapatan daerah per bulan segitu. Jadi, selama dua bulan tutup ini ya sekitar Rp 400 jutaan hilang,” ungkapnya.

Mantan Camat Tongas itu juga menuturkan, persiapan kenormalan baru yang dicanangkan WHO di sektor wisata belum sepenuhnya dibahas. Menurutnya, yang pasti nantinya akan diperketat protokol kesehatan.

Mulai dari masker, pemakaian hand sanitizer, dan juga pembatasan pengunjung. “Pembatasan pasti dan memakai masker. Jika tidak demikian, maka dipersilakan pulang,” terangnya.

Namun, hal itu belum sepenuhnya dibahas. Apalagi, pemkab masih terus fokus mengurangi penambahan positif Covid-19. “Yang pasti nanti akan dibahas. Saat ini masih belum sepenuhnya,” tandasnya.

Persetujuan SOP diteken Tantriana Sari di rumah dinas Rumah Dinas Bupati Probolinggo Jalan Ahmad Yani, Kota Probolinggo, disaksikan Plh. Kepala Bidang PTN Wilayah 1 BB TNBTS, Sarmin; Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud), Sugeng Wiyanto; dan Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian (Diskominfo) Kabupaten Probolinggo Yulius Christian.

“Saya sepakat dengan SOP kunjungan wisata alam di TNBTS, dan menjadi harapan bersama perlu adanya sinergitas yang baik dengan pelaku wisata dan masyarakat agar bisa diberlakukan secara ketat dan terukur,” kata Tantriana.

Tantriana meminta, semua elemen masyarakat ikut disiplin menerapkan SOP saat wisata Gunung Bromo kembali dibuka. Jangan sampai, imbuh dia, kawasan wisata BB TNBTS justru menjadi klaster baru penyebaran Covid-19, tambahnya. [wap]

Tags: