Pemprov Pilih Opsi Isolasi Kewilayahan

Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim memastikan tidak akan melakukan karantina wilayah untuk mengantisipasi sebaran covid-19 di Jatim. Hal yang dilakukan ialah melakukan isolasi berbasis wilayah baik dalam skala RT atau RW berdasarkan hasil tracing (penelusuran) yang telah terkonfirmasi.
“Kami sampai saat ini tidak menggunakan terminologi karantina. Di beberapa kabupaten/ kota tertentu sudah isolasi wilayah berbasis RT atau RW. Dan sudah sejak empat hari lalu, kita juga memberlakukan tertib physical distance (Jarak fisik) dengan menutup akses ada jam tertentu,” tutur Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Senin (30/3).
Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk memaksimalkan kedisiplinan sehingga tidak ada masyarakat yang berkerumun. Khususnya di titik-titik yang dikhawatirkan potensi kemungkinan penyebaran bisa terjadi. ” Proses eliminasi kemungkinan penyebaran itu dilakukanlah tertib physical distancing dengan menutup jalan tertentu, area permukiman tertentu dan jam tertentu. Itu yang dilakukan Pemprov Jatim,” ungkap dia.
Pembatasan ini terus dioptimalkan seiring penyebaran covid-19 di Jatim. Hingga kemarin, tercatat 91 kasus terkonfirmasi positif covid-19. Bertambah satu dari hari sebelumnya sebanyak 90. Sedangkan Pasien Dalam Pemantauan (PDP) sebanyak 366 orang dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) 5.812 kasus.
“Tambahan satu positif dari Situbondo. Tambahan yang sudah sembuh ada tiga orang dari RSUD dr Soetomo dan mereka sudah keluar rumah sakit. Sehingga saat ini, yang sembuh total sudah ada menjadi 16 orang,” tutur Khofifah. Sedangkan untuk pasien yang meninggal, hingga kemarin tercatat total ada delapan orang.
“Ada satu tambahan baru yang meninggal dari Pamekasan,” sambung Khofifah.
Berdasar perkembangan pelaksanaan rapid test, Khofifah menyebut terdapat 28 orang terkonfirmasi positif rapid test. Konfirmasi ini berbeda dengan 91 orang positif yang diumumkan pemerintah pusat. Sehingga, jika ada rapid test yang positif, maka akan dilakukan tes PCR menggunakan swab dan hasilnya akan diumumkan pemerintah pusat jika positif.
“Distribusi rapid test yang sudah digunakan 1.316 orang dan 28 di antaranya terkonfirmasi positif,” tutur Khofifah. Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, pihaknya telah melakukan kordinasi dengan Forkopimda Jatim sert Forkopimda kabupaten/kota untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan upaya preventif. Khususnya terhadap daerah yang terpetakan zona merah. Di antara daerah yang sudah masuk zona merah tersebut, rata-rata sudah menyiapkan check point dan menutup pintu masuk tertentu agar aksesnya dapat dibatasi dan monitoringnya bisa ditingkatkan. “Semua sudah berkomitmen untuk menyiapkan ruang observasi atau isolasi wilayah di tingkat RT atau RW,” tutur mantan Menteri Sosial RI ini.
Sedangkan untuk masyarakat yang melakukan mudik, pihaknya mengaku telah melakukan upaya komprehensif termasuk dengan Pemprov DKI. “Saya tidak akan menyebut yang pulang itu bandel. Karena kami mendengar mereka ada yang sudah berusaha untuk jualan online. Tapi hanya mendapat 20 persen penjualanya,” tutur Khofifah.
Sementara itu, Ketua Gugus Kurativ Covid-19 dr Joni Wahyuhadi menambahkan, hingga saat ini kapasitas di RS Universitas Airlangga dilaporkan telah penuh dan RSUD dr Soetomo sudah pulang tiga. Sehingga masih ada ruang untuk menampung. “Tapi kita tidak berharap ada pasien yang bertambah. Karena yang di RSUD dr Soetomo memang dalam kondisi berat dan merupakan rujukan dari rumah sakit lain,” tutur dr Joni.
Saat ini, dia mengaku ruang isolasi di RS Jiwa Menur sudah digunakan dan telah melakukan isolasi terhadap enam pasien. Di sana terdapat enam ventilator dan 12 ruang isolasi. “Posisi tenaga kesehatan kita ada 152 dokter paru di Jatim. Tapi jumlah tenaga medis untuk covid-19 bervariasi tergantung casenya. Kalau ada komplikasi diabetes ditambah dokter interne kalau jantung yang ditambah dokter jantung. Jadi fleksibel, tapi sesuai pedoman leadernya adalah dokter paru setempat,” tutur Joni. [tam]

Tags: