Pemprov Putihkan Denda dan Bunga Bank Korban Kelud

kelud4Pemprov, Bhirawa
Pemprov Jatim terus berupaya keras meringankan beban korban erupsi Gunung Kelud. Setelah merehabilitasi rumah, kini pemprov berusaha akan memutihkan denda dan bunga bank pinjaman para korban Kelud.
“Kami akan melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia untuk membahas masalah ini. Sebab pemutihan denda dan bunga bank ini sangat diperlukan para korban erupsi Kelud agar tidak memberatkan mereka,” kata Gubernur Jatim Dr H Soekarwo SH, MHum ditemui di sela-sela kunjungannya melihat langsung update terkini kondisi korban Kelud di Kabupaten Kediri, Selasa (25/2).
Menurut Gubernur Soekarwo, ada sebanyak 490 hektare lahan cabai yang puso di Kabupaten Kediri. Itu artinya warga yang lahannya terkena puso tidak bisa memanen cabainya. Padahal mereka sudah terlanjur meminjam uang ke bank dengan harapan akan dikembalikan setelah panen.
“Di sini pemerintah harus turun tangan meringankan beban korban Kelud. Jadi yang kita bantu tidak hanya untuk perbaikan rumah saja, tapi juga kebutuhan lainnya seperti memutihkan denda dan bunga bank. Selain perbaikan rumah ini jalan, upaya pemutihan ini juga ikut jalan. Kami akan segera melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia,” ungkap Pakde Karwo, sapaan karibnya.
Pemutihan ini, lanjutnya, tidak berlaku pada pokok pinjaman. Kewajiban tersebut harus tetap dibayar korban Kelud, tapi waktu pembayarannya ditunda tiga bulan sejak erupsi Kelud atau setelah panen. “Maksudnya pembayarannya bisa dilakukan tiga bulan mendatang,” jelas mantan sekdaprov Jatim.
Bank mana saja yang dipinjam korban Kelud, Pakde Karwo mengaku belum mengetahuinya. Namun yang pasti pinjaman tersebut terdata di program Bank Indonesia. “Saya akan minta Pimpinan Bank Indonesia untuk memutihkan denda dan bunga bank BNI atau BRI. Rata-rata warga meminjam antara 25 juta sampai 30 juta,” katanya.
Untuk meringankan beban korban Kelud  agar bisa memulai aktivitasnya menanam bibit, pihaknya memerintahkan Bank UMKM untuk masuk memberikan modal awal. Meski mereka utang lagi, tapi jumlahnya tidak terlalu besar seperti pinjam awal, karena masih ada beberapa tanaman yang ditebang akan muncul trubus lagi.
Untuk meringankan ongkos produksinya, Pemprov Jatim akan memberikan bantuan traktor dan pupuk. “Meski harus menanam awal, tak begitu berat karena akan kita bantu. Semuanya akan kita bantu selama mereka membutuhkan bantuan,” jelasnya.
Salah seorang korban Kelud, Sutrisno, mengatakan akibat erupsi Kelud ini utangnya banyak sebab tidak bisa bayar utang akibat lahan pertaniannya rusak. Untuk itu, ia berharap dapat bantuan dan keringanan mengenai pinjaman bank.
“Kami hidup di lereng Gunung Kelud sudah bertahun-tahun. Kami juga dihidupi Kelud, makanya kami tak boleh mengeluh karena erupsi Kelud meski utang kami banyak,” kata Sutrisno yang enggan  menjelaskan berapa total utangnya.
Sebelumnya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri menginformasikan belum memutuskan dan masih menunggu keputusan pusat terkait permintaan keringanan pelunasan kredit korban erupsi Gunung Kelud. “Kami petakan dan perbarui data sehubungan dengan erupsi Gunung Kelud di perbankan wilayah BI Kediri,” kata Manajer Unit Akses Keuangan dan UMKM Kantor Perwakilan BI Kediri Andy Indra Prayoga.
Pihaknya mengungkapkan rekap sementara dari 17 bank umum di wilayah BI Kediri yang meliputi wilayah Keresidenan Kediri terdapat pengajuan kredit mencapai Rp 158.960.828.762,37 dengan total 2.082 debitur. Sementara, untuk BPR  ada 23 BPR dengan total pengajuan kredit mencapai Rp70.793.245.969. Pengajuan itu dengan debitur 13.406 debitur. Data itu selanjutnya dikirimkan ke BI Surabaya.

Bantuan Bibit
Pemkab Kediri mengirimkan bantuan bibit tanaman pada kelompok tani sebagai upaya agar warga yang menjadi korban erupsi Gunung Kelud  bisa kembali mendapatkan penghasilan.
“Kami sudah musyawarah jenisnya (bibit) dan akan didistribusikan ke kelompok tani,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kediri Widodo Imam Santoso, Selasa (25/2).
Ia mengatakan saat ini sudah tersedia sejumlah bibit tanaman terutama jenis sayur, seperti sawi, kacang panjang, buncis, dan bibit jenis lainnya.
Bibit itu dinilai cocok diberikan ke warga korban erupsi, karena masa tanamnya yang lebih singkat. Warga bisa segera menjual hasil tanamannnya ke pasar dan tidak memerlukan modal besar.
Pihaknya juga akan menyediakan sejumlah bibit tanaman lain seperti jagung dan cabai. Namun, cabai masih dianjurkan agar tidak ditanam terlebih dahulu karena khawatir air tidak mencukupi.
Kemarau hanya tinggal dalam hitungan hari dan sejumlah sumber air pun sampai saat ini masih ada yang tersumbat pasir pasca erupsi Gunung Kelud.  [iib.htn]

Tags: