Penanganan Bencana di Era Pandemi Ekstra Hati-hati

Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono bersama Kepala Biro Kesos Hudiyono saat seminar daring Penanggulangan Bencana bersama lima Bakorwil di Kantor Gubernur Jatim.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Penanganan bencana di era pandemi harus dilakukan secara ekstra hati-hati. Hal tersebut diungkapkan Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono dalam seminar daring Penanggulangan Bencana bersama lima Bakorwil se-Jatim di Ruang Binaloka Adhikara, Kantor Gubernur Jatim, Selasa (25/8).
Pada kesempatan itu, Sekdaprov Heru berpesan tentang pentingnya kesiapan protokol kesehatan (Prokes) dalam menghadapi bencana. Menurut Heru, penanggulangan sebuah bencana, dinilai sangat berbeda ketika sebelum dan saat pandemi Covid-19 berlangsung. “Karena kita harus melakukan prepare terhadap masyarakat yang terkena bencana agar tidak menjadi bencana yang kedua yaitu tertular Covid-19,” ungkap Heru Tjahjono dalam arahannya.
Dirinya mencontohkan, jika dulu penanggulangan bencana dilakukan dengan mengumpulkan masa sesegera mungkin untuk mempercepat evakuasi, maka pada saat pandemi Covid-19, tidak bisa langsung dilakukan. Pengumpulan masa di masa pandemi Covid-19 dinilai sangat beresiko munculnya bencana kedua yaitu penularan.
“Kalau dulu ada bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor, bisa dilakukan penanganan secara langsung, dan tidak perlu persiapan macam-macam. Tapi sekarang tidak bisa,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Bupati Tulungagung ini.
Maka dari itu, Heru Tjahjono menegaskan bahwa semua relawan, baik yang tergabung dalam BPBD, Dinsos, Dinkes, Kesra, Kampung Tangguh bahkan Pesantren Tangguh di Jatim harus siap dengan alat pelindung seperti masker dan hand sanitizer.
“Maka dari itu saran kami, kepada semua relawan kebencanaan itu minimal sudah dibagikan masker. Jadi begitu ada bencana, semua berkumpul sudah pakai masker. Inilah bedanya penanganan bencana pada saat sebelum Covid-19 dan ketika Covid-19,” tegasnya.
Secara khusus dirinya berpesan kepada daerah-daerah yang masuk kategori rawan bencana untuk mempersiapkan diri. Menuju musim penghujan beberapa bulan ke depan, daerah-daerah tersebut sudah harus memulai persiapan dan melakukan koordinasi pentahelix dengan berbagai elemen. “Daerah-daerah rawan bencana, seyogyanya, sebelum ada bencana, harus dibagi masker dulu, sesuai arahan dari Ibu Gubernur dan Presiden RI,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Prov. Jatim Hudiono menyampaikan bahwa seminar tersebut digelar salah satu tujuannya yakni mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan kebijakan program ketangguhan di desa dan kota.
Tak hanya itu, dirinya berharap agar semua komponen bisa membangun sinergitas pentahelix berbasis komunitas di desa dan kota dalam menghadapi bencana. Selain itu, dirinya berharap agar masing-masing pemerintah daerah segera merekomendasikan usulan kebijakan sebagai solusi strategis dari isu kebencanaan dan program ketangguhan di desa dan kota. [tam]

Tags: