Pendapatan TPST Kota Batu Ikut Terdampak Corona

Wakil Walikota Batu, Ir.H.Punjul Santoso (bertopi) saat mengunjungi TPST Dadaprejo Mandiri dalam upaya optimalisasi dan penambahan fasilitas di TPST tersebut.

Kota Batu, Bhirawa
Begitu kuatnya pengaruh dan dampak dari merebaknya virus corona atau covid-19 terhadap aktivitas warga Kota Batu. Dengan alasan antisipatif penularan virus, banyak warga menghentikan kegiatannya termasuk giat pilah sampah yang terwadahi di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Akibatnya, pendapatan TPST Kota Batu menurun karena hasil pilahan sampah yang disetor ke bank sampah berkurang.
Di antara TPST yang mengalami penurunan pendapatan adalah TPST Dadaprejo Mandiri (DM) Kota Batu. Dalam kondisi normal, TPST ini bisa meraup pendapatan hingga Rp 8 juta sebulan. “Namun sejak adanya berita mewabahnya corona maka pendapatan hanya berkisar Rp 6 juta saja. Bahkan seringkali untuk meraih Rp 6 juta ini sudah sangat berat,”ujar administrator TPST Dadaprejo Mandiri, Esti Astajani, Minggu (8/3).
Ia menjelaskan bahwa TPST DM ini sudah memiliki 10 bank sampah yang menjadi binaannya. Setiap bulannya TPST ini mengambil 1,5 – 2 ton sampah rumah tangga untuk kemudian dilakukan pemilahan, di antaranya untuk jenis sampah plastik, bekas botol minuman, kardus, dll. Kemudian hasil pilahan yang dijual ke bank sampah bisa mencapai Rp 8 juta sebulan.
Namun sejak merebaknya berita virus corona jumla tersebut terus menyusut hingga Rp 6 juta bahkan kurang dari Rp6 juta. “Dari Rp 6 juta yang diperoleh TPST Dadaprejo Mandiri ini memiliki tenaga pemilah 11 orang ditambah 4 orang pengurus,”jelas Esti.
Ditambahkan Aktivis Lingkungan Kota Batu, Rudi Eko Prasetyo bahwa saat ini di Kota Batu memiliki 8 TPST. Jumlah ini akan terus ditambah sehingga Kota Batu yang terdiri dari 24 Desa/ Kelurahan sehingga masing-masing akan memiliki 1 TPST.
“Semua tenaga yang ada di 8 TPST ini juga melakukan langkah antisipasi untuk ‘mengamankan’ masker bekas. Maksudnya, jangan sampai masker bekas ini dikumpulkan lagi oleh oknum untuk dicuci dan kemudian dijual lagi. Ini jangan sampai terjadi,”pesan Eko.nas
Ditambahkan pula oleh Wakil Walikota Batu, Ir.H.Punjul Santoso bahwa selain penambahan TPST, Pemkot juga akan menyediakan mesin isolator untuk pembakaran sampah di setiap TPST Kota Batu. Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi debit sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung. Jadi sampah yang dikirim ke TPA ini hanya tinggal residu sampah yang sudah tidak bisa lagi diolah.
“Kita akan persiapkan agar sampah organis yang ada di Kota Batu bisa diolah menjadi pupuk. Selain itu kita rencanakan bahwa dalam proses daur ulang ini juga akan mengubah sampah menjadi listrik meskipun dalam kapasitas kecil,”pungkas Punjul.(nas)

Tags: