Penderita DB Meningkat, Warga Kota Malang Diminta Waspada

Kota Malang, Bhirawa
Masyarakat diminta terus waspada, agar tidak tertular pengakit  Demam Berdarah Dengue (DBD). Pasalnya penyakit  DBD  di Kota Malang mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, jumlah penderita DBD pada periode Januari 2019 mencapai 52 kasus. Jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2018 lalu, jumlah penderita DBD sebanyak 8 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Malang, dr. Husnul Muarif Rabu 6/2 kemarin mengutarakan, ada peningkatan jumlah penderita DBD yang signifikan.
Jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Tetapi pihaknya memastikan dari 52 kasus itu, semua tertangani dengan baik dan  tidak ada yang sampai meninggal dunia.
Meski sudah ada 52  warga yang terjangkit DBD, namun Pemerintah Kota Malang masih belum bisa menetapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sebab KLB baru bisa ditetapkan jika jumlah penderita DBD mencapai dua kali lipat dibandingkan jumlah kasus di tahun sebelumnya. KLB DBD di Kota Malang terkahir ditetapkan pada tahun 2016 silam, saat itu terdapat 464 warga yang terjangkit DBD.
“KLB masih belum, karena di tahun 2018 total penderita ada 82 kasus, 2017 ada 105 kasus. Sehingga perbandingan KLB minimal 2 kali dari tahun sebelumnya, jadi paling tidak jika ada 164 kasus, maka pemerintah abru akan menetapkan statusnya menjadi KLB,” urainHusnul.
Pihaknya menjelaskan, ada sejumlah faktor penyebab penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini. Salah satunya kebersihan lingkungan khususnyi di musim penghujan. Untuk itu, kepedulian masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dinilai menjadi hal penting demi pencegahan DBD.
“Sehingga kami tidak henti-hentinya memberikan sosialisasi pada masyarakat, terutama untuk gerakan satu rumah satu jumantik. Itulah yang penting, karena nyamuk itu berkembang dari telurnya, bisa bertelur karena ada tempat induknya. Nah, tempat inilah yang harus kita hilangkan dengan satu rumah satu jumantik,” papar Husnul.
Tingginya curah hujan, lanjut peria yang juga Plt. Ditektur RSUD berpengaruh besar terhadap perkembangan nyamuk penyebab DBD. Sebab, banyak  genangan air yang berpotensi sebagai tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti.
“Karena banyak barang-barang yang bisa menampung air hujan meskipun hanya sedikit. Satu tetes saja, bisa menjadi tempat bertelurnya nyamuk,” tandasnya.
Untuk itu, Dinkes Kota Malang menghimbau masyarakat menggalakkan gerakan satu rumah satu jumantik. Gerakan tersebut diharapkan dapat memberantas berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti.
“Jangan lupa juga menutup tempat penampngan air dan mendaur ulang botol bekas. Mari kita juga menjaga supaya tidak digigit oleh nyamuk,” pungkas Husnul. [mut]

Tags: