Penderita Kanker Payudara Surabaya Meningkat

3-kankerSurabaya, Bhirawa
Angka penderita kanker payudara yang ditangani di Rumah Sakit Onkologi Surabaya meningkat. Dari tahun 2010 ada 426 pasien, selanjutnya meningkat menjadi 469 di tahun 2011. Kemudian pada tahun 2012  bertambah lagi menjadi 529 pasien sedangkan di tahun 2013 meningkat menjadi 631 pasien.
Spesialis Radiologi RumH Sakit Onkologi Surabaya, dr Lies Mardiyana, Sp Rad (K) mengatakan hampir 90 persen wanita yang dirujuk ke RSOS tersebut sudah mengalami kanker stadium lanjut.
“Ada kasus remaja umur 17 tahun yang mengalami kanker payudara stadium akhir. Remaja ini tidak mengalami keluhan sama sekali,” ungkap dr Lies.
Ironisnya, yang merujuk remaja yang masih SMA itu adalah orang tuanya. Ibunya menemukan bercak darah di bra anaknya. Namun, ketika ditanya bercak darah apa, remaja tersebut tidak mengetahuinya.
Bahkan, remaja ini menolak dirujuk ke rumah sakit karena merasa badannya sehat dan tidak bermasalah. “Tapi, setelah diradilog. Ada kista di dalam darahnya dan sudah menyebar,” ungkap dr Lies.
Seakan tidak percaya bila  kanker payudara tersebut tidak sakit, Lies yakin sebenarnya remaja tersebut takut untuk mengungkapkan hal itu kepada orang sekitar.  Hal ini juga terjadi pada berumur 47 tahun yang baru memeriksakan benjolan payudara sebelah kiri yang mulai membesar.
“Kalau sakitnya sudah parah, baru mereka ke rumah sakit. Kalau cuma sakit-sakit biasa, malahan menyepelehkan,” ungkapnya.
Ketua Litbang Kanker Indonesia DR.dr Noorwati Sutandyo, SpPD-KHOM mengatakan, prevalensi kanker payudara terus meningkat. “Awalnya penderita kanker payudara lebih rendah dibanding kanker serviks (leher rahim). Namun tahun 2003, kanker payudara sudah menempati urutan pertama, yakni sebanyak 20,8 persen,” papar dokter kelahiran Surabaya ini.
Jumlah penderita kanker payudara mencapai 13 persen. Untuk penduduk Indonesia setidaknya ada 100 kasus per 100 ribu penduduk. Tiap tahun , menurut pakar bedah tumor tersebut, jumlah penderita semakin bertambah, dengan perkiraan terdapat 20 ribu kasus baru pertahun di Indonesia.  Ironisnya, sebagian besar penderita di Indonesia, terlambat dalam melakukan deteksi dini.
Menurutnya fenomena ini terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Saat ini memang sudah ada perbaikan. Penemuan kasus kanker secara dini sudah mencapai 50 persen. Padahal, beberapa dekade lalu, penemuan penyakit kanker dalam stadium lanjut sangat tinggi, mencapai 72 persen.
Di;anjutkannya, yang mengkhawatirkan, terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penderita usia muda. Hal ini dimungkinkan karena anak usia muda cenderung harapan hidupnya lebih buruk. Diketahui bahwa usia harapan hidup dalam waktu 5 tahun ( 5 year survival rate) penderita usia muda lebih kecil dibanding penderita usia tua, kecuali jika kanker payudara itu ditemukan dalam stadium dini.
Lebih lanjut,  dr Noorwati, sosialisasi informasi mengenai kanker payudara di Indonesia masih sangat kurang. “Mirisnya lagi, perempuan Indonesia tidak mempunyai kebiasaan melakukan breast check-up,” tandasnya. [dna]

Keterangan Foto: Seorang wanita sedang memeriksakan kesehatan kepada dokter

Tags: