Pendidik SMP Dilatih Akselerasi Digital Pembelajaran

Pelatihan akselerasi digital pembelajaran dengan protokol kesehatan. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Pelatihan akselerasi pembelajaran digital bagi pendidik SMP negeri / swasta se kabupaten Probolinggo akan terus dilakukan. Di mulai dari Sub Rayon 08 Kraksaan memberikan pelatihan akselerasi pembelajaran digital bagi pendidik SMP negeri / swasta yang ada di wilayah Kecamatan Kraksaan, Senin (10/8). Kegiatan yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kraksaan diikuti oleh 40 orang guru dari lembaga SMP negeri / swasta di Kecamatan Kraksaan.
Peserta terbagi ke dalam 2 (dua) ruangan yang masing-masing berisi 20 orang dengan penerapan seluruh protokol kesehatan yang ketat mulai dari cuci tangan, pengukuran suhu tubuh, memakai masker dan jarak. Karena pembukaannya diikuti oleh 40 orang, maka dilaksanakan di Lapangan Basket SMP Negeri 2 Kraksaan.
Kepala SMP Negeri 2 Kraksaan selaku ketua panitia Miswagiyanto didampingi Widiarto selaku Pendamping Kegiatan Sub Rayon 08 Kraksaan, Selasa (11/8) mengungkapkan kegiatan ini merupakan sebuah upaya pengimbasan bagi guru-guru yang ada di lingkungan Sub Rayon 08 Kraksaan yang membawahi 20 lembaga SMP negeri / swasta.
“Karena ini pengimbasan, peserta tiap sekolah sebanyak 4 orang guru yang tidak berorientasi kepada mata pelajaran (mapel). Sebab pada intinya disini adalah akselerasi digital yang berkaitan dengan pembelajaran digital. Yang mana nantinya arahnya menghasilkan e-book untuk pembelajaran interaktif yang cocok di masa pandemi Covid-19, “katanya.
Dalam pelaksanaannya Miswagiyanto terang, setiap ruangan berisi 20 orang dengan dibantu oleh 2 orang fasilitator. “Harapannya para peserta ini nantinya bisa mengimbaskan kembali kepada guru-guru lain di satuan kerja masing-masing,” jelasnya.
Miswagiyanto menerangkan materi yang diberikan adalah buku digital dan quis interaktif. Jadi doa materi ini yang akan diberikan kepada anak-anak secara online. Bukunya itu sebagai momen materinya dan quisnya itu untuk latihan soalnya. Anak-anak Supaya tidak bosan memakai itu-itu saja.
“Pelatihan ini menggunakan in dan on. Jadi in-nya itu sekarang selama sehari dan on-nya adalah tugas menyusun e-booknya selama tiga hari. Kemudian diberikan ke anak-anak dan hasilnya diberikan kepada pengawas. Nantinya peserta itu langsung mengirimkan hasilnya yang sudah dicobakan kepada anak-anak. Baru belakangan diberikan sertifikat, “terangnya.
Lebih lanjut Miswagiyanto mengembangkan kegiatan ini masuk dalam pengembangan profesi berupa diri. Sekaligus bagaimana menghindari adanya kebosanan anak di masa pandemi Covid -19 ini dengan menggunakan pambelajaran daring tidak hanya WhattsApp (WA) saja. Sehingga masuk ke dalam pengembangan IT (Informasi Teknologi).
“Jadi untuk kompetensi pedagogik dan kompetensi guru profesional. Yakni guru mengajar melalui cara literasi digital. Tentunya bagi bisa menghindari kebosanan peserta didik, “tegasnya.
Hanya tambah Miswagiyanto, penyusunan e-book ini berbeda antara lembaga yang satu dengan yang lainnya. Melihat kondisi wilayah dan kemampuan anak-anak. “Ini merupakan sebuah inovasi untuk melakukan pencegahan penularan Covid-19 melalui pembelajaran digital. Bagaimana mampu menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, “pungkasnya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi mengatakan pada abad 21 ada 4 (empat) kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa yang berpikir kritis dan menyelesaikan masalah, kreativitas, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan untuk bekerja sama.
“Ini bukan bagian dari persaingan, tetapi memperkuat pendidikan karakter di sekolah yang harus dapat menumbuhkan karakter siswa untuk berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi sehingga mampu bersaing di abad 21,” katanya.
Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dispendik Kabupaten Probolinggo Sunalis mengungkapkan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru SMP di Kabupaten Probolinggo kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. “Serta meningkatkan kemampuan guru SMP di Kabupaten Probolinggo dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran,” ungkapnya.
Menurut Sunalis, memasuki tahun ajaran baru di era normal baru pendidikan, tantangan guru tidak menjadi lebih ringan. Malah, pasca Belajar Dari Rumah (BDR) selama pandemi COVID-19, guru semakin dituntut memiliki kompetensi lebih dari masa normal. Tantangan utama pada era new normal ini adalah tentunya pemaksimalan fungsi teknologi. Pembelajaran tidak semudah yang dibayangkan.
“Konsistensi guru untuk terus mencari pengetahuan adalah kuncinya. Pembelajaran online tidak tercanggih dari teknologi yang digunakan, tapi efektifitas penggunaannya. Ada banyak aspek pembelajaran online yang harus diperhatikan seperti perencanaan pembelajaran, presentasi keterampilan verbal maupun nonverbal serta metode ketika memberikan pertanyaan, “jelasnya.
Lebih lanjut Sunalis menerangkan guru harus mampu memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran maupun pengembangan diri. “Komponen guru merupakan salah satu masukan yang dimasukkan dalam posisi strategis, terutama tugas guru dalam proses pembelajaran yang bertujuan mengantarkan peserta didik ke arah terwujudnya tujuan pendidikan nasional,” tegasnya.
Sunalis menambahkan penggunaan TIK menjadi sebuah cara yang efektif dan efisien dalam menyampaikan informasi. Banyak kegiatan dalam pembelajaran yang bisa dilakukan guru dengan bantuan TIK, di antaranya adalah pengembangan sumber belajar, pembuatan rencana pembelajaran, penyampaian bahan ajar, evaluasi pembelajaran dan pengembangan kompetensi guru.
“Pengintegrasian TIK dalam pembelajaran bukan untuk menggantikan peran guru dalam proses pembelajaran, tetapi sebagai alat yang membantu tercapainya tujuan pembelajaran,” tambahnya. [wap]

Tags: