Pengawasan – Pengamanan UN Berlebihan

Surabaya, Bhirawa
Ujian Nasional (UN) tahun ini diyakini bakal menjadi ujian negara yang super ketat. Tak seorang pun selain peserta dan pengawas dapat memasuki ruang ujian. Pasukan pengamanan dari kepolisian dikerahkan secara besar-besaran. Pengawas dari Perguruan Tinggi (PT) pun ditingkatkan peran dan jumlahnya.
Alih-alih dapat menarik kepercayaan masyarakat terhadap hasil UN, pengamanan dan pengawasan semacam ini justru dinilai terlalu berlebihan. Bahkan kesan yang muncul pemerintah tidak lagi percaya terhadap kejujuran siswa. Padahal selama ini, pendidikan karakter digencarkan sedemikian rupa, salah satunya untuk menumbuhkan kejujuran siswa.
“Bagi saya ini terlalu berlebihan. Semestinya pemerintah bisa mengurangi sedikit demi sedikit model pengawasan dan pengamanan seperti ini. Satu-satunya cara ialah dengan membangun kejujuran dan percaya diri siswa,” ungkap Ketua Dewan Pendidikan Jatim Prof Zainudin Maliki, Senin (31/3).
Menurut Zainudin, dari tahun ke tahun UN semestinya memiliki kemajuan yang dapat dilihat dari unsur kejujuran peserta. Bukan semakin memperketat pengawasan dan pengamanan. Sebab, seketat apapun pengawasan dan pengamanan, isu kecurangan tetap akan muncul. “Lihat saja, apa nanti akan memperkecil isu kecurangan. Saya yakin tidak,” ungkap profesor yang juga menjadi guru besar FISIP Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ini.
Selama ini, isu kecurangan terus ada setiap kali UN digelar. Hal ini bisa jadi karena pemerintah tak serius menindak pelaku yang menyebar isu kecurangan tersebut, atau masyarakat tidak ada yang berani menjadi saksi. “Kalau mau serius seperti menindak terorisme atau korupsi pasti bisa diatasi. Ini kan hal mudah sebenarnya bagi kepolisian,” tegas dia.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Hotline Pendidikan Jatim Isa Anshori. Menurut dia, UN merupakan hal yang biasa. Namun dengan pengamanan dan pengawasan seperti ini, pemerintah mungkin ingin menunjukkan keseriusan. Tapi ini justru berdampak negatif, yaitu membuat peserta dan sekolah tidak nyaman serta penuh tekanan.
Selain itu, sistem pengawasan yang berlebihan juga menimbulkan kesan ketidakpercayaan terhadap peserta juga sekolah. “Kesan ini harus ditepis dengan tidak melebih-lebihkan. Dampaknya juga terhadap anggaran yang membengkak,” tutur dia.
Ditanya apakah UN online dapat menjadi solusi? Isa pesimis jika wacana tersebut dapat memperbaiki UN yang saat ini berlangsung. UN online justru akan menyulitkan jika dalam hal sarana dan prasarana tidak disiapkan dengan serius. “Belum tentu pengamanannya tidak super ketat. Tapi yang pasti akan kacau jika infrastruktur di pelosok tidak disiapkan lebih dulu,” ungkap dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pasukan pengamanan yang bakal disiapkan oleh Polda Jatim jumlahnya setara dengan pasukan pengamanan kampanye pemilu. Yaitu sepertiga dari kekuatan polisi, atau sekitar 14.300 personel. Sedangkan pengawasan satuan pendidikan dari PT, akan diterjunkan sebanyak 7.206 dosen di Jatim. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu yang hanya sebanyak, 3.552 orang.
“Pembagian jumlah pengawas per satuan pendidikan akan disesuaikan jumlah kelas. Untuk penyelenggara dengan 1 sampai 4 ruang terdapat 1 PSP, 5 sampai 10  ruang 2 PSP dan lebih dari 10 ruang akan diawasi 3 PSP,” ungkap dia.
Menurut Koordinator UN dari Unesa, Ali Mufie, pengawasan dilakukan agar kredibilitas UN benar-benar terjaga. Sebab, tahun ini pengawas dari PT akan dapat masuk ke ruang ujian jika terjadi hal-hal yang perlu ditangani. “Masing-masing pengawas akan membuat berita acara setiap satu mata pelajaran selesai. Itu nanti dikirimkan jadi satu dengan Lembar Jawaban UN (LJUN),” tutur Ali.tam
Ketatnya pengawasan UN 2014 di Jatim Diamankan oleh 14.300 polisi
Tiap satuan pendidikan diamankan polisi tanpa seragam (Pengamanan tertutup)
Di sekitar wilayah satuan pendidikan diamankan polisi berseragam (Pengamanan terbuka) Diawasi pengawas satuan pendidikan (PSP) dari PT sebanyak 7.206 orang PSP dapat masuk ruang ujian jika terjadi sesuatu PSP dapat berjumlah lebih dari satu orang
Selain PSP, juga terdapat pengawas ruang yang disilang dengan sekolah lain Jumlah naskah soal sebanyak 20 paket. n tam

Tags: