Pengelolaan Anggaran Pendidikan Jangan Dilakukan Secara Manual

Tim PKaMI saat melakukan pendampingan pengelolaan keuangan di Ponpes An Nur. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Penerapan revolusi industri 4.0 sekarang ini mendorong penggunaan teknologi untuk melaksanakan pekerjaan secara cepat dan akurat. Namun, masih ada pesantren yang memiliki pendidikan, cara pengelolaan anggaranya dilakukan secara manual. Sehingga akurasinya kurang maksimal. Ialah, Pondok Pesantren An Nur Desa Penatarsewu Tanggulangin Sidoarjo.
Melihat kondisi tersebut, Tim PKaMI (Program Kemitraan Masyarakat Institusi) Umsida telah melakukan pendampingan ‘Sistem Pencatatan Akutansi Berbasis Software dan Branding Pondok Pesantren)’ yang diketuai oleh Ruci Arizanda Rahayu SE MSA Ak CA dengan anggota Dr Sigit Hermawan SE MSi dan Dr Drs Sriyono MM.
Ditemui (23/7) kemarin, Ruci Arizanda Rahayu mengatakan kalau Ponpes An Nur yang dimiliki oleh perserikatan Muhamadiyah ini merupakan Mitra dalam PKaMI. Berdiri sejak akhir tahun 2013 dengan jenjang sekolah SMPkelas 7, 8, dan 9.
“Santri yang menempuh pendidikan SMP ini berjumlah 122 di tahun 2020. Proses keuangannya cukup besar, namun masih menggunakan sistem manual (pencatatan tradisional),” jelas Ruci Arizanda.
Lanjutnya, pencatatan yang dilakukan pun sebatas pencatatan pemasukan dan pengeluaran saja, belum sampai pada laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan neraca (laporan keuangan). Selain pencatatan keuangan, branding melalui web dan media sosial pun tidak kalah pentingnya di era revolusi industri 4.0 ini.
“Karena tanpa hal tersebut, hanya orang-orang sekitar atau orang tertentu saja yang mengetahui keberadaan serta keunggulan dari Ponpes An-Nur,” jelasnya.
Ruci katakan, kalau Ponpes juga belum memiliki staf IT, sehingga belum dapat memaksimalkan web yang sudah pernah dibuat sebelumnya untuk branding. Juga belum memiliki berbagai akun media sosial atau bahkan channel Youtube, yang saat ini dapat dijadikan sebagai media marketing yang efektif. Oleh karena itu, metode pelaksanaan pendampingan dari kegiatan PKaMI ini adalah menggunakan metode PALS (Participatory Action Learning System).
Metode tersebut, pada dasarnya adalah pelibatan mitra dalam proses pembelajaran aktif, partisipasi dalam program aksi penerapan IPTEKS berupa pelaporan keuangan. Khususnya akuntansi untuk Ponpes, berbasis software serta mem-branding produk unggulan dengan menggunakan strategi marketing terkini.
“Sehingga membentuk suatu sistem interaksi pembelajaran masyarakat secara partisipatif, baik secara personal maupun komunal,” katanya.
“Adapun hasil luaran yang diharapkan dari pengabdian masyarakat ini adalah, dapat menghasilkan suatu manual atau prosedur sistem tentang pelaporan keuangan Ponpes, software berbasis akuntansi dan brand produk unggulan dari mitra. “Program tersebut sudah berjalan dengan baik sejak April 2020 lalu, kini tinggal memantau dan mengevaluasi kekuragannya,” pungkas Ruci. [ach]

Tags: