Pengusaha Roti Tolak Kenaikan Elpiji

Surabaya, Bhirawa
Rencana PT Pertamina Persero menaikkan harga elpiji sebesar Rp 1000 per kilogram, untuk tabung 12 kg per 1 Juli 2014, mendapat reaksi keras dari para pengusaha roti yang selama ini menggunakan elpiji ukuran 12kg.

“Kami selaku pelaku industri bakery menolak kenaikan tersebut, karena beberapa waktu lalu elpiji sudah mengalami kenaikan. Bagi kami sudah cukup memberatkan. Belum lagi harga bahan baku yang harus mengikuti kurs dolar, sehingga ongkos produksi mengalami kenaikan dan bisa mengakibatkan daya beli masyarakat menurun,” jelasnya pada Bhirawa, Selasa (11/2) kemarin.

Ia mengungkapkan jika kenaikan elpiji Rp1000 per kilogramnya maka seluruh toko bakery yang menggunakan elpiji 12 kg akan menaikan harga, guna menutup ongkos produksi yang semakin mahal.

“Untuk roti dengan harga Rp3.000-Rp.8000 akan mengalami kenaikan harga sebesar 10 %, sedangkan ada yang namanya roti rakyat yang dijual dengan harga Rp3500 yang paling besar mengalami kenaikan yakni 20%,” terangnya.

Sementara itu Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, mengatakan pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Menteri badan Usaha Milik negara (BUMN) terkait rencana penaikan harga LPG 12 Kg tersebut.

“Kami sudah mengirimkan surat kepada Menteri ESDM dan Menteri BUMN terkait rencana kenaikan harga LPG 12 Kg. Surat itu memuat roadmap penyesuaian harga LPG 12 Kg yang dibuat Pertamina,” katanya di Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Hanung menuturkan setelah kenaikan Rp1.000 per kg pada 1 Juli 2014, Pertamina akan menaikkan kembali harganya pada 1 Januari dan 1 Juli 2015 masing-masing Rp.1.500 per Kg. Kemudian pada 1 januari dan 1 Juli 2016 perseroan kembali menaikkan harganya masing-masing Rp1.500 per Kg. [wil]

Rate this article!