Peremajaan Pipa Tunggu Seluruh Surabaya Terkoneksi PDAM

Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya berencana melakukan peremajaan terhadap seluruh jaringan pipa PDAM, tapi dengan syarat seluruh wilayah di Surabaya dapat menikmati air bersih PDAM.
”Tidak mungkin kita lakukan peremajaan kalau ada wilayah yang belum teraliri air,” tegas Kepala Bapeko Surabaya Eri Cahyadi, Minggu (9/12).
Eri menambahkan kalau sudah bertemu dengan pihak PDAM, dan mendapatkan janji kalau seluruh wilayah Surabaya akan teraliri air PDAM pada 2018.
”Menurut PDAM wilayah Surabaya sudah 80 persen terkoneksi dengan pipa PDAM, sedangkan 20 persen sisanya, seperti di Benowo akan dituntaskan sampai 2018,” tegas Eri.
Mantan Kepala Dinas Cipta Karya ini kembali mengatakan kalau peremajaan terhadap pipa memang diperlukan untuk mengatasi kerugian ekonomis kehilangan air akibat pipa bocor.
Pihaknya akan melakukan peremajaan total dan meminta kepada PDAM agar menghitung total untuk mengetahui umur ekonomisnya, sehingga tidak ada lagi perbaikan sebelum memasuki masa kadaluwarsa umur ekonomis.
“Peremajaan ini juga ingin mendapatkan dampak, apakah akan ada air bersih atau apakah kualitas bisa ditingkatkan. Misalnya air langsung minum,” katanya.
Sementara itu dibutuhkan anggaran yang cukup besar untuk peremajaan tersebut, yaitu sekitar Rp 200 miliar. Menurut Eri anggaran itu bisa didapatkan lewat penyertaan modal oleh Pemkot Surabaya. Atau modal yang didapat pemkot dari penyerahan keuntungan PDAM.
Dirut Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya Mujiaman menjelaskan, peremajaan pipa membutuhkan anggaran sekitar Rp 200 miliar untuk panjang pipa 150 kilometer setiap tahunnya.
‘Setelah saya lihat dokumennya, setahun hanya memperbaiki dan mengganti pipa sekitar 10 kilometer saja,” kata Mujiaman.
Menurut Mujiaman semestinya kalau umur pipa itu dibatasi hanya berlaku untuk 40 tahun saja, maka dari total panjang pipa sekitar 6.000 kilometer di Surabaya itu yang perlu diremajakan 150 meter per tahun, bukan 10 kilometer.
‘Kita hitung saja, kalau 6.000 dibagi 150 ketemunya 40 tahun. Tapi kalau 6.000 dibagi 10 itu ketemunya 600 tahun. Apa itu tidak kejahatan kalau kita diam? Itu yang harus dipikirkan,” ujarnya.
ujiaman mengatakan bahwa hal itu dilakukan oleh Direksi lama karena tidak adanya anggaran berupa penyertaan modal dari Pemerintah Kota Surabaya selaku pemilik PDAM.
Kalau peremajaan pipa tidak dilakukan, kata dia, maka 10 atau 50 tahun lagi, Surabaya akan penuh galian tanah yang tentunya berdampak kepada pipa yang ada di dalam tanah.
Dari tiga cara tersebut yang dinilai paling mendekati dan sederhana adalah utang. Hanya saja, lanjut dia, utang ini cenderung boros dan tentunya harus mendapat persetujuan dari pemkot.
Sedangkan untuk penyertaan modal dari pemkot, Mujiaman menilai agak sulit karena selama ini penyertaan modal yang didapat dari pemkot sedikit atau sekitar Rp 17 miliar per tahun. Padahal PDAM sendiri menyetor keuntungan usaha ke Pemkot Surabaya tiap tahunnya sekitar Rp 120 miliar.
”Kalau mau tumbuh berkembang ya penyertaan modal dari masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat, maka masyarakat akan merasa memiliki PDAM dan kontrolnya lebih kuat,” katanya. [dre]

Tags: