Peringatan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung ke-813

Warga terlihat saling berebut hasil bumi yang berada di dua gunungan saat acara bersih nagari hari jadi Tulungagung ke 813.

Dipercaya Membawa Berkah, Buceng Lanang dan Buceng Wadon Jadi Rebutan Warga
Kab Tulungagung, Bhirawa
Berubahnya zaman tidak lantas membuat sebagian warga Tulungagung lekang terhadap tradisinya. Contohnya adalah memperebutkan gunungan sesaji tumpeng yang kembali digelar dalam gelaran bersih nagari pada peringatan hari jadi Kabupaten Tulungagung ke-813, pada Minggu (18/11) lalu.
Masyarakat masih memperebutkan gunungan itu di depan Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bonso. Ada dua gunungan tumpeng raksasa yang setiap tahun selalu disajikan dalam acara bersih nagari memperingati hari jadi Kabupaten Tulungagung.
Keduanya bernama Buceng Lanang dan Buceng Wadon. Buceng Lanang berisi beraneka makanan hasil bumi Tulungagung. Sedang Buceng Wadon terdapat sesaji berupa aneka buah-buahan.
Sebagian warga Tulungagung masih percaya jika aneka makanan dan buah-buahan yang tersaji di Buceng Lanang dan Buceng Wadon membawa berkah. Dengan memakan sebagian aneka makanan dan buah-buahan tersebut mereka berharap dalam setahun kedepan mendapat keselamatan dalam hidup dan murah rezeki.
Karenanya begitu kedua gunungan tumpeng raksasa itu dikeluarkan dari pendopo, ratusan masyarakat yang telah menunggu langsung memperebutkannya. Semua berusaha mengambil sebagian isi dari kedua gunungan tumpeng tersebut.
Seperti yang dilakukan Nanang, 40, warga Desa Rejoagung Kecamatan Kedungwaru. Ia berhasil mengambil seekor ayam goreng yang direbutnya di Buceng Lanang. “Alhamdulilah dapat juga. Mudah-mudahan selalu diberi rezeki,” katanya sembari memasukkan ayam goreng yang diperoleh ke tas kresek yang sudah disiapkannya,
Hadir dalam prosesi kirab bersih nagari ini anggota Forkopimda Kabupaten Tulungagung. Termasuk Plt Bupati Tulungagung, Drs Maryoto Birowo MM dan Ketua DPRD Tulungagung, Supriyono SE MSi.
Mereka semua menaiki kereta kuda setelah mengikuti upacara hari jadi di Kantor Pemkab Tulungagung menuju Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso tempat acara bersih nagari. Pelibatan kereta kuda ini menjadi daya tarik tersendiri dalam acara yang di ketuai Asisten II Sekda Tulungagung, Drs Mohammad Mafachir MM.
Maryoto Birowo berharap dengan peringatan hari jadi Tulungagung yang ke-813, masyarakat Tulungagung dapat semakin memperkokoh persatuan. “Dengan bersatu akan tercipta suasana yang tentram dan damai,” katanya.
Ia pun menyatakan dengan suasana yang kondusif di Tulungagung, Pemkab Tulungagung akan dapat memberikan pelayanan yang lebih meningkat lagi pada masyakarat.
Peringatan Hari Jadi Tulungagung selalu digelar pada tanggal 18 November. Penentuan hari ulang tahun ini mengacu pada Prasasti Lawadan yang terdapat di Desa Wates Kecamatan Campurdarat. Dalam prasasti itu tertulis Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa, yang artinya Jumat Pahing 18 November 1205.
Prasasti Lawadan dikeluarkan atas perintah Raja Daha terakhir, Paduka Sri Maharaja Sri Sarwweswara Triwikrama Warata Nindita Srengga Lancana Digjaya Tungga Dewanama atau lebih dikenal dengan sebutan Sri Kretajaya atau Raja Kertajaya. Pada waktu itu, Raja Kertajaya merasa berkenan atas kesetiaan warga Thani Lawadan terhadap raja ketika terjadi serangan musuh dari sebelah timur Daha. [Wiwieko DH]

Tags: