Perpus Untag Sukses Pertahankan Akreditasi A

Jajaran Pengelola Perpustakaan Untag 45 Surabaya dalam visitasi akreditasi.

Surabaya, Bhirawa
Perpustakaan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya kembali meraih akreditasi A dari serangkaian asesmen yang dilakukan Lembaga Akreditasi Perpustakaan Nasional (LAP-N) secara Daring, beberapa waktu yang lalu.
Menurut Kepala Perpustakaan Untag 45 Surabaya, Bambang Agustono, visitasi akreditasi ini diadakan secara online. Selain menggunakan Daring, semua berkas penilaian dan saran dari asesor dikirim melalui e-mail. Proses akreditasi sempat tertunda kurang lebih tiga bulan. Di tahun 2017 lalu Perpustakaan Untag 45 juga telah meraih akreditasi A dengan masa berlaku selama tiga tahun.
“Jadi pada 19 Mei lalu seharusnya sudah berakhir. Karena pandemi ini Perpusnas menutup akreditasi, hanya registrasi terlebih dahulu. Dan baru dilakukan pada tanggal 14 ini,” jelas Bambang.
Dijelaskan Bambang, dalam proses visitasi ini salah satu indikator yang dinilai adalah koleksi. Di mana Ketersediaan koleksi bisa memenuhi atau tidak, jumlah pengunjung, jumlah pustakawan, peminjaman buku serta ketersediaan buku sesuai kurikulum prodi.
“Di perpustakaan kami, menurut asesor sudah 2 banding 1. Artinya, satu judul bisa dipakai dua orang,” tambah dia.
Menurut Bambang, akreditasi ini juga turut menunjang asesmen bagi program studi maupun Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi. Terlebih pihaknya akan terus mengupayakan proses pengembangan dan inovasi untuk bisa menjadi fasilitas dan pendukung aktif dalam menimba ilmu.
“Sesuai saran dari asesor, sebagai kampus kebangsaan, perpustakaan merah putih ini diupayakan untuk menambah koleksi buku sejarah, jurnal penelitian bertemakan nilai – nilai kebangsaan,” jelasnya.
Sehingga Bambang berharap, program kerja yang telah tersusun seperti membuat Pojok Kultur Budaya bisa segera terealisasi. Di samping itu juga akan mencoba mengembangkan Perpustakaan Digital. Sebab, ia menilai jika kedepan yang dicari adalah digital bukan konvensional.
“Kalau sekarang kan ada baju daerah dan wayang, menurut mereka (asesor) kurang. Yang diserukan adalah pariwisata dan budaya karena kita Kampus Kebangsaan,” paparnya. [ina]

Tags: