Persiapan Purna Tugas, Bupati Dadang Wigiarto Punya Pilihan Unik

Bupati Situbondo Dadang Wigiarto saat menerima penghargaan pengendalian penduduk dan KB terbaik dari BKKBN Pusat. [sawawi]

Cinta Kepada Tanaman dan Hewan, Pilih Menjadi Petani dan Peternak Modern
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Pada Februari 2021 mendatang, Bupati-Wakil Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dan Yoyok Mulyadi akan memasuki purna tugas. Karena Bupati Dadang Wigiarto sudah dua periode menjabat orang nomor satu di lingkungan Pemkab Situbondo, sesuai regulasi ia tidak bisa mencalonkan kembali menjadi bupati. Hanya Yoyok Mulyadi saja yang bisa mencalonkan menjadi Bupati Situbondo periode 2021-2026. Lalu kemana pilihan Bupati Situbondo Dadang Wigiarto setelah tidak menjabat sebagai Bupati Situbondo ?.
Saat itu, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto memberikan sambutan pada penyerahan penghargaan nasional Manggala Karya kencana dari Kepala BKKBN Pusat. Bupati didaulat mendapatkan perhargaan terbaik dalam bidang pengendalian angka penduduk dan KB di Kabupaten Situbondo. Bahkan berkat tangan dingin Bupati inilah, Kabupaten Situbondo menjadi satu satunya daerah di Provinsi Jatim yang berhasil meraih penghargaan tertinggi di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana.
Di tengah memberikan sambutan, Bupati Dadang yang asli kelahiran Bangil Pasuruan itu menyampaikan masa kerjanya sebagai pimpinan Pemkab Situbondo akan habis pada Februari 2021 mendatang. Secara khusus Bupati Dadang bahkan meminta kepada penggantinya untuk meneruskan program yang telah ia rintis dibidang pengendalian penduduk dan KB. “Ini penghargaan yang terakhir bagi saya khususnya dari BKKBN Pusat. Ini karena pada Pebruari mendatang saya sudah memasuki purna tugas sebagi bupati,” ujar Bupati Dadang Wigiarto yang mendapatkan aplaus meriah.
Bupati Dadang sangat yakin, siapa pun penggantinya tidak akan melupakan prestasi tertinggi dibidang pengendalian penduduk dan KB ini. Bagi bupati Dadang, prestasi ini sangat fenomenal karena bisa mengangkat Situbondo hingga ke level nasional dan regional. Namun demikian, aku mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Situbondo itu, capaian prestasi ini juga berkat kinerja keluarga besar DPPKB (Dinas Pengendalian Penduduk dan KB) Kabupaten Situbondo yang sungguh sungguh dalam mencapai target tersebut. “Saya sangat mengapresiasi semua kinerja DPPKB Kabupaten Situbondo sehingga bisa sukses mendapatkan penghargaan ini,” kupas Bupati Dadang Wigiarto.
Mantan advokat itu pun berjanji, setelah tidak menjabat sebagai Bupati Situbondo akan fokus menekuni sebagai petani dan peternak modern di Kota Santri. Pilihan ini menjadi target Bupati Dadang, karena ia masih belum merasa puas atas hasil kinerja di bidang pertanian dan peternakan selama 10 tahun memimpin Situbondo. “Ya saya akan menekuni profesi sebagai petani dan peternak atau aktif mengelola bidang perikanan. Sebab saya masih belum puas dan merasa ada yang tersisa selama memimpin 10 tahun menjadi bupati Situbondo,” tegas Bupati Dadang.
Alasan bupati Dadang tertarik menjadi petani,peternak, budidaya ikan karena perkembangan pertanian modern saat ini belum terserap secara keseluruhan oleh petani Situbondo. Sebaliknya, ungkap Bupati Dadang, petani saat ini hanya mengandalkan pada ketersediaan pupuk dan obat-obatan kimia. “Pada hakekatnya para petani itu memilih keputusan yang tidak diikuti dengan dampak dari bahan pupuk dan obata obatan kimia. Harusnya kita menjalankan pertanian yang seimbang. Namun itu tidak bisa dilakukan maka dari itu saya akan fokus disektor itu, usai menjabat bupati,” ulas Bupati Dadang.
Masih kata Bupati Dadang, pemanfaatan bahan kimia juga memiliki dampak serius bagi kesinambungan alam dan lingkungan. Dengan tidak memperhatikan keseimbangan pemakaian pupuk dan obat-obatan kimia, urai Bupati Dadang, petani Situbondo akan mengalami problematika. “Petani kita saat ini terjebak pada pembuatan produk yang mahal. Itu dilihat dari HPP (harga pokok produksi) yang rata rata masih mahal. Harusnya petani itu keluar dari kebiasaan bertani yang instan. seharusnya ada kemandirian dan terus berupaya menjaga keseimbangan dan segeralah meninggalkan bertani yang serba instan itu,” pinta Bupati Dadang.
Dengan aktif dan fokus ditiga bidang itu, terang Bupati Dadang, kawasan pertanian di Situbondo akan ada keseimbangan. Bupati Dadang juga berjanji akan ikut memberdayakan para petani Situbondo karena melihat lahan pertanian yang ada sangat memadai. Bupati Dadang sangat yakin, jika petani memfokuskan diri pada pemakaian pupuk yang seimbang, hasilnya akan berbeda. “Ini yang akan saya jalani nanti kalau sudah tidak menjabat Bupati Situbondo lagi,” terang Bupati Dadang.
Bupati Dadang juga mengakui dirinya saat ini mulai beternak sapi secara modern. Dengan terlibat langsung beternak sapi, lanjutnya, akan membuktikan bahwa beternak sapi memiliki prosek yang cerah jika ditekuni secara modern dan serius. “Itu (memelihara sapi) merupakan cara saya menekuni secara langsung karena sekarang sudah bisa membuktikan dengan memiliki 10 ekor sapi, cukup dengan lahan 1/2 hektar ditanami sorgum, maka kebutuhan pakan ternak sapi akan tercukupi,” ungkap Bupati Dadang.
Ada banyak kelebihan dari tanaman sorgum ini, diantaranya, hanya memerlukan 3-4 hari sampai sorgum panen kembali sudah bisa dijadikan stock bahan pakan untuk 10 ekor sapi. Bupati Dadang mengakui, profesi sebagai peternak sapi tidak sama dengan profesi yang lain karena memerlukan kesabaran dan ketelatenan. “Makanya saya harus menekuni sendiri, turun sendiri sehingga menemukan formula terbaik. Dampaknya saat ini HPP pakan ternak sudah berada di bawah 1000/kg. Ada yang sudah dijual seharga Rp 600/kg,” tutur Bupati Dadang.
Pria bersahaja itu kembali berkomitmen setelah pensiun dari Bupati Situbondo tidak akan terjun kembali menjadi advokat, dunia profesi yang dulu ditekuni sebelum menjadi Bupati Situbondo. Itu karena, papar Bupati Dadang, pihaknya saat ini kadung cinta kepada tanaman dan peternakan hewan. “Saya sekarang mencintai tanaman dan ternak hewan,” pungkasnya. [sawawi]

Tags: