Pesta Demokrasi Industri Periklanan Lesu

Haries Purwoko

Haries Purwoko

Surabaya,Bhirawa
Pesta Demokrasi 2014 dan maraknya kampanye yang digelar para Parpol, ternyata malah membuat industry periklanan lesu. Salah satu penyebabnya adalah banyak iklan outdoor yang ditertibkan Pemkot Surabaya.
“Kampanye pemilu partai politik tahun ini kita  prediksi tak akan mampu mendongkrak kinerja industri periklanan di Jatim,”ungkap Ketua Persatuan Pengusaha Periklanan Indonesia (P3i) Jatim, Haries Purwoko  ketika ditemui di ruang kerjanya Selasa (18/3) kemarin.
Dikatakan, selama Januari hingga Maret 2014 realisasi belanja iklan di wilayah Jatim tidak ada kenaikan yang signifikan, terutama dikota Surabaya. Hal ini disebabkan karena banyaknya media luar ruang atau outdoor yang dibongkar atau ditertibkan oleh pemerintah kota Surabaya. “Kami berusaha menjalankan komitmen terhadap aturan yang dibuat Pemkot Surabaya terutama dalam penataan estetika kota ini bersama-sama,” ujar Haries Purwoko  yang juga wakil ketua umum kadin jatim bidang industri kreatif.
Dengan adanya program penataan ini, maka ada banyak titik tidak bisa digunakan untuk memasang iklan oleh pemilik reklame terkait, termasuk untuk iklan politik selama pemilu 2014. Khusus untuk iklan politik di luar Surabaya, terjadi kenaikan 25% hingga 30%.
Haries mengaku, sebenarnya sebagian besar perusahaan periklanan juga sedang melihat dan menunggu dengan adanya momen pemilu yang berjalan ditahun ini, baik pemilu legislatif, pemilu presiden, maupun pilkada.
Namun kenyataannya, kenaikan belanja iklan pemilu tidak sebanding dengan besarnya penyusutan akibat larangan iklan industri rokok yang diberlakukan mulai tahun ini. Industri rokok dan telekomunikasi selama ini menjadi pengiklan terbesar dalam periklanan, kontribusinya mencapai sekitar 40% dari total pendapatan.
“Ya tetap diuntungkan karena dengan adanya masukan dari iklan politik ini  kinerja industri periklanan tahun ini tidak sampai mengalami kontraksi akibat tidak adanya iklan rokok. Kinerja  masih bisa tumbuh meskipun tidak sebesar tahun lalu yang mencapai 17%,” jelasnya.
Lebih lanjut  dijelaskan bahwa pasar iklan terus berkembang pesat. Tahun lalu, kenaikan belanja iklan, baik perusahaan maupun lainnya mencapai 17% dengan nilai secara nasional sebesar Rp91 triliun. Sebagian besar, yaitu sekitar 60% hingga 65% disedot oleh DKI Jakarta, sementara Jatim berkontribusi sebesar 15% dari pendapatan nasional. [ma]

Tags: