PJT I Bentangkan Merah Putih Raksasa di Pintu Air Jagir Kota Surabaya

Pemprov Jatim, Bhirawa
Masih dalam suasana HUT Kemerdekaan RI ke-75 di bulan Agustus tahun ini banyak cara dilakukan untuk memupuk rasa nasionalisme di tengah masa pandemi. Salah satunya seperti yang dilakukan Perum Jasa Tirta (PJT) I dengan membentangkan bendera Merah Putih berukuran raksasa.

BUMN yang bertugas mengelola Sumber Daya Air termasuk diantaranya Wilayah Sungai Brantas itu, membentangkan bendera berukuran 10 x 20 meter di Pintu Air Jagir. Pembentangan dilakukan, Senin (24/8) pagi sejak matahari terbit.

“Pembentangan bendera Merah Putih raksasa ini sebagai bentuk rasa syukur atas Kemerdekaan Indonesia yang kini memasuki usia 75 tahun. Dengan bendera yang sangat besar ini, maka masyarakat, khususnya di Surabaya yang melintas bisa melihat. Harapannya bisa menumbuhkan rasa nasionalisme pada warga,” ujar Direktur Utama PJT I, Raymond Valiant Ruritan.

Dipilihnya Pintu Air Jagir, kata dia, juga membawa pesan sejarah. “Pintu Air Jagir ini merupakan salah satu heritage bersejarah yang dibangun sekitar 1917 pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Fungsinya untuk mengantisipasi banjir di Kota Surabaya,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Kepala Divisi Jasa ASA II PJT I, Arief Budiyantono menambahkan, bendera yang dibentangkan memiliki lebar 10 meter. Ukuran itu masih ideal untuk menyesuaikan dengan ketinggian puncak bangunan pintu air sekitar 16,5 meter dari permukaan tanah. Namun bendera dipasang di ketinggian sekitar 11 meter.

Arief menjelaskan, Pintu Air Jagir adalah salah satu infrastruktur melintang Kali Surabaya yang fungsi utamanya untuk mengatur aliran Kali Surabaya yang akan masuk Kali Wonokromo. Pintu Air Jagir juga berfungsi mengatur ketinggian muka air Kali Surabaya untuk menyuplai kebutuhan air bersih masyarakat Surabaya yang dikelola oleh PDAM Kota Surabaya.

Kali Surabaya merupakan anak sungai Brantas yang melintasi Kota Surabaya dan bermuara di Selat Madura. Terbentang mulai dari Mlirip Mojokerto melintasi wilayah Gresik, Sidoarjo dan Surabaya yang berakhir di Wonokromo, tepatnya sekitar Terminal Joyoboyo.

Lalu terpecah menjadi dua aliran sebelum bermuara ke laut. Pertama yaitu ke Kali Wonokromo melalui Pintu Air Jagir menuju wilayah Wonorejo. Kedua yaitu Kali Mas melalui Pintu Air Wonokromo yang melintasi tengah Kota Surabaya seperti wilayah Gubeng, Jembatan Merah hingga Petekan. [rac]

Tags: