PKK Jatim dan KSF Bersama Ciptakan Generasi Berkualitas

Kartika Soekarno selaku Ketua KSF bersama Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim Dra Hj Nina Soekarwo MSi meniup balon dari gelembung sabun di hadapan anak-anak balita di Halaman Masjid Al Akbar Surabaya, Minggu (22/6).

Kartika Soekarno selaku Ketua KSF bersama Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim Dra Hj Nina Soekarwo MSi meniup balon dari gelembung sabun di hadapan anak-anak balita di Halaman Masjid Al Akbar Surabaya, Minggu (22/6).

Surabaya, Bhirawa
Tim Penggerak Pembinaan  Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jatim dan Kartika Soekarno Foundation (KSF) saling bekerjasama dalam menciptakan generasi yang berkualitas. Wujudnya bisa dilihat dari visi dan misi kedua organisasi yang selalu mengedepankan kepentingan anak agar menjadi generasi yang berkualitas sehingga bias berguna bagi bangsa dan negara.
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim Dra Hj Nina Soekarwo MSi pada acara Aksi Peduli Bersama dan Cek Kesehatan Gratis yang diselenggarakan oleh salah satu perusahaan obat dan tabloid swasta di  Halaman Masjid Al Akbar Surabaya, Minggu (22/6).
Yang paling menonjol antara TP PKK dan KSF adalah mengenai program kepada anak yakni Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) holistik. PAUD holistik di dalam tugasnya tidak hanya memberikan pembelajaran dan pendidikan saja, namun juga diajarkan cara pola pengasuhan anak yang benar. “Selain itu juga diajarkan upaya dalam meningkatkan pengembangan gizi balita hingga peningkatan kualitas pendidikan orangtua (smart parenting). Dalam hal tersebut, terlihat bahwa antara TP PKK dan KSF mempunyai misi yang sama dalam menciptakan generasi yang cerdas dan berkualitas,” ujar Bude Karwo sapaan akrabnya
Ia menjelaskan ada sekitar 10 ribu PAUD holistik di Jatim. Jumlah tersebut melebihi yang telah ditargetkan selama ini yakni 10 ribu PAUD holistik. Dengan jumlah tersebut kebutuhan esensial untuk anak khususnya balita bisa terkaver dengan dilakukan pendampingan secara merata di setiap daerah. “Jumlah PAUD holistik diperkuat dengan adanya 46 ribu Posyandu di seluruh penjuru Jatim. Dengan begitu tersedianya dan terjaminnya anak untuk mendapatkan gizi, pendidikan dan parenting control  yang tepat bisa terlayani. Pendampingan selalu dilakukan  oleh TP PKK agar cita-cita selama ini untuk mewujudkan genarasi berkualtias bisa terjadi,” jelasnya.
Bude Karwo menuturkan ada hubungan terciptanya generasi yang berkualitas dengan tingkat Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dan Angka Kematian Bayi (AKB). Apabila AKI dan AKB nasional setiap tahun mengalami kenaikan, hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi di Jatim. Di Jatim AKI dan AKB setiap tahunnya mengalami penurunan dan hal tersebut menunjukkan  hal positif bagi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. “AKI Jatim saat ini sebesar 97,39/100 ribu kelahiran hidup dan AKB sebesar 25,95/1.000 kelahiran hidup sementara tingkat nasional 228/100 ribu kelahiran hidup (AKI) dan AKBnya 32,59/1000 ribu kelahiran hidup.,” ucapnya.
Setiap tahun jumlah AKI dan AKB di Jatim terus menurun dan berkurang yaitu pada 2010 AKI di Jatim sebesar 104/100 ribu kelahiran hidup, pada 2011 101/100 ribu dan 2012 turun lagi menjadi 97,47/100 ribu turun lagi menjadi 97,39/100 ribu kelahiran hidup pada 2013 ini. Sementara  tingkat nasional masih ada pada posisi 228/100 ribu kelahiran hidup.
Pada kesempatan yang sama, Kartika Soekarno, founder KSF mengatakan, TP PKK Jatim dan KSF bisa bersama-sama untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Salah satunya dengan bergerak bersama karena memiliki program dan misi yang sama. Tentunya, apabila hal tersebut terjadi, yang akan mendapatkan keuntungan Jatim sendiri dan Indonesia pada umumnya. “Nantinya akan tercipta Soekarno  baru, Cipto Mangunkusumo baru apabila hal tersebut terjadi,” ucapnya.
Dikatakan Kartika, sekilas mengenai KSF dimana memiliki beberapa kesamaan dengan TP PKK. Kartika Soekarno Foundation (KSF) didirikan pada 1998 sebagai tanggapan terhadap krisis ekonomi Asia Tenggara. Bekerjasama dengan UNICEF dan CARE-USA, KSF mengumpulkan dana yang cukup besar untuk kampanye ‘Mencegah Generasi Hilang’. Sebuah program yang dirancang untuk menjaga anak-anak di sekolah selama periode kesulitan ekonomi yang parah.
KSF terus mengumpulkan dana untuk program UNICEF Indonesia, tetapi pada 2004 dengan membangun tim yang sangat berpengalaman dan berpengetahuan yang berbasis di Jakarta, mulai mendanai program pendidikan independen di tiga kabupaten di seluruh nusantara. Selanjutnya diikuti oleh program-program kesehatan di tiga kabupaten lain.  [iib]

Tags: