PKL Popoh Kabupaten Sidoarjo Tolak Pindah ke Pasar Wonoayu

Sidoarjo, Bhirawa
Meskipun sudah dibangunkan pasar baru dengan fasilitas penunjang lengkap, namun pasar Wonoayu kurang diminati PKL Popo yang berjualan di lingkungan perumahanTAS 3.
Sudah berjalan 2 tahun ini Pemkab menyediakan pasar Baru Wonoayu yang letaknya di jalan provinsi, parkir yang memadai, kran air untuk ikan basah, drainase dan bangunan mentereng ternyata tidak membuat pedagang tergiur. Hanya stan kios yang terisi hampir penuh.
Stan los yang berjumlah 94 unit seperti mati karena minimnya penjual. Padahal lokasinya enak untuk jualan ikan segar, daging dan sebagainya.
Kabid Pasar Dinas Pasar dan UMKM Pemkab, Nawari, mengaku sudah berbagai cara ditempuh supaya penjual di pasar Krempyeng Popo pindah di pasar baru. Niat baik dilakukan dengan memberi beaya gratis untuk 6 bulan pertama, dihitung usai peresmian. Kini fasilitas gratis sudah lewat.
Saat itu iming-iming gratis tidak membuat pedagang mau pindah. Tetapi sekarang harus membayar beaya sewa sesuai Perda. “Sekarang sewa yang berlaku harus sesuai Perda. Kalau menabrak Perda, saya yang kena,” ujarnya.
Untuk memindahkan pedagang Popo ke pasar Wonoayu sudah dikordinasikan dengan kepala desa setempat, Satpol PP, tokoh masyarakat tapi gagal. Pedagang tidak mau pindah.
Pasar Popo adalah pasar krempyeng yang terbentuk dengan sendirinya, bukan milik desa dan bukan milik Pemkab. Para pedagang sudah puas menjalankan usahanya dtempat itu.
Seorang pedagang mengatakan, alasannya tidak mau pindah karena kuatir pelanggannya akan kabur. “Di pasar Wonoayu itu sewanya mahal, belum tentu laku,”” ujarnya.(hds)

Tags: