Polemik Wacana Pembelajaran Tatap Muka di Surabaya

Sejumlah sekolah di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Pahlawan atau Surabaya akan dibuka di tengah pandemi Covid-19. Sontak, rencana tersebut menuai respon pro dan kontra di tengah-tengah publik. Respon pro dan kontra tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, saat ini penyebaran virus covid-19 masih terbilang masih ada. Meskipun, kenaikan penyebarannya tidak signifikan.

Melansir dari infocovid-19.jatimprov.go.id, update corona Senin (3/8) di Surabaya, ada 5381 pasien sembuh Covid-19 dan 2599 pasien masih dirawat. Kasus positif Covid-19 di Kota Surabaya tidak mengalami kenaikan, sehingga total kini masih 8756 kasus. Merujuk dari 87.56 kasus tersebut, 2.599 pasien Covid-19 masih menjalani perawatan. Itu artinya, kenaikan jumlah pasien sembuh di Jawa Timur, khususnya Surabaya lebih besar dibandingkan kenaikan kasus positif covid-19. Sehingga, dapat disimpulkan tren penularan Covid-19 menurun dan angka kesembuhan di Surabaya kian meningkat.

Setelah melihat data yang demikian, tentu kita senang melihatnya. Namun, meski demikian kita sebagai warga Jatim, khususnya Surabaya haruslah tetap waspada terhadap penyebaran virus covid-19 sampai vaksin di temukan. Oleh sebab itu, terkait rencana dibukanya sejumlah sekolah SMP di Surabaya haruslah terkawal dengan baik dan tetap mengindahkan protokol kesehatan dan pelibatan orang tua.

Idealnya, Tim Penanganan Covid-19-19 dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya tidak gegabah dalam membuka sekolah. Karena, sejatinya soal keberlangsungan tentang dibukanya tahapan sekolah sudah diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) yang dirilis akhir Juni 2020 lalu. Ditegaskan dalam SKB bahwa syarat masuk sekolah salah satunya harus melalui beberapa tahapan zona. Detail urutannya jelas bahwa setelah zona hijau, masih ada masa transisi dan masa kebiasaan baru.

Sedangkan saat ini, zonasi resiko Surabaya masih zona merah, info ini dapat diakses melalui https://covid19.go.id atau web Covid nasional. Zona merah dengan 8.756 kasus terkonfirmasi Covid (update 1 Agustus 2020 berdasarkan peta persebaran Covid-19 Jatim). Itu artinya, penyebarannya covid-19 perlu mendapat kewaspadaan kita bersama. Oleh sebab itu, proses pembelajaran dengan metode tatap muka masih rawan dilakukan di tengah pandemi.

Asri Kusuma Dewanti
Pengajar Universitas Muhammadiyah Malang.

Tags: