Polri Tangkap WNA Terduga Teroris Jaringan Poso

images.tempo.coSurabaya , Bhirawa
Detasemen Khusus (Densus) 88 Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) berhasil menangkap tujuh orang terduga teroris, pada Sabtu (13/9) lalu sekitar pukul 02.00 WITA di daerah Poso, Sulawesi Tenggara. Empat orang yang diduga masuk jaringan teroris pimpinan Santoso, merupakan warga negara asing (WNA) asal Turki.
Keempat warga Turki diantaranya BAS, BOZ, BAY dan ZUB.  Sedangkan warga Indonesia terduga teroris adalah SP (29), yang menyembunyikan DPO teroris MUk alias Romi, MI (21) yang menjemput empat warga Turki di Makassar, dan YC alias Ican (28) yang terlibat dalam penjemputan WNA di Makassar.
Kapolri Jenderal Polisi Sutarman mengatakan, Polri terus melakukan pemantauan dan penyelidikan terhadap jaringan teroris yang ada di Indonesia. Dari hasil pemantauan dan penyelidikan, pihaknya sudah mengamankan tiga orang Indonesia dan empat WNA asal Turki. Ketujuh orang tersebut sekarang ini sedang dilakukan identifikasi oleh petugas, guna melakukan pengembangan lebih lanjut.
“Kami berhasil mengamankan tujuh orang, empat diantaranya adalah WNA asal turki,” terangnya kepada wartawan, Minggu (14/9) di Gedung Grahadi Surabaya.
Lanjut Kapolri, empat orang asing ini direncanakan akan bergabung dan ikut latihan di kelompok teroris jaringan Santoso. Keempat WNA asal Turki ini, masuk ke Indonesia melalui Malaysia menuju Jakarta, dilanjutkan ke Surabaya dan Makasar. Dari Makasar, mereka menuju ke Poso melalui jalur darat. “Dengan bantuan dari jaringan Santoso, WNA asal Turki ini masuk Indonesia melalui Malaysia, dan beberapa kota sebelum ke Poso,” ungkapnya.
Mengenai penangkapan ketujuh orang tersebut, Kapolri menjelaskan, penangkapan dilakukan setelah dilakukan pemantauan, pengawasan, dan penyelidikan. Hasilnya anggota  langsung melakukan razia untuk menutup pintu masuk menuju Poso yang dilakukan di depan kantor Polres Parigi Moutong. Setelah melihat razia, mobil yang ditumpangi ketujuh terduga teroris berputar ke arah Toboli.
Setelah dilakukan pengejaran, akhirnya mobil berhenti di sebuah kampung Marantale dan ditangkaplah 3 orang tersebut bersembunyi di rumah warga. Sementara mobil terparkir dan 4 orang asing tersebut lari ke arah gunung. Namun keempat warga Turki ini juga berhasil diamankan.
“Dalam penangkapan sempat terjadi kontak senjata dan kejar-kejaran di kampung. Namun dengan kesigapan, anggota mampu menangkap ketujuh oang,” kata Kapolri.
Apakah ini ada kaitannya dengan ISIS, Sutarman menambahkan, pihaknya masih melakukan pengembangan. Karena Santoso sudah jelas-jelas menyatakan diri bahwa akan mendukung ISIS. Karenanya ini menjadikan kewaspadaan bagi kita semua. Dan kelompok ini cukup rawan bagi Indonesia. Karena terbukti orang asing sudah masuk ke Indonesia dan sudah dilakukan penangkapan.
“Kami akan terus melakukan pengawasan, pemantauan dan penyelidikan,” tambah Kapolri.
Lanjut Sutarman, Santoso sendiri diperkirakan masih berada di pegunungan, dan menjadi target serta pengejaran bagi petugas kami. Namun, kaki tangannya yang bertugas sebagai supporting logistic diketahui tersebar di beberapa daerah. Oleh karenanya, Polri terus melakukan pemanrtauan dan penangkapan terhadap kelompok-kelompok ini.
“Polri memiliki kemampuan untuk terus melakukan pemantauan dan mengikuti, baik konvesional ataupun lainnya. Sehingga gerakan santoso bisa diketahui dan terus dipantau,” tandasnya. [bed]

Tags: