Pos Indonesia Masuki Bisnis Properti

Jakarta, Bhirawa
PT Pos Indonesia (Persero) akan merevitalisasi aset properti yang dimiliki untuk dijadikan usaha properti berupa hotel dan jaringan super market.
“Mulai tahun ini (2012) Pos Indonesia akan menambah fokus bisnis yaitu usaha properti. Nilai aset properti Pos Indonesia mencapai sekitar Rp5 triliun. Ini akan dimanfaatkan untuk dikelola bersama dengan pihak swasta,” kata Direktur Utama Pos Indonesia, I Ketut Marjana, usai menjadi pembicara pada acara CEO-Power Meeting II BUMN Marketers Club, di Gedung Pos, Jakarta, Rabu.
Menurut Ketut, saat ini dari sekitar 2.200 unit aset berupa gedung, sebanyak 200 titik di antaranya sudah diverifikasi.
“Banyak aset Pos Indonesia yang underutilisasi, sehingga akan lebih baik jika dimanfaatkan untuk mendorong bisnis perseroan,” ujarnya.
Untuk itu dalam waktu dekat, ujarnya, Pos Indonesia akan menjadikan sejumlah aset untuk dijadikan hotel dan super market.
Untuk hotel, Pos Indonesia akan bekerja sama dengan manajemen Hotel Amaris yang pada tahap awal direalisasikan membangun dua unit hotel di kota Bandung.
Meski demikian, Ketut tidak merinci lebih lanjut nilai investasi yang akan dibelanjakan perusahaan dalam rangka diversifikasi bisnis tersebut.
Ia hanya menjelaskan bahwa Pos Indonesia memiliki banyak properti di lokasi yang strategis.
“Pokoknya cukup besar. Untuk dua hotel di Bandung saja dan revitalisasi gedung Fatahilla, Jakarta bisa mencapai Rp75 miliar,” ujarnya.
Menurut Ketut, rencana perseroan untuk masuk ke bisnis properti sudah melalui kajian mendalam.
Pada setiap hotel dan super market yang dimiliki Pos Indonesia nantinya juga akan terdapat semacam gerai yang menyediakan jasa-jasa pos.
Dijelaskan, diversifikasi bisnis ke usaha properti tersebut merupakan bagian dari upaya perseroan tetap dapat menjaga “branding” Pos Indonesia.
“Telah terjadi pergeseran, bahwa bisnis Pos Indonesia tidak lagi didominasi pengiriman surat dan pengiriman barang, namun dikembangkan juga ke dalam jasa pengiriman uang, dan e-commerce,” ujarnya.
Ketut mengaku Pos Indonesia banyak belajar dari negara Korea, Jepang, maupun Australia yang sukses merevitalisasi perusahaan pos.
“Perusahaan jasa pos di sana sukses mengembangkan jasa e-commerce, pengiriman uang dari perbankan juga banyak disalurkan lewat pos,” ujarnya.
Dijelaskan, untuk menuntaskan revitalisasi bisnis tersebut, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Pos Indonesia sudah mendelegasikan kepada direksi dan komisaris.
Pada tahun ini Pos Indonesia menargetkan pendapatan sebesar Rp3,4 triliun, naik sekitar 11 persen dari pendapatan 2011.
Sedangkan laba bersih 2012 diperkirakan mencapai Rp182 miliar, naik dari tahun 2011 sekitar Rp145 miliar. [@.HBO]

Rate this article!