Presiden di PP Darul Ulum dan Resmikan Museum KH Hasyim Asy’ari

Jangan Terpecah karena Berbeda Pilihan
Jombang, Bhirawa
Momentum pemilu kerap menjadi pemicu perpecahan antar kelompok masyarakat. Karena berbeda pilihan politik, potensi konflik dan perpecahan akhirnya mengemuka.
Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo mendampingi kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo dalam rangka silaturahmi dengan keluarga besar Pondok Pesantren Darul Ulum di Desa Rejoso, Kecamatan Peterongan, Kab. Jombang, Selasa (18/12) siang.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat besar dengan total penduduk mencapai 260 juta jiwa dan penduduk muslimnya menjadi yang terbesar di dunia. Selain itu, Indonesia memiliki 17 ribu pulau, terdiri atas 34 provinsi, 514 kabupaten/kota, serta terdapat 714 suku, dan 1.100 lebih bahasa daerah.
“Jumlah suku di negara kita ini beratus kali lipat jika dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura yang hanya memiliki empat suku, dan Afganistan dengan tujuh suku. Selain itu, saya pernah terbang dari ujung paling barat Indonesia, yakni Aceh, ke ujung paling timur, yakni Wamena. Perjalanan dengan pesawat menempuh waktu 9 jam 15 menit, ini setara terbang dari London, Inggris ke Istanbul, Turki dengan melewati tujuh negara” katanya.
Dengan fakta tersebut, lanjut Presiden Jokowi, maka diharapkan seluruh pihak untuk dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini sangat penting, karena di tengah era globalisasi dan serba teknologi seperti saat ini, terdapat berbagai potensi yang dapat mengancam keutuhan bangsa dan negara, seperti ujaran kebencian, berita palsu alias hoax, dan potensi lainnya.
“Saya titip, mari kita jaga bersama persatuan, ukhuwah wathoniyah, ukhuwah islamiyah, persaudaraan, dan kerukunan kita. Mari kita hormati suku, agama, adat, dan tradisi yang berbeda di sekitar kita. Karena, bangsa ini sudah ditakdirkan Allah SWT untuk memiliki keanekaragaman, dan kita semua adalah saudara sebangsa dan setanah air. Jangan sampai lupa,” lanjutnya.
Presiden Jokowi mengingatkan, salah satu potensi yang kerap menjadi pemicu perpecahan adalah soal perbedaan pilihan dalam pemilu. Dicontohkannya, saat ada pemilihan bupati, walikota, gubernur, atau presiden. “Jangan sampai adanya perbedaan pilihan membuat kita tidak rukun, seperti antar kampung tidak saling sapa. Padahal pemilu itu setiap lima tahun sekali pasti ada,” ujarnya.
Usai memberikan sambutan, Presiden Jokowi berkesempatan meresmikan Rumah Susun (Rusun) Mahasiswa UNIPDU Darul ‘Ulum Jombang. Rusun tiga lantai berkonsep 1 twin block/type 24/3 yang dibangun dengan menelan biaya Rp. 8,50 Miliar ini memiliki 37 unit kamar yang dapat menampung sebanyak 144 penghuni, dengan masing-masing kamar diisi 4 orang mahasiswa.
Selain Pakde Karwo-sapaan akrab Gubernur Jatim, turut mendampingi Presiden Jokowi diantaranya Wakil Ketua MPR RI, Muhaimin Iskandar, Menteri Agama, Lukman Hakim, Bupati Jombang, Mundjidah Wahab, dan pimpinan PP Darul Ulum Jombang, KH. Ahmad Amin Romli. Hadir pula para kiai dan ulama, diantaranya KH. Moh. Iqbal Hasyim, KH. Rohmatul Akbar, KH Zulfikar As’ad, dan KH. Afifudin, para pengurus, karyawan, dan para santri PP Darul Ulum Jombang.

Resmikan Museum Islam
Sementara itu Presiden Joko Widodo resmi meresmikan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari di sebelah selatan Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng, Jombang, pada Rabu (18/12).
Presiden beserta rombongan tiba di lokasi Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari sekitar pukul 15.00 WIB dengan didampingi Pengasuh Ponpes Tebu Ireng, KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah).
Sebelum melakukan penandatanganan peresmian, dalam pidato sambutannya, Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo mengatakan, saat dirinya menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) yang menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, Presiden membayangkan apa yang sedang dipikirkan oleh Hadratus Syaikh, KH Hasyim Asy’ari pada tahun 1945.
“Saya membayangkan begitu besarnya semangat perjuangan beliau, begitu besarnya rasa cinta beliau beserta para ulama pada tanah air kita Indonesia sehingga, KH Hasyim Asy’ari bersama para ulama lainnya dengan berani, dengan keteguhan hati, mendeklarasikan perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagai perang Fii Sabilillah, Jihad di jalan Allah,” kata Presiden.
Saat ini lanjut Presiden Joko Widodo, Gus Sholah sebagai cucu KH Hasyim Asy’ari beserta seluruh keluarga besar Ponpes Tebu Ireng terus mengingatkan seluruh umat Islam di Indonesia dan mengingatkan semua pihak bahwa semua elemen harus mencintai Indonesia.
“Bahwa kita harus menjaga Indonesia, menjaga kemerdekaannya, yang sudah diperjuangkan oleh para pendahulu kita, para ulama, para santri, dan para pejuang, para pahlawan kita,” lanjut Presiden.
Ia menambahkan, lewat Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari yang sore itu diresmikan oleh Presiden, adalah sebuah pengingat seperti yang disampaikan oleh Gus Sholah, bahwa Islam masuk ke Nusantara dengan proses yang sangat damai.
“Dan Islam berkembang di Indonesia dengan dialog, dengan menggunakan media budaya lokal, seperti syair, wayang, gurindam, qasidah, dan lainnya. Kita juga diingatkan, bahwa kejayaan kerajaan-kerajaan Islam dari Aceh sampai Maluku turut menghantarkan kita pada kemajuan bangsa di masa kini,” tambah Presiden.
Presiden melanjutkan, peran pesantren-pesantren sejak lama juga telah turut aktif mencerdaskan manusia-manusia Indonesia. Presiden juga mengingatkan bahwa Indonesia yang kita miliki sekarang dengan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta berlandaskan Ideologi Pancasila sejatinya turut dibentuk oleh para ulama, para santri, umat Islam, bersama-sama dengan elemen bangsa Indonesia lainnya. [Tam,rif]

Tags: