Produksi Turun dan Pasokan Minim, Harga Cabai Melambung

Pada musim kemarau harga cabai di Pasar Basar Basah Trenggalek naik karena minimnya pasokan dari Petani. [wahyu asmoro]

Pemprov, Bhirawa
Musim kemarau beberapa bulan terakhir sangat berpengaruh pada kenaikan harga cabai yang cukup tinggi di sejumlah daerah di Jatim. di wilayah Pasuruan, Trenggalek dan Bojonegoro kenaikan harga cabai mencapai Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu per kg.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DispertaKP) Jatim, Hadi Sulistyo memperkirakan pada Agustus akan ada panen produksi cabai mencapai 25.666 ribu ton yang diharapkan bisa menstabilkan harga.
Ia menjelaskan kalau kenaikan harga cabai rawit di pasaran karena produksi sedang turun sehingga stok cabai menipis. “Bulan Juli ini produksinya menurun sehingga stok yang ada di lapangan itu kurang. Sesuai hukum pasar, jadi harganya naik,” ujarnya.
Dikatakannya, produksi cabai dalam setahun memang tidak bisa secara simultan tinggi. Misalkan saja, pada bulan April, produksi cabai di Jatim mengalami over suplai mencapai 77.171 ton, selanjutnya pada bulan Mei turun ke 32.126 ton lalu pada Juli 17.353 ton.
Ia juga menjelaskan kalau penurunan produksi cabai pada bulan ini tidak dipengaruhi oleh datangnya musim kemarau. “Kalau musim kemarau, pengaruhnya kecil sekali karena cabai tidak terlalu membutuhkan air. Bulan ini menurun ya karena ada siklus, ada masa tanam, ada masa panen, seperti padi dan tanaman yang lain,” katanya.
Hadi juga menambahkan, DispertaKP Jatim juga memperkirakan produksi cabai di Jatim sepanjang tahun 2019 mencapai 364.887 ton sedangkan konsumsi masyarakat hanya 64 ribu ton.
Di Kabupaten Trenggalek Kenaikan harga cabai sejak dua pekan terakhir sampai saat ini , terpantau di pasar basah harganya sudah tembus di kisaran Rp 70 rb per kg, dimungkinkan harga cabai rawit akan terus merangkak naik Senin (22/7)
“Cabai rawit di beberapa hari sebelumnya sekitar Rp 50 ribu per kg, sedangkan dalam 10 hari terakhir harganya terus mengalami kenaikan hingga akhirnya mencapai kisaran Rp 70 ribu per kg.” ujar salah satu pedagang sayur di Pasar Basah, Tuminah.
Kasi Distribusi & promosi di Bidang Perdagangan Dinas Komidag Kabupaten Trenggalek, Siti Choirul Bariyah mengatakan, kenaikan cabai tersebut diduga karena semakin menipisnya pasokan dari petani .
“Sekarang kan tidak musim panen cabai, apalagi pasokan dari hasil penen saat ini sangat sedikit sedangkan kebutuhan masyarakat cukup banyak banyak, maka secara otomatis harganya melambung tinggi” ucapnya.
Menurut pantauan dari Dinas Komindag, kenaikan harga cabai di sejumlah pasar yang ada di kabupaten Trenggalek secara bertahap. “Untuk cabai rawit merah, kenaikannya bertahap awalnya Rp 50 ribu per kg, naik menjadi Rp 70 ribu per kg. Sedangkan cabai merah besar, harga awal dipatok sebesar Rp 60 ribu per kilogram dan bertahan hingga sekarang.” Terangnya.
Dinas komindag tidak bisa memastikan kapan harga cabai akan stabil. Dikarenakan pasokan cabai dari para pedagang Trenggalek rata-rata didatangkan dari distributor Tulungagung, Blitar hingga Malang. Sementara itu untuk harga kebutuhan lain masih relatif stabil. Pungkasnya
Sementara di Bojonegoro Harga cabai di sejumlah daerah terus merangkak naik yang dipicu oleh minimnya stok dari distributor maupun petani. Seperti yang terjadi di Bojonegoro yang mengalami harga cabai merah menembus Rp 60 ribu per kg.
Menurut penuturan Sulastri, salah satu pedagang kenaikan harga sudah terasa sejak satu bulan lalu. Seperti cabai rawit hijau yang semula harganya hanya Rp 15 ribu, saat ini melambung Rp 40 ribu kilogramnya.
Sedangkan cabai merah besar plompong, yang semula hanya Rp 35 ribu, kini tembus hingga Rp 60 ribu per kilogram, terutama untuk cabai rawit merah dan cabai merah keriting. “Kalau cabai merah plompong itu sebelumnya Rp 35 ribu, sekarang Rp 60 ribu, ini terus mengalami kenaikan,” kata Sulastri, kemarin (22/7).
Ia pun menduga, penyebab naiknya harga cabai tersebut akibat menipisnya stok cabai di sejumlah pasar yang diakibatkan oleh kemarau, dan hal tersebut menyebankan kekeringan di lahan pertanian milik petani cabai sehingga menjadikan gagal panen pada musim tanam kali ini. “Harga-harga ini diperkirakan akan terus naik hingga nanti Hari Raya Idul Adha,” tambahnya .
Pasokan cabai para pedagang di Bojonegoro rata-rata didatangkan dari distributor Magetan, Nganjuk hingga Malang. Pihaknya berharap harga cabai bisa kembali stabil, sehingga daya beli masyarakat kembali pulih. [rac.wek,bas]

Tags: