Provinsi Jatim Terbanyak Kedua Penderita TBC se-Indonesia

(Dinkes Miliki Gerakan TOSS)

Dinkes Jatim, Bhirawa
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur terus berupaya dalam mencegah dan memberantas penyakit tuberkulosis atau yang biasa disebut penyakit TBC. Salah satunya adalah dengan gerakan TOSS (Temukan TBC Obati Sampai Sembuh). Saat ini penyakit TBC di Jawa Timur menempati urutan kedua di Indonesia.
Kepala Dinkes Jatim, Dr dr Kohar Hari Santoso mengatakan bahwa penyakit TBC di Jawa Timur turun ke peringkat dua setelah gencar mengkampanyekan dan melakukan gerakan TOSS. Pada tahun 2018, angka penemuan dan pengobatan kasus TBC mencapai angka 57.442 kasus, angka tersebut naik dibandingkan dengan tahun 2017 yaitu 55.865
“Dengan semakin banyaknya penderita TBC yang kita temukan di lapangan, maka semakin besar pula kesempatan kita untuk mengobati penderita TBC sampai sembuh, sehingga bisa memutus rantai penularan dan penyebaran penyakit TBC di Jawa Timur,” ujarnya.
Kohar menerangkan bahwa penyakit TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan kuman mycobacterium tuberculosis. Kuman tuberculosis paling sering menyerang organ tubuh paru-paru, tetapi bisa juga menyerang organ tubuh lainnya, seperti kelenjar getah bening, tulang, otak, kulit dan lainnya.
Gejala utama penyakit TBC, lanjut Kohar, adalah batuk terus menerus selama 2 minggu lebih, sedangkan gejala lainnya antara lain demam meriang berkepanjangan, sesak nafas dan nyeri dada, berat badan menurun, kadang dahak bercampur darah, nafsu makan menurun dan berkeringat di malam hari meskipun tidak melakukan aktivitas.
“Jika mengalami gejala batuk terus menerus selama 2 minggu lebih, dengan dahak yang kadang bercampur darah,berkeringat di malam hari, dan berat badan menurun drastis, segera periksa ke puskesmas terdekat,” terangnya.
Tuberkulosis dapat diketahui melalui pemeriksaan dahak dengan menggunakan mesin Tes Cepat Molekuler (TCM). “Sudah ada beberapa Puskesmas dan RS yang tersebar di seluruh kab/kota di Jawa Timur yang mempunyai fasilitas TCM. Semua pengobatannya gratis,” imbuhnya.
Penularan TBC terjadi melalui udara dari percikan dahak pasien TBC yang batuk tanpa menutup mulut. Pihaknya berharap untuk mencegah penularan diharapkan bagi penderita TBC kalau batuk hendaknya menerapkan etika batuk dan dilarang meludah sembarangan.
“Selain itu bagi masyarakat hendaknya menjaga kebersihan rumah, ventilasi udara yang cukup, sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah agar rumah tidak lembap, sehingga kuman TBC tidak bisa berkembang,” jelasnya.
Penyakit TBC merupakan penyakit yang dapat disembuhkan jika melakukan pengobatan secar benar dan tuntas. Obat TBC disediakan gratis oleh Pemerintah, dapat diperoleh di Puskesmas maupun fasyankes lainnya yang ditunjuk oleh Pemerintah.
Hari (TBC) Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret setiap tahunnya. Peringatan Hari Tuberkulosis pada tahun ini mengangkat tema “Saatnya Indonesia Bebas TBC, mulai dari Saya.” Makna dari tema Hari TBC pada tahun ini adalah mengingatkan kembali kepada seluruh pihak bahwa ini adalah waktunya kita berbuat lebih untuk mencapai eliminasi TBC baik nasional maupun global pada tahun 2030. Setiap individu dapat berkontribusi secara aktif dalam pencegahan dan penanggulangan TBC dengan melakukan gerakan TOSS TBC. [geh]

Tags: