PT Petrokimia Gresik Jadikan Gorontalo sebagai Lumbung Pangan

Dirut Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi Saat Diwawancarai sejumlah media Usai Panen Jagung di Kel. Tolotio, Kec. Tibawa, Kab.Gorontalo

Gresik, Bhirawa
Petrokimia menggelar panen raya tanaman hortikultura di Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, Provinsi Gorontalo dengan produktivitas dua kali lipat. Sebagai kelanjutan pelatihan yang diberikan, pada para petani jagung, cabai dan tomat.

Hal ini untuk percepatan pembangunan Gorontalo, sebagai lumbung pangan nasional bagian timur, dalam rangka menjaga ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19.

Direktur Utama Petrokimia Gresik Rahmad Pribadi mengatakan, bahwa Food and Agriculture Organization (FAO). Atau organisasi pangan dan pertanian di bawah PBB, telah memperingatkan adanya ancaman krisis global di tengah pemberlakuan karantina wilayah, pembatasan sosial, dan larangan perjalanan. Ini akan mempengaruhi rantai pasokan pangan.

“Petrokimia Gresik, siap bersinergi dengan stakeholder. Dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian, guna menjaga ketahanan pangan di tengah wabah Covid-19. Produksi pertanian di masa pandemi ini harus semakin digenjot, mengingat masyarakat sangat membutuhkan stok pangan yang sehat sebagai kebutuhan dasar meningkatkan imun tubuh.” Ujarnya didepan Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel.

Berkat kerjasama ini, produktivitas jagung dalam panen meningkat hingga 2 kali lipat. Dimana untuk satu hektare lahan demonstration plot (demplot) menghasilkan jagung pipilan 10,1 ton, sedangkan kebiasaan petani setempat hanya menghasilkan 5 ton per hektare. Demplot jagung ini tidak hanya dilakukan di Desa Tolotio, tapi juga Desa Dutulana’a dan Desa Molowahu.

Dirut Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi (ke-2 dari kanan) bersama Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel (ke-3 dari kanan) Saat Panen Raya Jagung di Gorontalo.

Selain jagung, kerjasama ini juga direalisasikan dalam demplot tomat dan cabai di Desa Tenilo dengan peningkatan produktivitas yang juga signifikan, yaitu tomat 43,2 ton, serta cabai 12 ton. Panen tomat ini meningkat 80 persen (naik 19,2 ton) dari sebelumnya 24 ton. Sedangkan panen cabai meningkat 50 persen (naik 4 ton) dari produktivitas sebelumnya 8 ton setiap hektare.

Dengan pola pemupukan berimbang rekomendasi petrokimia dalam demplot ini, untuk tanaman jagung menggunakan pupuk organik Petroganik (500 kg/ha). NPK Phonska Plus (300 kg/ha) dan Urea (300 kg/ha), sedangkan untuk tomat dan cabai masing-masing menggunakan Petroganik (2.000 kg/ha), NPK Phonska Plus (800 kg/ha), serta ZA (200 kg/ha).

“Kami berhasil menjawab tantangan Bapak Rachmat Gobel, menanam tanaman hortikultura tanpa menggunakan pupuk subsidi, dan hasilnya terbukti luar biasa,.

Berdasarkan kalkulasi, lebih menguntungkan menggunakan pupuk non-subsidi. Dengan hasil 10 ton lebih, dari pada menggunakan pupuk subsidi tapi hasil panen hanya 5 ton.” terang Rahmad.

Ditambahkan Rahmad, bahwa petrokimia akan melanjutkan kerjasama ini di beberapa titik lain. Berharap pola pemupukan rekomendasi Petrokimia, dapat diduplikasi oleh petani lainnya di Gorontalo. Selain itu, produk-produk Petrokimia, diharapkan dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Sementara petani Desa Haya-haya, Kecamatan Limboto Brata, Kabupaten Gorontalo, Djafar Abdullah mengatakan. Bahwa telah mengikuti pola pemupukan berimbang Petrokimia, dan merasakan manfaatnya. Yaitu peningkatan produktivitas pada tanamannya jagungnya lebih dari 50 persen, dan kembali menerapkan aplikasi pupuk non subsidi ini pada musim tanam berikutnya. [kim]

Tags: