Puncak Tema MOS KB/TK Mutiara Bangsa Digelar Online

Ati’ Mirfaqoh SPd berpakaian Miss Corona dan Chushaini Fitriya SPd berpakaian ala Hand Sanitzer saat menghibur dan mengajak para siswa untuk Senam Banana Cacaca. [sufendhi dimyati]

Berpakaian Tema Covid 19 Para Guru Menghibur Siswa dengan Keceriaan
Surabaya, Bhirawa
Puncak MOS (Masa Orientasi Sekolah) Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak Kanak (TK) Mutiara Bangsa, Penjaringan Asri I J-38, Rungkut, Surabaya, Jumat (18/7) lalu menggelar Puncak Tema MOS melalui Daring yakni Live Zoom dan Streaming dengan penuh keceriaan khas anak – anak. Dengan Tema Belajar Saat Pandemi Covid 19, beberapa guru mengenakan pakaian seputar kondisi saat pandemi, diantaranya Miss Hand Sanitizer dan Miss Corona.
Menurut Kepala KB TK Mutiara Bangsa, Erlina Novianti SPd, Puncak Tema MOS digelar melalui Daring dengan live zoom dan streaming. Tujuannya, meskipun masih dalam suasana pandemi Virus Corona atau Covid 19 seperti saat ini, para siswa tetap semangat untuk belajar meski tidak harus tatap muka di sekolah, tetapi harus melakukan pembelajarannya lewat online atau Daring.
Bu Lina-sapaan akrab Kepala Sekolah KB/TK ini menjelaskan, karena pihak berkecimpung dalam pendidikan anak usia dini, maka mereka harus dikondisikan untuk melihat secara langsung. Misalnya, hand sanitizer itu seperti apa, fungsinya untuk apa atau Virus Corona itu seperti apa. Para siswa ditunjukkan secara nyata yakni dengan para guru yang mengenakan pakaian menyerupai hand sanitizer dan Virus Corona.
“Para siswa ditunjukkan secara nyata oleh Tim Guru TK/KB Mutiara Bangsa dengan mengenakan pakaian menyerupai hand sanitizer atau Virus Corona,” jelas Bu Lina.
Bu Lina juga mengatakan, pada MOS hari pertama, para siswa baru dikenalkan lingkungan sekolah, para guru, dan dikenalkan pada siswa baru lainnya. Pada hari kedua, para siswa diajak melihat pemutaran film edukatif tentang pendidikan new normal pandemi Covid 19.
Pada hari ketiga diisi dengan gerak dan lagu tentang anak. Pada Hari Keempat, diisi panggung boneka dengan cerita belajar di rumah yang menyenangkan bersama Bu Yeni. Hari kelima, Hari Puncak Tema MOS KB/TK Mutiara Bangsa Parade Keunikan Kostum Anak. Dan hari keenam, diisi Sosialisasi Program Sekolah bersama orang tua wali murid secara online.
Yang unik dari MOS KB/TK Mutiara Bangsa ini, Tim Guru yakni Erlina Novianti berpakaian ala APD (Alat Perlindungan Diri) Tenaga Kesehatan yang menangani pasien Covid 19, Ati’ Mirfaqoh SPd berpakaian Miss Corona, Susilawati berpakaian ala India, Chushaini Fitriya SPd berpakaian ala Hand Sanitzer, Cicik Dwi Utari berpakaian ala perawat, Novita Pujiwati SPd berpakaian ala Toga Wisudawan. Juga diperagakan teatrikal hand sanitizer menyemprot Virus Corona hingga musnah.
Bu Lina menegaskan, akibat harus belajar di rumah karena Pandemi Covid 19 ini, karena kangen dengan sekolahannya dan Bu Gurunya, sehingga ada siswa yang sampai menangis minta Video Call, ada yang minta datang ke sekolahan, meski hanya melihat di depan sekolahan, bahkan datang pada ke sekolah pada malam hari.
Meski ada yang datang pada siang hari, namun para siswa yang rindu untuk bertemu para ibu guru tidak bisa bertemu secara langsung dan mendekat. Tetapi para siswa tetap berada di luar sekolah atau tetap berada di dalam mobil orang tuanya, sedangkan gurunya tetapi di dalam halaman sekolah dan hanya bisa saling melambaikan tangan.
Dampak pandemi Covid 19 ini, terang Bu Lina, ada kendalanya saat pembelajaran secara Daring yang biasanya melalui Google Classroom, atau Zoom. Diantaranya, saat online siswa tidak fokus atau orang tua tidak bisa mendampingi karena bekerja.
Sehingga harus dicarikan pendamping wali lainnya, sepert i neneknya atau tantenya. Kesulitan lainnya, saat sedang online jaringan internet ternyata tiba – tiba lemot atau lambat, sehingga mengganggu pembelajaran, padahal semua materi telah disiapkan.
Sedangkan pembelajaran secara Luring, diantaranya dengan Video Call, juga melalui Grup WA para orang tua, pemberian modul pembelajaran kepada para orang tua, home visit atau mendatang rumah para siswa selama 45 menit di setiap rumah.
“Ya banyak suka – dukanya saat pembelajaran secara Luring saat Visit Home. Diantaranya, ketika tim guru datang ke rumah siswa tidak boleh pulang karena masih kangen dengan para ibu guru,” tandas Bu Lina.
Sedangkan dampak lainnya karena Pandemi Covid 19 ini, penerimaan siswa bisa turun hingga 50%. Untuk kelas bermain biasanya bisa menerima 100 siswa, kini hanya ada 50 siswa yang mendaftar. Bahkan banyak siswa Kelompok Bermain yang harus cancel dan untuk siswa TK juga ada cuti sekolah. [fen]

Tags: