Oleh :
Nurcholissiyah, SPd
Guru SMP Negeri 3 Kedungadem-Bojonegoro, Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris, Alumnus IKIP PGRI Bojonegoro-Jatim.
Ramadhan telah tiba. Bulan yang penuh berkah, rahmat dan maghfirah Allah SWT telah hadir di tengah -tengah kita.Nabi menganjurkan kita menyambutnya dengan suka cita dengan ucapan ” Marhaban Ya Ramadhan”. SementaraUlama menyebut bulan istimewa karena di antara duabelas bulan dalam satu tahun, satu bulan inilah yang paling istimewa.
Dalam menapaki kehidupan manusia selama sebelas bulan lampau berbagai kesalahan yang telah di perbuat dapat dilebur pada bulan ini dengan berpuasa, beramal saleh dan menambah khasanah keilmuan kita. Karena kadar keimanan seseorang itu tidak tentu. Kadang naik kadang turun , hal ini di pengaruhi oleh hati, jiwa serta situasi yang dirasakannya pada saat itu, adakalanya manusia keaadaan jiwanya stabil, kebutuhan ruhani dan jasmaninya tercukupi sehingga kadar keimanannya mantap. Adakalaanya manusia dihimpit persoalan persoalan hidup, hati dan jiwa nya kering,kebutuhan jasmani dan rohaninya tidak mampu tercukupi sehingga manusia berpotensi melakukan dosa.Ada Pepatah jawa yang menyatakan” manungso iku menus-menus panggone dosa” ini berarti manusia itu tidak bisa lepas dari salah dan dosa.
Kodrat Penciptaan Manusia
Secara kodrati manusia di ciptakan dengan unsur jasmani yang menarik di bekali akal dan rasa serta kehendak. “Dalam jiwa manusia ada 2 potensi yaitupertama potensi konstruktif dalam arti memenuhi kebutuhan hidupnya dengan yang diamanatkan Allah, kedua potensi destruktif dalam arti mengingkari tugas hidupnya sebagai pengemban amanah Allah”(KH.Ahmad Azhar Ba’asyir MA;1993).
Dua potensi yang antagonistis itu di wakili oleh nurani dan hawa nafsu; nurani mendorong manusia meningkatkan kualitas dalam hidupnya, sedangkan hawa nafsu senantiasa menarik manusia untuk ingkar terhadap tugas hidupnya. Dalam hal ini Allah mengingatkan manusia bahwa manusia akan berjaya jika dapat menyucikan jiwanya, dan akan gagal bila mencemarkanya (Q.S 91;1-10).
Dari sini dapat kita lihat bahwa manusia perlu menyucikan jiwa agar menjadi manusia yang berjaya, berjaya dalam mengendalikan hawa nafsunya. Berjaya dihadapan Tuhannya yakni Allah SWT. Tentunya manusia yang berbekal iman, amal saleh dan ilmu pengetahuan yang dapat melakukan tugas kekholifahan dengan sempurna.
Pengabdian manusia kepada Tuhan akan sempurna, bila totalitas kemanusiaanya berfungsi secara maksimal. Fisik kuat, sehat dan trampil. Akal di bekali ilmu yang memadai dan potensi berfikir sehat serta sanggup dikembangkan. Rasa wajib mempertahankan dan mengembangkan nilai kehormatan kemanusian, baik sebagai makhluk individu, makhluk sosial maupun penghuni dan pengelola alam, dapat selalau dibina. Kehendak untuk menyempurnakan penunaiaan tugas huduppun dapat diperkuat dan dikembangkan, serta berkesanggupan untuk menanggulangi berbagai kendala, baik intern maupun ekstern. Akhirnya, Kesadaran sebagai tanggungjawab kepada Tuhan, sebagai makhluk pengemban amanat-Nya benar-benar harus selalu menyertai manusia dalam menjalani hidupnya di dunia dan di akhirat kelak.
Penyucian Diri
Kalau kita lihat aktifitas spritual umat islam dibulan ini meningkat drastis dibanding bulan-bulan sebelumnya. Seperti puasa, dihari-hari sebelumnya orang enggan melakukan puasa karena ini perintah wajib dan banyak sekali faedahnya sehingga orang termotivasi melaksanakanya; kemudian shalat berjamaah, semula orang biasa -biasa saja karena ini bulan ramadhan yang orang berbondong-bondong ke masjid-masjid atau musolla-musolla terdekat untuk sholat jamaah tarawih meskipun hanya diawal-awal ramadhan; banyak orang mengeluarkan zakat, infak dan shodaqoh karena janji Allah pahala akan di lipatgandakan pada bulan ini; maraknya ceramah agama dimasjid-masjid dan dimusolla- musolla ;begitu pula media-media elektronik tanah air , menayangkan program-program yang bermuatan spritual keagamaan seperti ceramah, diskusi , lomba-lomba da’i, tak kalah di lingkup sekolah-sekolahpun juga mengadakan pesantren kilat dan berbagai aktifitas keruhanian lainnya.
Hal ini menyiratkan bahwa manusia menyadari betapa besar fadilah-fadilah yang terdapat pada ramadhan. Karena pada bulan ini Allah menjanjikan 3 hal,yakni 1) Pada sepuluh hari pertama rahmat Allah akan turun ;2) Pada sepuluh hari kedua Allah menjanjikan pengampunan segala dosa dan kekhilafannya dimasa lampau; 3) Sedangkan sepuluh hari ketiga Allah memberi reward kepada kita berupa pembebasan dari api neraka bagi manusia yang total melaksanakan amalan pada bulan ramadhan. Dari aktifasi ruhani yang dijalaninya sesungguhnya manusia menyadari kelemahannya ,ingin mengeliminir perbuatan dosanya,manusia butuh terhubung dengan Tuhannya serta manusia sebenarnya memiliki keterpautan terhadap dzat penciptanya, yakni Allah Azzawajalla.
Karena manusia memiliki potensi konstruktif itu sehingga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai yang diamanahkan oleh Tuhannya. Tentunya kontruktifdalam memenuhi kebutuhan hidup untuk jasmaninya seperti makan , pakaian dan tempat tinggal. Dan kontruktif dalam memenuhi kebutuhan rohani itu dilakukan dalam aktivitas spiritul dan amal saleh yang mengantarkan manusia mendekatkan diri dengan Tuhannya berupa sholat ,puasa, sedekah, kegiatan sosial ,menuntut ilmu serta perbuatan saleh lainnya.
Tetapi tak dipungkiri pula adakalanya pontensi destruktif manusia itu lebih dominan. Dimana hawanafsu yang lebih kedepankan ketimbang hati nuraninya sehingga menarik manusia untuk ingkar ke pada Tuhannya, lalu melahirkan manusia yang korup, congkak , sombong dan melampaui batas. Kehidupan manusia seperti ini hati dan jiwanya kering dari mengingat Allah , yang mencelakakan lagi jika manusia dalam keadaan fakir di dunia dan kufur ,tidak mau mengingat Tuhannya. Lalu bagamanakah proses penyucian diri manusia seperti ini?Sesuai janji Allah kepada manusia “maka barang siapa yang memohon ampun kepada Ku niscaya akan Aku ampuni, kecuali dosa orang yang berbuat syirik. Yakin dengan jalan bertaubat, taubat dengan sebenar-benar taubat (=taubat nasuha) kembali kepada Allah dzat yang menciptakannya serta ridho dengan segala ketentuan- ketentuannya.
Maka tepat kiranya momentun ramadhan tahun ini yang kebetulan bertepatan dengan tahun “politik” kita sebut sebagai momentum penyucian diri manusia.Karena dengan puasa hawa nafsu kita dikekang, jadi kemungkinan timbulnya dosa dapat di eliminir serta dengan memperbanyak istigfar,dzikir dan doa menjadikan diri kita ingat ,takut dan hanya menggantungkan segala beban hidup kita kepada Allah SWT. Ini tentunya diimplementasi dengan berbagai kegiatan ibadah yang mampu mengantarkan kita untuk menggapai ridho Allah SWT.Semoga kita senantisa memperoleh ridho Allah Azza wajalla.
—————— *** ———————