Ramadan, Pemprov Jatim Kembali Luncurkan Subsidi Angkut

Pelindo III mengembangkan sumber daya manusia secara berkelanjutan melalui pendidikan dan pelatihan yang terstruktur.

Pelindo III mengembangkan sumber daya manusia secara berkelanjutan melalui pendidikan dan pelatihan yang terstruktur.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemprov Jatim selalu meluncurkan program andalan untuk meringankan beban masyarakat, yaitu subsidi angkutan barang saat Ramadan dan jelang hari raya Idul Fitri. Begitu pula tahun ini, pemprov juga akan kembali mengandalkan program tersebut untuk melakukan stabilisasi harga.
“Dengan adanya subsidi angkut ini, barang dari produsen bisa dijual setara harga grosir di konsumen. Biaya angkut dari produsen ke konsumen itulah yang ditanggung pemerintah,” kata Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim, M Ardi Prasetyawan, dikonfirmasi, Minggu (25/5).
Menurutnya, saat ini komoditas yang disubdisi dan waktu pelaksanaan program stabilisasi harga belum diputuskan karena menunggu hasil pantauan pasar. Meski demikian komoditas pokok seperti gula, beras, tepung dan minyak goreng jadi prioritas.
Tim stabilisasi harga, lanjut dia, juga mengawasi harga daging sapi, telur, cabai dan ayam. Saat ini, Pemprov Jatim menilai belum ada pergerakan harga signifikan dari sejumlah komoditas tersebut. Stabilisasi menggunakan pola subsidi angkut dilakukan Pemprov Jatim 2013.
Sepanjang periode tersebut dana untuk program ini mencapai Rp12,5 miliar. Ardi menilai, program tahun lalu tersebut berhasil meski perlu evaluasi konsumen yang membeli dalam jumlah besar untuk dijual kembali. Meski demikian, secara umum program tersebut berhasil dilaksanakan.
“Hitungannya kenaikan satu persen harga bahan pokok menyebabkan konsumen mendapat beban tambahan Rp300 miliar. Jadi meredam kenaikan harga dan jumlah biaya tersebut sebanding,” tegasnya.
Adapun tahun ini, ada 28 tim pemantau inflasi daerah yang akan memperkuat stabilisasi harga. Selain memantau titik kenaikan harga tertinggi, tim juga mengawasi peredaran barang beredar sehingga bisa mengantisipasi penimbunan.
Sementara itu, pantauan harga beberapa komoditas pokok di sejumlah pasar di Surabaya sampai dengan Mei 2014, kenaikan harga tertinggi terjadi pada komoditi tomat sebesar 17,65 persen dari harga Rp5.667/kg menjadi Rp6.667/kg. Kenaikan harga dikarenakan permintaan konsumen cenderung meningkat, sedangkan persediaan yang ada di pasar relatif tetap.
Kenaikan harga terendah terjadi pada komoditi bawang merah (lokal Probolinggo)  sebesar 1,18 persen dari harga Rp14.167/kg menjadi Rp14.333/kg. Sedangkan penurunan harga tertinggi terjadi pada komoditi cabe merah kecil (rawit) sebesar 9,18 persen dari harga Rp16.333/kg menjadi Rp14.833/kg.  [iib]

Tags: