Ratusan Anggota PSHT Diduga Rusak Rumah Warga Desa Kayu Putih

Bupati Dadang Wigiarto bersama Kapolres dan Dandim saat menggelar rakor dengan pengurus dan anggota PSHT di IR Pemkab Situbondo usai pengrusakan terjadi. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Minggu sore hingga Senin dinihari (10/8) kawasan Desa Kayu Putih Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo sempat mencekam. Ini setelah ratusan anggota PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) diduga kuat melakukan pengrusakan rumah milik warga setempat.

Kabarnya, Minggu sore PSHT Ranting Mangaran melakukan konvoi di jalan desa setempat usai mengikuti sebuah acara pendadaran di Kota Situbondo. Hingga saat ini kasus pengrusakan tersebut masih didalami aparat penegak hukum Polres Situbondo.

Ketua PSHT Situbondo Tulus Prijatmaji mengakui pada hari Minggu ada kegiatan pendadaran di wilayah barat dan wilayah tengah Situbondo. Untuk acara pendadaran di wilayah barat, aku Tulus, dipusatkan di Kecamatan Suboh yang juga dihadiri Wabup Yoyok Mulyadi. Khusus acara pendadaran di wilayah tengah, urainya, dipusatkan di Padepokan milik PSHT.

“Setelah pendadaran selesai, adik adik PSHT konvoi dan ketemu massa di wilayah Desa Trebungan. Rupanya itu berasal dari Ranting PSHT Mangaran dan terjadi selisih faham soal bendera. Padahal sebelumnya sudah saya wanti wanti agar menghindari pengedropan massa, namun tetap terjadi,” ujar Tulus.

Masih kata Tulus, usai kejadian pengrusakan, dirinya bersama pengurus PSHT lain siap untuk mengganti kerugian yang dialami warga termasuk diantaranya kerugian warga yang sakit. Kesepakatan itu dicapai, lanjut Tulus, saat PSHT menggelar pertemuan di Mapolres Situbondo.

“Kami sudah bermusyawarah semua kerugian termasuk yang kecil, sepakat untuk diganti. Sedangkan ulah oknum PSHT silahkan ditindak secara tegas karena saya tidak pernah mengajari yang tidak baik,” papar Tulus seraya mengaku siap menghadirkan anggota PSHT jika diperlukan dalam proses penyelidikan APH.

Tulus menambahkan, untuk sementara ini kepengurusan PSHT Ranting Mangaran divakumkan demi memudahkan proses penyelidikan polisi. Selain itu, ujar Tulus, tahun 2020 ini juga dijamin tidak ada pengesahan anggota PSHT baru karena masih ada konflik. Sebab, lanjutnya, setiap ada pengesahan anggota PSHT baru jumlahnya mencapai 3-4 ribu peserta yang diadakan di Kantor Polres Situbondo. “Agar PSHT steril dari perbuatan negatif oknum untuk sementara ini kami tidak mengadakan pengesahan,” ujar Tulus.

Tulus memastikan, pelaku pengrusakan adalah PSHT dari luar Kabupaten Situbondo. Ini diungkap Tulus, setelah pihaknya melihat CCTV dimana sebelum kejadian meletus, ada perkumpulan massa di pertigaan jalan tembus Situbondo. Dengan kejadian ini, Tulus mengaku ikut merasa malu karena telah terjadi sebuah kejadian kasus pengrusakan diluar komando pimpinan PSHT.

“Siapapun yang dicurigai akan kami serahkan dan kami berjanji tidak akan melindungi anggota PSHT yang melanggar hukum. Saya ikut prihatin, selama ini membina adik adik siswa SMP/SMA selalu menampilkan prestasi. Kejadian ini jelas jelas disusupi pelaku kriminal,” pungkas pria yang kini menjabat Kadis Perhubungan Situbondo itu.

Sementara itu Kapolres Situbondo AKBP Sugandi, terus melakukan pendalaman dan pengejaran terhadap pelaku pengrusakan paska terjadinya bentrok yang diduga dilakukan anggota PSHT dengan warga Desa Kayuputih Kecamatan Panji kemarin.

Kapolres Sugandi menegaskan personil TNI dan Polri akan disiagakan dilokasi kejadian dengan mendirikan pos pengamanan. “Ini untuk menjaga situasi Situbondo tetap kondusif serta menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat,” papar Kapolres Sugandi.

Disisi lain, Bupati Dadang Wigiarto menyebut pelaku pengrusakan sebagai seorang yang biadap dan tidak punya rasa empati. Ini karena yang dirusak, aku Bupati Dadang, merupakan warga yang bekerja disektor usaha kecil seperti warung makanan.

Bupati Dadang mengaku prihatin, karena tingkat kerusakan rumah dan tempat usaha akibat kasus itu sangat parah. “Kejadian ini sangat berdampak pada sektor ekonomi warga. Biasanya warga setiap hari bisa membuka usaha dengan lancar, kali ini justeru ketakutan paska tragedi pengrusakan,” tutur bupati dua peiode itu. [awi]

Tags: