Ratusan Ustadz-Ustadzah Ikuti Manajemen TPQ

Ratusan ustadz dan ustadzah ikuti pengelolaan manajemen TPQ. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Perkembangan Pendidikan Agama Islam sangat pesat, tidak terkecuali pendidikan Taman Pendidikan Alquran (TPQ). Hal ini terjadi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran Umat Islam untuk mempelajari dan memperdalam ilmu agama. Termasuk didalamnya mempelajari pendidikan yang bersifat umum dan teknologi.
Keberadaan TPQ sebagai lembaga Pendidikan Agama Islam dibentuk oleh masyarakat secara sukarela, atas dasar kesamaan fungsi untuk berperan serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia seutuhnya.
Untuk memaksimalkan keberadaan TPQ di wilayahnya, Pemkot Probolinggo mengundang sejumlah guru TPQ, Ustadz/Ustadzah di Puri Manggala Bhakti kantor Wali Kota Probolinggo, guna mengikuti Sosialisasi Manajemen Pengelolaan Lembaga Taman Pendidikan Alquran bagi Pengelola TPQ se Kota Probolinggo, Senin (16/3) malam.
Wali Kota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin, melalui Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Probolinggo, Slamet Hariyanto mengatakan, kini TPQ telah menunjukkan keberhasilannya dalam bidang pengembangan pendidikan yang manfaatnya telah dapat dirasakan masyarakat.
Slamet mengapresiasi, saat keberhasilan dan jaminan kesejahteraan yang serba terbatas, para guru tetap menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi. ”Hal ini sesuai dengan kata – kata bijak yang berbunyi Bekerja (mengajar) tanpa disuruh dan istiqomah tanpa diawasi,” katanya.
Karena itu, lanjutnya, sudah sewajarnya apabila kepada guru diberikan bekal mental, moril dan materiil yang memadai, agar dapat mengabdikan profesinya bagi kepentingan anak didiknya dan kepentingan bangsanya.
“Saya sangat berterima kasih dan merasa bangga, serta memberikan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada para ustadz – ustadzah yang telah membantu pemerintah dalam bidang pendidikan,” tandasnya.
Slamet menyebut, untuk mekanisme pengelolaannya Pemkot melalui APBD menganggarkan Rp2,5 milyar untuk menggaji hampir 1000 guru TPQ yang ada di wilayahnya. Harapannya, semua guru yang telah terdata di Disdikbud dan Kemenag bisa mendapatkan haknya sesuai aturan yang diberlakukan.
Sementara itu berkaitan dengan peningkatan manajemen pengelolaan lembaga TPQ di era globalisasi dan otonomi daerah saat ini. Slamet menerangkan, kualitas sumber daya manusia yang ada semakin menunjukkan persaingan yang sangat kompetitif.
“Maka kualitas pendidikan TPQ yang paling utama harus ditingkatkan dan dikembangkan profesionalismenya. Upaya pembenahan perangkat pendidikan harus dimulai dari manajemen, pola pengajaran serta penataan sumber daya manusia terutama yang menyangkut peningkatan kualitas guru, berdasarkan kenyataan sering terbukti bahwa guru yang kreatif dan penuh dedikasi dalam tugasnya berhasil membawa murid menjadi murid yang berkualitas dan berhasil,” paparnya.
Guna mendukung suksesnya sosialisasi itu, Pemkot sendiri menggandeng narasumber dari Kemenag Kota Probolinggo, terkait konsep manajemen pengelolaan TPQ yang baik. Aliman, narasumber yang didaulat pagi itu menyampaikan beberapa hal yang menjadi tanya peserta. Seperti bagaimana aturan yang diberlakukan untuk guru TPQ yang mengajar di beberapa tempat sekaligus, berdasarkan haknya?
Aliman menjelaskan, apabila diketemukan ada guru TPQ yang mengajar di beberapa tempat, maka ia hanya diberikan satu tambahan penghasilan saja sesuai dengan aturan yang diberlakukan. Namun, ia berpesan kepada ratusan guru TPQ yang hadir pagi itu, agar tidak kehilangan keikhlasannya dalam mendidik dan mengajar murid-muridnya.
“Begitu mulianya guru sampai – sampai ada yang menyebut guru sebagai pewaris para nabi yang harus dihormati dan dimuliakan, bahkan Imam Syafi’i menjadikan guru sebagai orang tua bagi para murid – muridnya, disamping orang tuanya sendiri,” tambahnya. [wap]

Tags: