Rekrutmen KPU Kab/Kota di Jatim Beraroma KKN

kpuKPU Jatim, Bhirawa
Rekrutmen komisioner KPU Kabupaten/Kota di seluruh Jawa Timur sudah selesai dilakukan dan bahkan mereka yang terpilihsudah dilantik. Namun rekrutmen tersebut ternyata masih menyisakan masalah karena berbau nepotisme. Karena itu, komisi A DPRD Jatim segera memanggil KPU Jatim untuk meminta keterangan.
Sumber resmi menyebutkan bahwa komisioner KPU Kabupaten-Kota yang sudah dilantik dari kalangan perempuannya ditengarai mayoritas adalah titipan atau orang-orangnya Dewita Hayu Shinta (Komisioner KPU Jatim). “Kalau kebetulan nggak apa-apa. Tapi, ini khan by design. Pelolosannya sama sekali tidak berdasarkan penilaian atas hasil tes” kata sumber tersebut, Rabu (25/6).
Bahkan Sisin – Sapaan akrab dari Dewita Hayu Shinta – kabarnya sempat marah – marah ke Panitia Seleksi (Pansel) lantaran calon titipannya di KPU Kabupaten Sumenep tidak diloloskan ke 10 besar. “Dia sempat marah – marah karena ada yang meleset, tidak lolos,” tegas sumber yang mewanti – wanti namanya agar tidak disebutkan.
Untuk masalah ini Komisi A DPRD Jatim ikut angkat bicara. Sabron D Pasaribu mengakui bahwa banyak laporan yang masuk ke pihaknya terkait rekrutmen KPU Kab/Kota yang cenderung nepotisme. Karena itu, komisi yang membidangi masalah hukum dan pemerintahan ini akan memanggil KPU Jatim. “Kami akan manggil KPU Jatim. Kami akan minta keterangan pada mereka,” terangnya
Sebenarnya hearing antara KPU Jatim dan Komisi A DPRD Jatim dijadwalkan kemarin. Hanya saja hearing tersebut gagal digelar karena komisi A ada agenda hearing dengan SKPD terkait P-APBD 2014. “Nanti kami akan jadwalkan lagi pertemuannya,” terangnya.
Sayangnya Sabron enggan untuk membeberkan komisioner perempuan di KPU daerah mana saja yang merupakan dari Sisin. Ia hanya menegaskan bahwa ada laporan terkait hal itu ke pihaknya. “Ditunggu saja. Sekarang masih kami kumpulkan data-datanya,” ungkap politisi dari Fraksi Partai Golkar ini.
Untuk diketahui para perempuan yang lolos menjadi komisioner KPU Kab/Kota diantaranya Aminah Asminingtyas (Kota Malang), Anis Iva Permatasari (Kota Kediri), Lilik Ernawati (Kabupaten Bondowoso), Elvita Yuliati (Kabupaten Gresik),  Dewi Mashlahatul Ummah (Kabupaten Lamongan),  Yayuk Dwi Agus (Kabupaten Tuban), Eni Nurjanah (Kabupaten Ngawi), Afidatus Sholikha (Kabupaten Mojokerto), Titin Wahyuningsih (Kabupaten Pasuruan), Dini Noor Aini (Kabupaten Situbondo), Nita Hardianawati (Kabupaten Ponorogo), Sulistyorini (Kabupaten Pacitan),  Nurani (Kabupaten Trenggalek), Nikmatus Sholikhah (Kabupaten Blitar), Sofi Rahma Dewi (Kabupaten Malang), Siti Mudawiyah (Kabupaten Lumajang), Dwi Endah Prasetyowati (Kabupaten Jember), Dwi Anggraini (Kabupaten Banyuwangi), Tri Widya Kartikasari (Kota Mojokerto), Royce Diana Sari (Kota Pasuruan) dan Nurul Amalia (Kota Surabaya). [cty]

Tags: