Revolusi Wajah Pertanian Indonesia

Oleh :
Gumoyo Mumpuni Ningsih
Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang

Indonesia sebagai negara agraris yang identik dengan pertaniannya, maka sudah semestinya jika negeri ini lebih memperhatikan sektor pertanian. Hal utama yang selayaknya mendapat perhatian dalam sektor pertanian saat ini adalah modernisasi. Sebab, bagaimanapun juga modernisasi di sektor pertanian merupakan keniscayaan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat berbasis pertanian.
Rupanya ketika penulis ikuti tentang perkembangan pertanian. Penerapan teknologi dan inovasi terbaru di bidang agronomi terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Terlihat dalam kebijakan -kebijakan yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan), seperti program optimalisasi pemanfaatan lahan sub optimal, penggunaan bibit unggul, peningkatan produksi dan produktivitas, juga usaha mendorong peningkatan nilai tambah komoditas melalui peningkatan kualitas produk pertanian.
Menurut Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) rupanya sangat mengapresiasi penerapan inovasi teknologi dan mekanisasi pertanian yang gencar dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) selama lima tahun terakhir. program-program yang dilakukan pemerintah sesuai dengan visi utama oraganisasinya, yaitu menghasilkan sistem pertanian moderen dan efisien dengan berbasiskan penerapan inovasi teknologi di bidang agronomi. Program Kementan berhasil meningkatkan level atau tingkat mekanisasi pertanian Indonesia sebesar 236 persen.(Gatra.com,8/9)
Data bantuan alsintan
Merujuk dari catatan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, pemerintah telah memberikan bantuan alsintan sekitar 720 ribu unit dengan berbagai jenis. Jumlah itu diperkirakan naik hampir 500% dari sebelumnya. Alsintan tersebut berupa rice transplanter, combine harvester, dryer, power thresher, corn sheller dan rice milling unit, traktor, serta pompa air. Pada tahun 2015, bantuan alsintan sebanyak 54.083 unit, tahun 2016 naik menjadi 148.832 unit. Sedangkan pada tahun 2017 sebanyak 82.560 unit, dan pada tahun 2018 sebanyak 112.525 unit. Tahun 2019, Kementan telah mengalokasikan alsintan sebanyak 50 ribu unit.
Masih menurut data catatan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Melalui puluhan ribu alsintan tersebut berupa traktor roda dua sebanyak 20 ribu unit, traktor roda empat 3 ribu unit, pompa air 20 ribu unit, rice transplanter 2 ribu unit, cultivator 4.970 unit, dan excavator 30 unit. Bantuan alsintan itu merupakan terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Fakta tersebut diperkuat dari dengan adanya data dari Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB Mektan), Badan Litbang Pertanian, pada tahun 2018, level mekanisasi pertanian Indonesia meningkat 236% menjadi 1,68 HP (horse power)/hektare (ha), dari sebelumnya tahun 2015 level mekanisasi pertanian Indonesia baru 0,5 HP/ha.
Mempelajari data yang ada tersebut, setidaknya kita bisa bangga dengan kenyataan yang telah diusahakan oleh pemerintahan kita. Bahkan, semua upaya itu patut kita apresiasi bersama. Sebab pekerjaan yang mengurusi pertanian demi penyediaan pangan bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi, sektor pertanian merupakan andalan bangsa kita.
Mengingat negeri ini harus terus berpacu dengan rendahnya produktivitas petani kita merupakan konsekuensi beragam masalah seperti keterbatasan sumber daya manusia petani, penyusutan luas lahan produksi, tidak memadainya sarana produksi, pembangunan infrastruktur yang terbengkelai, dll.
Salah satu kebutuhan pokok manusia yang paling utama adalah kebutuhan pangan. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk yang sedemikian besar, kebutuhan makanan diperkirakan bisa mencapai dua kali lipat dari kebutuhan makanan saat ini. Oleh karena itu, diperlukan inovasi-inovasi untuk mencukupi kebutuhan pangan di masa depan. Salah satunya, adalah melalui bantuan alsintan.
———— *** ————–

Rate this article!
Tags: