RSUA Pindahkan Posko Covid-19 ke RSKI

Gedung Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Unair.

Surabaya, Bhirawa
Posko Crisis Center untuk untuk penanganan dan perawatan Covid-19 RS Unair dipindah di poli khusus Gedung Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Unair.
Perpindahan ini, untuk kenyamanan bagi pasien-pasien yang datang. Sebelumnya, pelayanan virus corona ada di depan IGD RS Unair pada Senin (9/3), Kamis (12/3) berpindah ke sebelah timur IGD dan kini Rabu (18/3/2020) berada di Gedung RSKI.
Ketua Satgas Corona RSUA, dr. Prastuti Asta Wulaningrum menuturkan perpindahan posko crisis center penanganan dan perawatan Covid-19 dilakukan sejak Selasa (17/3) sore. “Ya biar lebih nyaman, lebih besar dan di sana kan panas. Kalau di Gedung RSKI kan tempat khusus infeksi,” tuturnya dikonfirmasi Rabu (18/3).
Menurutnya pasien juga lebih terisolir, sehingga tidak berdekatan dengan pasien yang ada di IGD. “Kalo di RSUA kan ada pasien lain,” lanjut dia.
Dikatakan Prastuti, sejak Selasa pihaknya menyiapkan sistem perpindahan di RSKI. “Yang kemarin itu sementara (di sebelah timur IGD),” katanya.
Selain penyiapan perpindahan gedung, prosedur pemeriksaan juga lebih dimatangkan. Bahkan ia menggunakan sistem triase (penentuan atau seleksi pasien yang diprioritaskan untuk mendapatkan penanganan terlebih dahulu). Sehingga ketika pasien datang tidak langsung absen, melainkan Prastuti akan memberikan penjelasan ke pasien.
“Saya triase dulu. Saya pilih mana yang masuk sini (Poli khusus) dan situ (Poli umum), jadi langsung cepet. (Dipilih) mana yang kira-kira masuk kriteria apa gitu langsung masuk, jadi ndak nunggu lama. Dan itu berdasar dari kuisioner dan gejala mereka,” terangnya.

SDM Terbatas
Sejak dibuka pada Jumat (13/3), Poli Khusus RS Universitas Airlangga (RSUA) di padati banyak pasien yang ingin tes Covid-19. Puncaknya, Minggu (15/3) jumlah itu meningkat hingga lebih dari 500 pasien. Karena itu, Rektor Unair Prof Moh Nasih menghimbau agar masyarakat bersabar dan tidak berbondong-bondong memeriksakan dirinya ke RSUA mengingat kapasitas sumber daya manusia (SDM) juga terbatas.
“Pelayanan tes bisa dilakukan di mana saja, terutama di pra-screening. Mestinya semua RS bahkan Puskesmas bisa melakukan itu. Kalau ada orang datang ke puskesmas, diukur suhu badan, begitu tidak memenuhi persyaratan berarti aman. Masyarakat tidak perlu berbondong-bondong ke satu tempat. Bukan berarti kami tidak mau melayani, tapi kapasitas kita terbatas,” ungkap Prof Nasih, Rabu (18/3).
Saat ini, pemeriksaan di RSUA sendiri telah dibatasi untuk 100 orang setiap harinya. Sedangkan untuk prosedur pemeriksaan Covid-19 di RSUA, yaitu mengambil nomor antrean dan mengisi form cek medis. Selanjutnya dokter yang bertugas akan melakukan observasi dan akan melakukan langkah selanjutnya sesuai kondisi. “Jadi tidak semua orang akan melakukan swab tenggorokan tergantung kriterianya. Masyarakat dapat memeriksakan dirinya di rumah sakit rujukan Provinsi Jatim,” imbuh dia.
Lebih lanjut, RS rujukan tersebut akan mengirimkan sampelnya ke ITD UNAIR untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Hingga saat ini UNAIR siap melakukan pemeriksaan 500 sampel setiap harinya yang dikirim dari berbagai rumah sakit rujukan di Jatim
Selama ini, UNAIR sendiri sudah terbiasa melakukan pengujian dan pemeriksaan terkait dengan berbagai macam virus, mulai dari influenza, SARS, Mers hingga Corona. Karena nya dalam kasus pemeriksaan tes Covid-19, ITD UNAIR diakuinya sangat siap dalam melayani permintaan sampel untuk diuji coba. Pihaknya juga berkoordinasi tentang pemeriksaan dan hasil sampel yang sudah diuji coba dengan pihak Balitbangkes. Hal ini merupakan upaya untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi.
“Jangan sampai hasilnya negatif, ternyata positif. Sehingga semua pihak akan melakukan check and recheck dengan benar,” imbuh dia. [ina]

Rate this article!
Tags: