Ruang Kelas SDN Mlirip Ambrol

6-Plafon-SDN-ambrukProyek DAK Telan Anggaran Rp 147 juta
Kab Mojokerto, Bhirawa
Kondisi ruang kelas  SDN Mlirip 3, Kec Jetis, Kab Mojokerto  yang baru saja selesai dibangun memprihatinkan. Ruang kelas yang sudah direhab dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 147 juta itu plafonnya jebol. Hingga saat ini, belum ada tindakan dari Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Mojokerto terkait kerusakan yang terjadi.
Gedung SDN Mlirip 3 yang saat ini mengalami kerusakan tersebut, merupakan salah satu dari 77 paket kegiatan pembangunan gedung sekolah yang dilakukan pada 2013 dengan menggunakan sumber dana dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan Tahun Anggaran 2011.
Gedung yang sudah selesai dibangun pada 2013 tersebut, saat ini sengaja tidak dipergukan untuk kegiatan belajar mengajar.  Pasalnya, keadaan gedung yang baru tuntas pembangunannya itu bisa mengancam keselamatan siswa dan siswi yang mempergunakannya.
Dari pantauan di lapangan, Rabu (5/3) kemarin, plafon gedung sudah banyak yang jebol. Selain itu, rangka atap bangunan ataupun kuda-kuda  sangat mengkhawatirkan. Saat ini, dipergunakan bambu- bambu untuk menopang kayu rangka atap bangunan agar tidak runtuh. Penggunaan bambu untuk menopang atap itu sekaligus sebagai indikasi kayu yang dipergunakan untuk rangka atap bangunan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Imbasnya  kualitas bangunan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Berulang kali Ketua  Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) Diknas Kabupaten Mojokerto Hasan Ali menyatakan bila 77 paket pekerjaan di Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto yang dikerjakan pada 2013 kebanyakan hanya tampak baik di luarnya  saja. Namun secara riilnya tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
” Salah satu unsur sehingga saya menolak penyerahan pekerjaan rekanan adalah pekerjaan yang telah dilakukan oleh pihak rekanan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan. Meskipun dari luar bangunan-bangunan itu tampak bagus dan tidak bermasalah,” tegas Ali Hasan.
Disinggung tentang gedung SDN Mlirip 3 yang rencananya akan dibongkar karena tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dalam pengerjaannya, Hasan Ali  mengatakan bila pihaknya sudah menghubungi rekanan pelaksana pembangunan SDN Mlirip 3.
” Untuk SDN Mlirip 3, sudah kita rekomendasikan pada pihak rekanan untuk melakukan pembongkaran. Itu sudah kita tekankan pada pihak rekanan agar melakukan secepatnya. Sebab kita tahu  bangunan yang dikerjakan oleh rekanan tersebut saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan dan sewaktu- waktu atap bangunannya bisa runtuh,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Mlirip 3 ketika ditemui mengatakan  pihaknya tidak tahu menahu tentang pembangunan gedung sekolah yang telah dilakukan. ” Kami tidak mengetahui sedikitpun tentang pembangunan Gedung SDN Mlirip 3 yang dilakukan oleh pihak rekanan. Semua dari Diknas,” ungkapnya singkat.
Beruntung, saat bagian atap ruang kelas itu ambruk, siswa di sekolah milik Pemkab Mojokerto ini sudah dievakuasi. Saat ini, dua ruang kelas di SDN tersebut harus disangga dengan bambu.
Dua ruang kelas berukuran sekitar 9 x 7 meter tersebut kini penuh dengan tiang bambu. Satu ruang kelas itu setidaknya disangga enam bambu di tiap titiknya. Titik tengah, atau bagian blandar disangga dua tiang bambu. Sisanya di sisi kanan kiri juga dipasang tiang bambu. Atap ruang kelas ini tampak  sudah jebol. “Kami takut sekolah ini ambruk. Semua atap sudah bolong dan kerangka atap di dua ruang kelas sudah melengkung,” ucap Indri, salah satu guru SD Mlirip 3.
Guru yang belum lama mengajar di sekolah milik Pemkab Mojokerto ini mengaku ruang kelas itu sebenarnya sudah mulai ambruk pada Februari lalu. Namun dia lupa kapan waktu persisnya. Namun para siswa saat ditemui di lokasi sekolah mengaku mendengar suara retak saat menerima mata pelajaran beberapa waktu lalu. [kar]

Rate this article!
Tags: