Rumah Bung Karno di Ploso Jombang Layak Didaftarkan sebagai BCB

Petugas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang bersama dengan Budayawan Jombang, Nasrul illah (Cak Nas) saat meninjau rumah Bung Karno semasa kecil di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Jombang, Jumat (23/08).

Jombang, Bhirawa
Sejumlah petugas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang bersama Budayawan Jombang, Nasrul illah (Cak Nas), meninjau rumah Presiden pertama Republik Indonesia (RI), Ir Soekarno (Bung Karno) semasa kecil di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jumat siang (23/08). Saat di lokasi, Cak Nas menilai, meski saat ini hanya tinggal pondasi dan bongkahan kayu serta kamar mandi dan sumur, bekas rumah Bung Karno semasa kecil ini sangat layak didaftarkan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB) kepada pemerintah.
Cak Nas berpendapat, sesuai pesan terakhir dari Bung Karno yang pernah mengatakan, Jasmerah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah), akan menjadi pondasi bangsa untuk bergerak ke depan.
“Bagaimana menghargai pahlawan kita, Bung Karno ini, itu penting sekali. Kalau ‘nggak’ yang pernah dengar jeleknya, hanya jeleknya saja. Artinya kita kan kalau di sini, tetap ‘Mikul Dhuwur Mendem Jero’, jeleknya jangan diungkap, baiknya ayo ditampilkan, itu yang penting,” ujar Cak Nas saat diwawancarai di lokasi.
Adik budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) ini pun menambahkan, ke depan jika perlu di lokasi tempat rumah Bung Karno semasa kecil di Ploso ini nantinya dibuat acara sebulan penuh pada setiap bulan Juni yang merupakan ‘Bulan Bung Karno’ untuk menampilkan acara-acara bernuansa Bung Karno semisal lomba pidato ala Soekarno, ataupun lomba mirip Bung Karno kecil.
“Di buka mungkin oleh Bupati, atau Gubernur, atau sewaktu-waktu mungkin oleh Presiden, membuka acara di sini dan sebulan penuh kita bikin acara yang di sini, yang terkait dengan kelebihan-kelebihan Bung Karno. Apa saja bisa, dan semua ini adalah masalah kebudayaan,” beber Cak Nas.
Beberapa petugas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang yang tampak di lokasi antara lain, Kabid Kebudayaan, Sugeng, Kepala Seksi (Kasi) Cagar Budaya dan Permuseuman, Amin, serta beberapa petugas lainnya dengan ditemui oleh Khoirul, warga setempat yang kesehariannya merawat lahan kebun yang terdapat pondasi rumah Bung Karno semasa kecil ini serta kerabat Situs Persada Soekarno, nDalem Pojok, Wates, Kediri, Kuswartono dan Kushartono.

Budayawan Jombang, Nasrul illah (Cak Nas) saat diwawancarai media ini di lokasi rumah Bung Karno semasa kecil di Desa Rejoagung, Ploso, Jombang, Jumat siang (23/08). [arif yulianto/ bhirawa].

Kabid Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Sugeng menjelaskan, kedatangannya bersama rombongan ke lokasi untuk menyatakan kabar yang sebenarnya tentang peninggalan sejarah Bung Karno semasa kecil di Ploso, Jombang.
“Kita dokumentasikan, kita cari sumber informasi, sumber data, nanti kita sampaikan atau kita laporkan ke pimpinan,” kata Sugeng.
Untuk tindak lanjutnya nanti, Sugeng menambahkan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Budi Nugroho nantinya akan menyampaikan hasil tersebut kepada Bupati Jombang.
“Jalurnya kan demikian, sehingga nanti perintah dari Ibu Bupati kepada Kepala Dinas itu seperti apa, kita akan menindaklanjuti,” imbuh Sugeng.
Ditanya lebih lanjut terkait rencana penetapan rumah Bung Karno semasa kecil di Rejoagung, Ploso, Jombang ini menjadi Benda Cagar Budaya, Sugeng menjawab, pihaknya masih perlu melakukan koordinasi dengan pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, di Trowulan, Mojokerto.
“Nanti kita ajak melakukan suatu pengkajian. Baru nanti ada langkah-langkah mungkin pelimpahan (dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah), seperti yang terjadi di Situs Sumber Beji, Ngoro, Jombang, hasil pengkajian temuan itu nanti baru mungkin MoU dengan Kepala Dinas,” sambung Sugeng.
Sementara ini lanjut Sugeng, pihaknya membutuhkan bukti-bukti otentik (hitam di atas putih) tentang keberadaan Bung Karno dan rumah semasa kecilnya tersebut untuk memperkuat jika nantinya peninggalan Bung Karno tersebut ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya.
“Untuk sementara, cerita-cerita dari kerabat (Bung Karno) maupun masyarakat ini kita akomodir, baru nanti bukti tertulis itulah nanti yang kita cari yang membuktikan Bung Karno kecil pernah tinggal di tempat ini,” pungkas Sugeng.
Seperti pernah ditulis sebelumnya, Bung Karno semasa kecil pernah tinggal di rumah di Gang Buntu yang saat ini telah dirubah warga setempat menjadi Gang Bung Karno di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Jombang. Sejarah Bung Karno semasa kecil saat tinggal di Ploso ini tidak lepas dari perjalanan hidup kedua orang tuanya yakni ayahnya, Raden Soekeni Sosrodihardjo, dan Sang Ibu, Ida Ayu Nyoman Rai Srimben saat tinggal di Ploso, Jombang yang pada waktu itu masih menjadi bagian dari Soerabaia (Surabaya). Nama kecil Bung Karno yakni Raden Koesno.
Dari buku berjudul Ida Ayu Nyoman Rai, Ibu Bangsa yang ditulis tujuh orang profesor dan satu orang doktor atas kerjasama Kemang Studio Aksara dengan Akademi Kebangsaan Jakarta, 2012 itu disebutkan, Raden Soekeni Sosrodihardjo pernah beberapa kali pindah saat menjadi guru pada masa penjajahan Hindia Belanda. Dikutip dari buku tersebut, Raden Soekeni pernah pindah dari Bali ke Surabaya tahun 1989 yang diperkuat dengan Beselit tanggal 18 Agustus 1898 No. 12924.
Setelah sekitar tiga tahun tinggal di Surabaya, Raden Soekeni Sosrodihardjo kemudian pindah menjadi Mantri Guru (Kepala Sekolah) di Sekolah Ongko Loro di (Distrik) Ploso, (Afdeeling) Jombang pada tahun 1901 diperkuat dengan beselit No. 16232 tanggal 28 Desember 1901. Di Ploso, Jombang yang saat itu merupakan bagian dari Soerabia (Surabaya), Raden Soekeni dan keluarganya diperkirakan tinggal selama enam tahun.
Bung Karno diduga kuat lahir di Ploso, Jombang pada 06 Juni 1902 dengan dua bukti yakni, tulisan tangan Raden Soekeni yang menyatakan Bung Karno lahir tanggal 06 Juni 1902 Soerabia (Ploso bagian dari Karesidenan Surabaya saat itu) dan register pendaftaran sekolah Bung Karno di THS Bandung yang dituliskan nama Raden Soekarno lahir di Soerabia pada tanggal 06 Juni 1902.(rif)

Tags: