Sabtu-Minggu, Wisatawan Serbu Bromo

Wakil Bupati Timbul (empat dari kanan) bersama anggota Forkopimda launching Wisata Pundak Lembu (P30).[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Dibukanya kembali destinasi wisata yang sempat ditutup sejak Maret lalu, membawa angin segar bagi semua kalangan. Termasuk para pelaku usaha jasa wisata. Reaktivasi temat wisata itu juga menjadi salah satu faktor dalam memulihkan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Ketua Pokdarwis Desa Wonokerso, Kecamatan Sumber, Sudir Supriyadi, Rabu (2/9) mengatakan, dibukanya kembali destinasi wisata menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu. Pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah fasilitas untuk memenuhi protokol kesehatan.

Di antaranya, ada thermo gun, fasilitas hand sanitizer, dan spanduk imbauan untuk mematuhi protokol kesehatan. “Imbauan untuk mematuhi protokol kesehatan juga disosialisasikan sebelum wisatawan naik. Yakni, melalui tukang ojek yang ada di bawah. Bagi yang tidak bermasker, tidak kami izinkan masuk,” katanya.

Reaktivasi destinasi wisata juga mendapat dukungan penuh dari BPC Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo. Sebab, penutupannya berdampak bagi semua pihak. Khususnya, pelaku usaha jasa wisata, pengelola hotel, dan restoran.

Terpisah Ketua BPC PHRI Kabupaten Probolinggo Digdoyo DP mengatakan, penerapan protokol kesehatan di semua hotel dan restoran terus ditingkatkan. Bahkan, sudah diterapkan sejak jauh-jauh hari sejak ada pandemi Covid-19. Seperti, fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, dan thermo gun.

“Physical distancing sudah kami penuhi. Seperti kursi meja makan dari 4 kami kurangi jadi 2 kursi. Ekstra bed di hotel juga kami hapus. Jadi, kami batasi dua orang yang ada di kamar. Termasuk aula untuk meeting room, misalnya kapasitas 200 orang kami batasi 100 orang dan wajib pakai masker,” jelasnya.

Menurutnya, sejauh ini sudah ada 18 hotel dan 7 restoran yang mendapat sertifikat dari Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo. Paling banyak berada di kawasan Bromo. “Dengan sertifikat itu, artinya hotel dan restoran tersebut sudah sesuai protokol kesehatan,” jelas Digdoyo.

Antusiasme wisatawan untuk berwisata ke Gunung Bromo, begitu tinggi. Setelah wisata Bromo Tengger Semeru (BTS) resmi dibuka sejak Jumat (28/8) siang, wisatawan terus berdatangan. Bahkan, sejak kemarin dan hari ini (29-30/8), sudah full booking. Karena kuota pengunjung yang boleh masuk dibatasi 20 persen dari kuota hari normal.

Kepala Seksi Wilayah I Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Sarmin mengatakan, wisawatan sangat antusias untuk bisa berkunjung ke BTS. Terbukti, jumlah wisatawan pada Sabtu-Minggu sudah full booking.

Banyak wisawatan yang ingin berkunjung harus ditunda karena tiket yang dijual secara online sudah penuh. “Kalau hari pertama pembukaan wisata Bromo Tengger Semeru, ada sekitar 225 wisawatan. Kalau untuk tanggal 29 tadi (kemarin, Red) dan 30 Agustus, Minggu besok sudah full booking,” tuturnya.[wap]

Rate this article!
Tags: