Seperti Les Privat, Kelas 1 dan Kelas 2 Hanya 1 Siswa

Satu guru satu siswa Suasana pembelajaran di kelas 1 dan 2 di SDN Jorongan 3.

SDN Jorongan 3 Kabupaten Probolinggo
Probolinggo, Bhirawa
Setidaknya 93 lembaga sekolah dasar negeri (SDN) di Kabupaten Probolinggo, minim akan siswa. Salah satunya SDN Jorongan 3, di Kecamatan Leces. Hanya ada 15 siswa di sekolah ini. Bahkan di kelas 1 dan kelas 2 hanya miliki 1 siswa, imbasnya pembelajaran bagaikan les privat.
Ada 5 ruang kelas yang digunakan proses belajar mengajar. Sebab, kelas I dan kelas II, dijadikan satu ruang kelas untuk proses belajar mengajarnya. Minimnya siswa di sekolah itu, membuat aktivitas belajar mengajar tidak terlalu begitu ramai. Bahkan, di semua kelas itu, siswa berhadapan langsung di satu meja dengan gurunya.
kelas I dan II yang sama-sama memiliki satu siswa. Di ruangan kelas itu, ada dua guru berbeda. Mereka pun mengajar meja terpisah, meski satu ruangan. Namun, karena siswa yang diajari hanya satu orang, sistem pembelajaran pun layaknya belajar private. Siti Fatimah, guru Kelas I mengajar Imam Masduki Ainurrohim dan Sholehatun Sya’diah mengajar siswa kelas II, Masrurin. “Sebenarnya siswa baru kelas I ada dua anak. Cuma yang baru masuk aktif sekolah, baru satu anak ini,” kata Fatimah, Rabu (24/7).
Fatimah, guru non PNS yang sudah mengantongi SK Bupati itu mengatakan, dirinya mengajar di SDN Jorongan 3 sejak tahun 2007 lalu. Dulunya, jumlah siswa di SDN setempat hampir 100 anak. Namun, beberapa tahun terakhir jumlah anak yang sekolah di SDN Jorongan 3 terus berkurang.
“Saya bersama guru dan kepala sekolah, sudah berusaha untuk menarik anak-anak baru masuk sekolah untuk daftar di SDN Jorongan 3,” ujarnya. Dengan kondisi siswa yang minim, kata Fatimah, dirinya bersama para guru tetap semangat untuk mengajar. Bahkan, anak didiknya yang diajar pun semangat. Meskipun, mereka tidak memiliki banyak teman belajar di dalma ruang kelas.
Jamaluddin, kepala SDN Jorongan 3 mengaku, dirinya mendapatkan amanah sebagai kepala SDN Jorongan 3, sekaligus merangkap sebagai kepala SDN Jorongan 2. Nah, berbagai upaya telah dilakukan, supaya walimurid mendaftarkan anak-anakya ke SDN Jorongan 3, ungkapnya. Bahkan, saat PPDB lalu, ada kelebihan 15 anak yang tidak diterima di SDN Jorongan 2, langsung diarahkan ke SDN Jorongan 3. Tetapi, walimurid tidak bersedia dan malah memilih daftarkan anak-anaknya ke lembaga pendidikan swasta.
“Waktu pendaftaran peserta didik baru tahun ini, ada 50 anak yang daftar di SDN Jorongan 2. Karena pagu kami hanya 35 anak, jadi selebihnya kami arahkan ke SDN Jorongan 3. Tapi ternyata tidak ada yang pindah daftar ke sini (SDN Jorongan 3) sama sekali,” terangnya.
Banyak faktor yang membuat kondisi sekolah minim siswa. Kondisi itu mulai terjadi sekitar tahun 2011 lalu, jumlah siswa terus berkurang.
“Salah satu faktornya, SDN Jorongan 3 ini, lokasinya berada di tepi sungai. Jadi, walimurid merasa khawatir,” lanjutnya. [wap]

Tags: