Serangan Flu Burung di Ponorogo Semakin Meluas

4-semprot-flu-burungPonorogo, Bhirawa
Penyebaran virus flu burung atau Avian Influenza (AI) di Kabupaten Ponorogo, sudah mengkwatirkan. Pasalnya, di Desa Lembah, Kecamatan Babadan, kematian ayam secara mendadak sudah meluas ke dusun Jajar, atau sebelah selatan Dusun Ngijo yang menjadi tempat pertama kali ditemukan ayam karena positif terinfeksi flu burung.
Menurut warga Dusun Jajar, Desa Lembah, Sunarto (35), sejak beberapa hari terakhir sudah hampir seratus ekor ayam kampung milik warga yang mati mendadak. “Kalau dihitung sudah hampir seratus ekor. Kalau Kejadiannya, sudah sejak beberapa hari terakhir ini. Ciri-ciri ayam yang mati juga sama. Yakni tubuh membiru,”kata Sunarto, kepada wartawan, Selasa (3/6).
Menurutnya lagi, bangkai ayam-ayam tersebut sudah dimusnahkan dengan cara dikubur. Warga pun sudah melakukan antisipasi dengan cara melakukan penyemprotan desinfektan ke kandang-kandang ayam. Dengan kematian ayam-ayam tersebut, di Desa Lembah sudah ratusan ayam yang mati mendadak akibat flu burung.
“Kebetulan ayam-ayam saya belum ada yang kena. Makanya saya kandangkan saja dan tidak saya keluarkan dari pagar. Lalu kandang saya semprot dengan obat desinfektan dari petugas Peternakan Kecamatan,”jelas Sunarto.
Selain di Desa Lembah, Kecamatan Babadan, di Desa Lengkong, Kecamatan Sukorejo,  juga ditemukan belasan ayam mati mendadak. Namun hingga hari ini, petugas Dinas Pertanian Ponorogo, belum melakukan pengecekan ke lapangan.
“Kami sudah mendapat informasi. Memang ada kejadian ayam mati massal. Tapi kami belum bisa memastikan penyebabnya,”kata Kepala Seksi Perlindungan Ternak, Bidang Peternakan dan Perikanan Dinas Pertanian Ponorogo, Siti Barokah, kepada wartawan, Selasa (3/6).
Sejauh ini, lanjut Siti, laporan tentang adanya flu burung, baru terjadi di Desa Lembah. Sedangkan dari sentra peternakan ayam lain di Kecamatan Jenangan dan Kecamatan Siman, belum ada laporan soal kematian ayam mendadak.
“Selain lingkungan, mungkin karena di daerah Babadan cukup dekat dengan perbatasan. Dengan begitu, lalu lintas ayam melalui jual beli di pasar cukup tinggi. Biasanya, penularan virus AI memang dari pasar yang tidak dikarantina dengan benar,”papar Siti.
Untuk antisipasi, pihak Dinas Pertanian setempat telah menyiapkan vaksin dengan jumlah yang cukup guna memberikan kekebalan kepada ayam-ayam anakan. Sedangkan untuk desinfektan, masih tersedia tidak kurang dari 100 liter. Jumlah ini cukup untuk mengantisipasi serangan flu burung, terutama di sentra-sentra peternakan ayam.
Kematian mendadak ayam-ayam di Ponorogo mulai diketahui terjadi pada Minggu 25 Mei lalu. Saat itu, sekitar 23 ekor ayam milik Bini, warga Dusun Ngijo, Desa Lembah, Kecamatan Babadan, mati mendadak dengan tubuh membiru. Beberapa hari selanjutnya, 27 ekor ayam milik Bini yang lainnya menyusul mati mendadak. Pada Senin 2 Juni kemarin, lima ekor ayam milik Nurohman, warga Dusun yang sama juga mati mendadak. Lebih dari 50 ekor ayam di dusun tersebut, telah mati mendadak sejak sepekan terakhir.
Kematian mendadak puluhan ayam juga terjadi di Jalan Jola-Joli, Kecamatan Kota. Sebanyak 20 dari 23 ayam milik Aning, mati dengan tanda-tanda tubuh membiru. Namun dari tes cepat petugas, ayam tersebut negatif flu burung. [dar]

Tags: