Serunya Festival Dolanan Menyambut Dies Natalis ke-59 ITS

Ketua IKA ITS PW Jatim Dr Ir Wahid Wahyudi MT saat mengikuti permainan tradisional gobak sodor dalam Festival Dolanan Sepuluh November di Taman Alumni ITS. [Zainal Ibad]

Permainan Tradisional harus Dimainkan karena Melatih Daya Saing
Kota Surabaya, Bhirawa
Kemajuan teknologi informasi yang menyuguhkan berbagai macam permainan online menggerus permainan tradisional tanah air. Prihatin dengan kondisi tersebut, Ikatan Alumni Institut Teknologi Sepuluh November (IKA ITS) Jatim menginisasi menyelenggarakan Festival Dolanan Sepuluh November. Bagaimana keseruannya ?.
Pagi itu, Sabtu (26/10), matahari mulai menunjukkan kegagahannya. Sengatannya memaksa peluh bercucuran di wajah Dr Ir Wahid Wahyudi MT, Ketua IKA ITS PW Jatim. Peluh itu bukan hanya karena panasnya cuaca hari itu, tapi Wahid ikut dalam permainan gobak sodor.
Selama permainan, Wahid tampak sangat menikmati walaupun harus lari kesana kemari menghindari pegangan lawan. Begitu juga timnya Wahid yang terdiri dari Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng dan para dosen juga sangat antusias mengikuti permainan ini. Pada kesempatan itu, tim IKA ITS melawan tim dari mahasiswa ITS.
Bahkan salah seorang dosen ada yang nyeletuk jangan terlalu memaksakan diri mengingat usia yang tak lagi muda. “Hati-hati, ingat umur,” ujar salah seorang dosen yang langsung disambut tawa yang ada di tempat permainan yang digelar di Taman Alumni ITS.
Ditemui sebelum permainan, Wahid mengatakan, permainan tradisional ini memiliki banyak manfaat. Sebab permainan tradisional ini merupakan permainan fisik di luar ruangan. Jadi memaksa ada gerakan tubuh yang mengeluarkan keringat sehingga bisa menyehatkan fisik.
“Permainan tradisional ini juga membuat adanya keakraban karena ada pertemuan fisik. Dengan adanya pertemuan ini membaut adanya kerjasama yang baik dan melatih daya saing. Umumnya permainan tradisional itu mempertemukan dua tim, sehingga bisa melatih mental daya saing, jiwa petarung. Contohnya adalah permainan gobak sodor ini kan pertandingan yang memiliki daya saing,” ungkapnya.
Wahid mengatakan, Festival Dolanan ini terdiri dari lomba musik patrol, gobak sodor dan bentengan. Kegiatan ini juga dalam rangka Dies Natalis ITS ke-59. Festival diikuti oleh mahasiswa ITS dan pelajar SMA/SMK se-Surabaya.
Menurut Asisten II Sekdaprov Jatim Bidang Perekonomian dan Pembangunan ini, era sekarang ini diera teknologi digital sangat mengurangi pertemuan fisik. Oleh karena itu, keterpaduan atau kolaborasi antara dolanan dengan permainan di era teknologi digital ini sangat dibutuhkan, agar hidup itu berimbang. “Dua tahun lalu kami juga menyelenggarakan festival ini dan meraih Rekor Muri,” pungkasnya.
Sementara itu, saat membuka Festival Dolanan ini, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng mengungkapkan keprihatinannya pada fenomena generation gap ini. “Sekarang anak-anak memilih menonton video di Youtube ketimbang bermain dan berinteraksi di luar bersama teman-teman,” ungkapnya.
Koordinator Acara Festival Dolanan Sepuluh Nopember, Rizky Laksmi Wityasari ST menjelaskan, helatan ini adalah solusi tepat untuk menanggapi fenomena generation gap ini. “Acara ini terdiri dari tiga subevent yaitu kompetisi bentengan, kompetisi musik patrol, dan kompetisi gobak sodor. Selain itu, ada juga stan-stan permainan tradisional seperti engklek, bekelan, lompat tali, dan banyak lagi yang disediakan panitia,” katanya.
Menurut Laksmi, Festival Dolanan ini sempat diadakan dua tahun yang lalu. Namun pada saat itu hanya sebatas mahasiswa dan alumni, atau internal ITS. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Festival Dolanan 2019 kali ini mengizinkan masyarakat umum untuk turut berpartisipasi menjadi peserta kompetisi musik patrol dan siswa SMA menjadi partisipan pada kompetisi bentengan dan gobak sodor. Antusiasme ini terlihat pada banyaknya peserta yang meningkat dari tahun sebelumnya.
Berkaitan dengan hal ini, Laksmi menyatakan sangat mungkin bahwa Festival Dolanan ini akan diadakan tahunan. “Nanti kita (IKA ITS PW Jatim, red) akan mengkaji lebih lanjut soal rencana ini. Semoga bisa direalisasikan untuk Festival Dolanan menjadi acara tahunan,” pungkasnya. [Zainal Ibad]

Tags: