SMK Antartika 1 Bentuk Karakter Siswa Melalui Kedisiplinan

Kepala SMK Antartika 1 Buduran Tohirin sedang memantau UNBK siswanya dari monitor CCTV. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Penerapan kedisiplinan SMK Antartika 1 Buduran Sidoarjo terhadap siswanya tidak tanggung – tanggung. Bukan hanya kedisiplinan masuk dalam kelas saat mata pelajaran, tapi mulai masuk pintu sekolah pun sudah mulai diperketat kedisiplinannya. Tujuannya membentuk karakter siswa lebih baik lagi di masa mendatang.
Dalam pelaksanaan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer) SMK kemarin, ada salah satu siswa yang masuk ujian sesi kedua. Para siswa sudah harus masuk dalam kelas sebelum pukul 10.30 WIB. Namun salah satu siswa ada yang baru hadir pukul 10.30 WIB.
Melihat ada salah satu siswa yang terlambat, Kepala SMK Antartika 1 Buduran Drs Tohirin MPd dengan tegas memerintahkan kepada stafnya untuk memberikan sanksi kepada siswa ini. Karena mereka para peserta sudah diberikan pengumuman, sudah disosialisasikan agar sudah ada di sekolah 30 menit sebelum UNBK di mulai.
“Siswa itu tadi masuknya pukul 10.30 WIB, tetapi datangnya juga pukul 10.30 WIB. Berarti dia tak disiplin. Agar disiplin bisa berjalan dengan baik, dan tidak diikuti teman yang lain, makanya harus diberikan sanksi. Penerapan disiplin ini akan membentuk karakter siswa bisa lebih baik lagi. Juga akan bermanfaat bagi siswa saat lulus nantinya,” tegas Tohirin.
Penerapan disiplin ini tidak diperuntukan para siswa saja, tetapi semua petugas, semua guru termasuk semua tamu yang berkunjung di sekolah yang terletak di Jl Siwalan Panji Buduran Sidoarjo ini. ”Walaupun ada tamu dari dinas pendidikan yang memantau ujian nasional, mereka tetap wajib memantau dari monitor CCTV. Boleh ke ruang kelas, asalkan sebelum ujian dimulai,” pungkasnya.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jatim Wilayah Surabaya dan Sidoarjo, Dr Sukariyantho MSi juga menjelaskan, program kedisiplinan di sekolah itu sudah terbiasa. Jika ada siswa yang tidak disiplin ya hukumannya disesuaikan dengan aturan yang berlaku di sekolah itu.
“Mungkin bisa diberikan hukuman dengan memotong rambutnya sedikit saja. Atau apapun yang tidak menyakiti, tetapi bisa membuat para siswa jera,” katanya saat ditemui, pada (17/3) kemarin. [ach]

Tags: