SMP Sepuluh Nopember Buka Kelas Internasional

Para siswa SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo memanfaatkan liburan belajar ke Kampung Inggris Pare Kediri.

Sidoarjo, Bhirawa
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat menuntut kualitas SDM yang siap bertarung pada persaingan global. Hal tersebut ditangkap SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo dengan membuka kelas internasional.
Program yang dibuka mulai penerimaan siswa baru dengan 8 kelas, khusus yang 3 kelas untuk kelas internasional. “Tujuan kami kedepan untuk mencetak siswa yang handal berbicara dengan berbahasa yang baik, terutama bahasa Inggris,” jelas Kepala SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo Luluk Nuryanti, M.Pd kemarin (20/12).
Untuk mendukung program tersebut, pihaknya telah mempersiapkan kepada siswanya pada liburan sekolah ini, dengan mengikuti program studi ke Kampung Inggris, di Pare Kediri. Karena kita mulai tahun ini buka kelas internasional. “Selain berbahasa Inggris yang baik, siswanya juga diwajibkan siswanya berbicara bahasa Jepang, bahasa Mandarin dan bahasa arab setiap harinya,” katanya.
Menurutnya, membuka kelas internasional saat ini masih sangat potensi sial, karena era MEA dan era milelial yang penuh dengan digitalisasi sudah berajalan. Sementara kesempatan atau peluangnya belum banyak dibuka oleh lembaga-lembaga pendidikan. “Jadi, bahasa itu adalah kunci utama. Tanpa bahasa, kita tidak bisa tahu apa yang dia maksud, dan apa yang kita maksudkan,” kata Bu Luluk_sapaan sehari-harinya.
Terpisah, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Sidoarjo, Rudi Pujiantoro mengatakan kalau jumlah pendidikan SMP Negeri di Sidoarjo sebanyak 44 lembaga, dan untuk SMP Swasta sebanyak 136 lembaga, semuanya belum ada yang membuka kelas Internasional. “Ada yang membuka kelas Internasional kurikulum Singapore, yakni SMP Singapore di Waru Sidoarjo.
Kondisi sekarang ini jika ada sekolah yang membuka kelas Internasional masih sangat berpeluang bagus. “Tetapi syarat dan prasarananya harus terpenuhi dulu, dan yang lebih penting harus mendapatkan rekomendari dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terlebih dahulu,” tegas Rudi Pujiantoro. [ach]

Tags: