SMPN 4 Sidoarjo Melaju di Top 45 Kovablik Jatim

Sekdakab Ahmad Zaini, di ruang transit pendopo Delta Wibawa, memaparkan inovasi membaca tulis online yang diterapkan di SMPN 4 Sidoarjo kepada tim juri Kovablik Jatim 2020.

Sidoarjo, Bhirawa
Kegiatan literasi wajib baca di lingkungan SMPN 4 Sidoarjo yang diberi nama Calisline atau kepanjangan Baca Tulis Online, pada lomba kompetisi inovasi pelayanan publik (Kovablik) tingkat Provinsi Jawa Timur 2020, saat ini mampu bertengger dalam kelompok Top 45 besar.
Menurut Kepala Bagian Organisasi Pemkab Sidoarjo, Arif Mulyono SSTP MAP, apabila inovasi pendidikan di Kab Sidoarjo tersebut mampu menyisihkan inovasi peserta lain dari Kab/Kota di Jawa Timur yang ikut, maka selanjutnya akan masuk dalam babak Top 25 besar.
“Semoga terus lancar,” komentar Arif, yang Rabu (26/8) kemarin, mendampingi Sekdakab Sidoarjo, Drs Ahmad Zaini MM, yang secara video conference di Pendopo Delta Wibawa, memaparkan inovasi Calisline ini kepada para tim juri dari Biro Organisasi Pemprov Jatim.
Sekdakab Ahmad Zaini, kepada tim juri Kovablik Jatim, secara umum memaparkan inovasi Kovablik itu mampu memotivasi para siswa maupun guru di sana, dalam kegiatan tulis menulis.
Sebelum pihak sekolah memfasilitasi adanya sarana digital ini, karya tulis yang dihasilkan oleh siswa untuk mengisi web sekolahan tersebut mengalami peningkatan significant.
Data yang disebutkan, awalnya minat literasi untuk menulis dalam Seminggu dinilai rendah sekali. Yakni sekitar 135 hasil karya tulis dari hasil literasi. Padahal targetnya sebanyak 1904 karya.
Namun, setelah pihak sekolah memfasilitasi internet dan yang tidak punya komputer bisa memakai komputer milik sekolah, bisa mencapai sampai 11.603 karya tulis. Semua karya tulis siswa diuplode kedalam web SMPN 4 Sidoarjo.
“Kita bersyukur ada peningkatan yang sangat significant. Apalagi Kab Sidoarjo ini sejak tahun 2016 lalu sudah dicanangkan sebagai Kota Literasi di Indonesia,” kata Ahmad Zaini, yang baru saja ditunjuk sebagai Plh Kab Sidoarjo oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
Dalam pencanangan sebagai Kota literasi di Indonesia, pada tahun 2016 itu, kegiatan literasi berupa membaca buku yang diikuti oleh ratusan siswa sekolah di Kota Sidoarjo itu, berhasil masuk dalam Museum Rekor Republik Indonesia (MURI).
“Pada tahun 2018, dalam program kelompok budaya kerja (KBK) tingkat Jawa Timur, inovasi KBK ini juga berhasil meraih peringkat k-2,” ujarnya.
Menurut Zaini, dalam kondisi pandemi Covi-19, dimana pembelajaran tatap muka masih belum bisa dijalankan dengan baik, maka siswa tentu saja dipacu untuk semakin produktip melahirkan karya literasi secara online.
Karya literasi yang dihasilkan secara online, kata Zaini, bisa dilakukan dimana dan kapan saja. Sebab karya literasi online bisa memanfaatkan sarana komputer dan smartphone.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dikbud Kab Sidoarjo, Drs.M.Asrofi MM, mengatakan Kab Sidoarjo mengembangkan program pembelajaran literasi, supaya anak didik bisa menjadi lebih paham atas apa-saja yang baru saja dipelajari di sekolah.
“Jadi tujuannya adalah siswa tidak hanya cukup tahu saja dari apa yang baru saja ia baca atau pelajari, namun siswa diarahkan juga mampu menyampaikan kembali secara lisan dan tulisan dari apa yang ia pelajari,” jelas Asrofi, yang kemarin juga mendampingi Sekda Ahmad Zaini. [kus]

Tags: