SNI Award 2018, Kado Ubaya di Usia Emas

Rektor Ubaya Prof Ir Joniarto Parung (kiri) menunjukkan perolehan SNI Award 2018 dengan kategori emas. Pengahrgaan ini sudah lima kali didapat oleh Ubaya berturt-turut sejak tahun 2014.

Tingkatkan Inovasi dan Konsisten pengembangan SDM
Surabaya, Bhirawa
Mengusung jargon Beyond 50 Years : Dedication, Respect and Consistency diusia setengah abadnya, Universitas Surabaya (Ubaya) benar-benar membuktikkan diri menjadi perguruan tinggi unggulan. Terbukti berbagai prestasi nasional bahkan international secara institusi telah diraih. Seperti perolehan akreditasi Intitusi ‘A’ dan berapa-beberapa fakultas yang mendapatkan akreditasi international.
Baru-baru ini, untuk kelima kalinya Ubaya menerima SNI Award 2018 dengan kategori emas untuk yang kelima kalinya juga. Diberikan oleh pemerintah melalui Badan Standarisasi Nasional (BSN) kepada organisasi yang konsisten dalam menerapkan standar.
Rektor Ubaya, Prof Joniarto Parung menuturkan, berbagai pencapaian tersebut menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Ubaya dalam meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan diakui baik oleh berbagai pihak. “Setelah mendapatkan ini, Ubaya harus bisa terus meningkatkan kualitasnya, meningkat mutu dan kinerjanya,” ungkapnya.
Dalam penghargaan SNI Award ini, diakui Prof Joni memberikan keyakinana bagi Ubaya untuk lebih banyak berkontribusi bagi masyarakat dan negara. Mengingat perolehan penghargaan tersebut menunjukkan jika Ubaya memenuhi standar. Bahkan melebihi yang dibutuhkan oleh institusi pendidikan menurut SNI yang dievalusi oleh gabungan ahli dari latar belakang pendidikan, industri, akademisi, pemerintahan, pakar dan pengamat kualitas.
“Dalam penghargaan ini kriteria khusus yang dinilai meliputi kepemimpinan (visi dan misi) dan pengembangan sumber daya manusia,” ujarnya.
Dalam pengembangan SDM, lanjut Prof Joni, Ubaya berkomitmen dalam memberikan ruang dan kesempatan bagi dosen, tenaga pendidikan, staf, maupun teknisi untuk meningkatkan kualitas keahlian dan keterampilannya.
“Kita memulainya dengan pengembangan dosen, peningkatan dosen yang studi S3, mengikuti berbagai khursus sesuai bidang keahlian atau diluar bidang keahlian, seperti pengolahan basis data, penulisan ilmiah dan pengolahan jurnal kita beri kesempatan. Termasuk juga teknisi listrik,” kata Prof Joni.
Sementara dari mahasiswa, pihaknya terus mendorong mahasiswa untuk mengikuti berbagai kompetisi nasional maupun international dalam mengembangkan diri. Selain itu, sebagai kampus yang berupaya untuk memberikan kontribusi terhadap masyarakat pihaknya juga mendirikan Ubaya Penanggungan Centre, Edu Agro Wisata, dan tempat pengembangan biogas dari kotoran hewan sapi.
Prof Joni menambakan, pengembangan SDM juga didasari dari perubahan dan tantangan lembaga dari tahun ke tahun. Sehingga dalam proses penilaian SNI, pihaknya tidak merasa kesulitan ketika ti assesor (penilai) berkunjung ke kampusnya.
“Yang terpenting setiap kebijakan yang ada di Ubaya pemimpin harus tahu sistemnya. Baik Rektor, Dekan maupun Kaprodi semua harus bersinergi. Karena yang dilihat adalah komitmen dari pemimpin itu sendiri yang mencakup visi dan misinya untuk pengembangan kualitas,” ungkapnya.
Ke depan, Prof Joni mengaku jika Ubaya harus fokus dan konsisten untuk berinovasi, pengembangan sumber daya manusia (SDM), kepemimpinan yang mendorong kreatifitas, penguatan perencanaan dan implementasi serta evaluasi perencanaan strategis.
Dalam penghargaan SNI Award 2018 beberapa waktu yang lalu di Jakarta, Meristekdikti Prof Mohammad Nasir memberikan pendapatnya terkait revolusi industri 4.0 dan langkah yang harus dihadapi oleh Perguruan Tinggi atau organisasi. Menurut dia, perubahan industri 4.0 menyebabkan perubahan digital dan human menjadi satu. Oleh karena itu, inovasi yang dihasilkan harus terstandarisasi dengan baik.
“Bagi perusahaan dan universitas yang mendapatkan penghargaan, saya turut merasa bangga. Ini sebagai langkah awal bagi bapak dan ibu pemimpin untuk ingat jika kedepan tidak ada lagi face to face. Bisa jadi online any time, any where, any place. Peran dosen harus terus berinovasi guna mewujudkan long life learning,” ujar Nasir.
Tahun ini, penghargaan SNI diberikan kepada 56 organisasi dan perusahaan dari sebanyak 208 peserta awal yang mendaftar. Terdapat 19 orang ahli sebagai juri di bidang standarisasi dan penilaian kesesuaian. [Diana Rahmatus S]

Tags: