Stok LPG Kota Malang Aman Selama Ramadan

foto ilustrasi

Kota Malang, Bhirawa
Kebutuhan masyarakat selama Ramadan dipastikan aman, Kepastian tersebut didapatkan setelah Tim Pengendalian Inflansi Daerah (TPID) Kota Malang, melakukan sidak di beberapa pusat kebutuhan masyarakat, akhir pekan kemarin. Salah satunya adalah di Kantor Pertamina Malang.
Tim yang dipimpin oleh Wakil Wali Kota Malang, Sutiaji itu, mendapat penjelasan  jika  LPG di Kota Malang ukuran tiga kilogram selama Ramadan hingga lebaran dipastikan aman. Lantaran , penambahan stok dilakukan antara 10 sampai 15 persen dibanding hari biasa sudah dilakukan.
Putut Prianggono Operation Head Terminal BBM Malang, mengatakan, di hari normal konsumsi LPG ukuran tiga kilogram untuk Kota Malang,  mencapai hingga   40 ribu tabung lebih.
“Tahun lalu, selama Ramadan kami estimasikan kenaikan sampai 8 persen, dan sekarang 10 sampai 15 persen. Jadi pasti cukup,”ujar Putut Prianggono. Untuk memenuhi lonjakan kebutuhan LPG, menurutnya di agen maupun  pangkalan,  sudah dipersiapkan. Total, untuk pangkalan siaga saat ini sejumlah 400 pangkalan yamg tersebar diberbagai titik, di Malang raya. Targetnya, kebutuhan tetap terpenuhi terutama di hari-hari yang paling urgent seperti awal puasa, hari Raya Id Fitri, hingga pasca Idul Fitri.
Tak hanya itu, dia juga meminta kerjasama dari para jajaran samping seperti Kepolisian untuk membantu kelancaran distribusi BBM dan LPG ke berbagai wilayah. Sehingga tidak sampai terjadi kekurangan stok di berbagai pangkalan.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang, H. Sutiaji, mengemukakan,  meskipun stok LPG maupun BBM dipastikan aman dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, pihaknya meminta agar petugas tetap bersiga. Terutama untuk pendistribusian LPG agar lebih safety.
“Saya berharap bisa disampaikan dengan aman kepada masyarakat, sehingga tidak terjadi kepanikan. Ini sangat penting, kalau sampai terjadi kepanikan akan mengganggu,” tutur Sutiaji.
Berdasarkan pantauan tim TPID,  harga kebutuhan pokok di Kota Malang terpantau masih stabil. Namun tidak menutup kemungkinan, harga bakal melonjak di pekan terakhir  Ramadan nanti.
Sutiaji yang melakukan inspeksi mendadak ke dua pasar sekaligus yaitu Pasar Oro-Oro Dowo dan Pasar Rakyat Bareng mengatakan, harga kebutuhan di dua pasar itu memang mengalami kenaikan, namun tidak terlalu signifikan. Pedagang pun diminta agar tetap menjaga kestabilan harga dengan tidak memainkan harga.
“Di dua pasar ini memang harganya ada perbedaan. Mungkin karena segmentasinya berbeda, namun ini masih dalam batas kewajaran, dan semoga tidak ada gejolak sampai lebaran nanti,”katanya.
Untuk mencegah kenaikan yang tidak diinginkan, menurutnya pihak pemerintah kota akan terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Termasuk melakukan pengecekan langsung kepada gudang dari para distributor. “Saya harap tidak ada permainan. Nanti di awal harganya murah, tapi pertengahan langsung dinaikan,” terangnya.
Tak hanya itu, dia juga menyampaikan saat ini harga yang dipatok di masing-masing pasar memiliki perbedaan. Dicontohkannya untuk  ayam potong misalnya, di Pasar Oro-Oro Dowo per kilogramnya dibandrol Rp 32 ribu, sedangkan di Pasar Rakyat Baremg seharga Rp 29 ribu per kilonya.
“Kalau di Oro-Oro Dowo segmennya menengah ke atas sepertinya, dan berbeda dengan Pasar Rakyat Bareng yang harganya lebih rendah. Jadi harga tergantung pasarnya,” tukas Sutiaji. [mut]

Tags: