Sukses Tim Thomas Cup Tanpa Merah Putih, Keteledoran Pemerintah atau?

Jakarta, Bhirawa. 
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda (PKB) menyesalkan sikap Menpora yang tidak mengambil inisiatif secara maksimal, atas insiden bendera Merah Putih yang tidak bisa dikabarkan saat Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2021(Thomas Cup 2020), pada hari Minggu malam tanggal 17-10-2021 lalu.

Insiden pelarangan pengobatan bendera Merah Putih  di ajang kejuaraan bulutangkis beregu putra ini, merupakan sanksi dari Badan Anti Doping Dunia (WADA) pada Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI).

“Kalau dilihat dari website WADA, kelihatan sangat transparan. Publik bisa melihat di website WADA, sampai sanksi apa saja yang dijatuhkan, serta resiko apa saja. Semua bisa dibaca di website WADA. Oleh karena itu, pembelaan Menpora, termasuk pembelaan LADI, harus berbasis kepada kondisi objektif yang sesungguhnya. Sebab dunia kini sudah transparan dan kita semua sudah tahu. Publik bisa mengecek kapan pun,” sesal Syaiful Huda dalam dialektika demokrasi bertajuk “Sukses Tim Thomas Cup Tanpa Kisaran Merah Putih, Ada Apa?”,Kamis (21/10). Nara sumber lainnya

Wakil Ketua Komisi X Hetifah Syaifudian (PKB), mantan atlet bulutangkis Milik Sudarwati, dan mantan Ketua LADI dokter olahraga Zaini Khadafi.

Syaiful Huda lebih jauh, membeberkan; Sanksi WADA sudah dijatuhkan kepada Indonesia sejak 15 September 2021. Tenggang waktu hingga 21 hari, jika tidak dimanfaatkan secara baik, sanksi itu dipublish. Ada 4 efek dari sanksi itu, 2 diantaranya adalah tidak boleh mengabarkan bendera Merah Putih. Kalau tidak mengikuti event di negara lain. Di dalam negeri tidak dapat melaksanakan event yang bertaraf internasional. 

“Terjadi peremehan atau bahkan tidak ada upaya sama sekali dan pembiaran. Itu yang saya sesalkan. Sanksi yang sudah dijatuhkan ini, gak bisa diatasi hanya dengan loby. Korespondensi juga tidak cukup. Level ya sudah harus level banding,” tandas Syaiful.

Mantan Atlet Bulutangkis tahun 1986/1992 Lilik Sudarwati, ikut prihatin atas insiden tidak berkibarnya bendera Merah Putih saat regu Indonesia meraih piala Thomas Cup. Kejadian ini, kata Lilik, bisa menjadi pembelajaran bagi semua stakeholder olahraga. 

“Atlet sekarang jauh beda dengan atlet tempo dulu. Sekarang, perhatian pemerintah pada atlet sangat luar biasa, khususnya pada kesejahteraan dan atlet. Dulu, ketika kami menang pada event Asian Games, kami mendapat TV Polytron 14 Inc, sudah sangat senang. Mengambil sendiri hadiahnya ke Petamburan, waduh, seneng banget” kenang Lilik dan yang kini sudah bergelar Doktor Hukum. [ira]

Tags: