Sungai di Pasuruan Terdegradasi, Butuh Perhatian

Si Hijau peduli lingkungan tengah bersih-bersih hulu sungai Welang di Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Minggu (16/12).

Pasuruan, Bhirawa
Sungai merupakan sumber kebidupan. Baik untuk irigasi pertanian, kehidupan biota air hingga lainnya. Namun, saat ini justru fungsi sungai berpindah lantaran kondisi air sungai mengalami penurunan, baik kualitas maupun kuantitas.
Enam sungai yang masuk wilayah Kabupaten Pasuruan. Yakni sungai Rejoso, Gembong, Welang, Masangan, Kedunglarangan dan Lawean mengalamai egradasi fungsi akibat sejumlah masalah lingkungan seperti pencemaran dan sedimentasi.
“Sejumlah sungai-sungai itu terkategori sudah genting dan butuh perhatian. Yang lebih ironi, sungai-sungai yang ada di Kabupaten Pasuruan semakin terdegradasi, dikarenakan tidak berfungsi atau sudah tidak mampu lagi menjaga keseimbangan,” ujar Sugiarto, pegiat lingkungan asal Desa Cowek, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Minggu (16/12).
Selain itu, masih banyaknya bencana kekeringan pada musim kemarau dan banjir di musim penghujan.
“Sungai Welang saat ini masuk kategori kelas C dan sudah tercemar. Kerusakan karena sedimentasi selain tercemar limbah rumah tangga maupun industri,” kata Sugiarto yang juga pernah mendapatkan penghargaan Kalpataru, sebagai perintis lingkungan, tahun 2011 lalu.
Begitu pedulinya terhadap konservasi lingkungan, membuat yayasan Sanggar Indonesia Hijau (Si Hijau) tersebut mendapat penghargaan juara III tingkat nasional dari Kementrian PUPR terkait komunitas peduli sungai di penghujung akhir tahun 2018 ini.
Pihaknya akan terus bergerak menjadi bagian dari alam. Tempatnya, saat ini juga menjadi kawasan edukasi lingkungan, membuat percontohan perlindungan mata air.
Menerapkan wisata edukasi konservasi, macan wisata tanam pohon, wisata kemah konservasi, jelajah sumber mata air, hingga panduan wisata keanekaragaman hayati. “Memberikan dampak dan manfaat bagi semua orang dan lingkungan itulah tujuan hidup saya,” papar Sugiarto. [hil]

Tags: